Setelah nyaris 9 bulan mimin tidak mengetik subtopik ini, “Temukan bangunan karya….” kembali dengan topik yang lebih dekat dengan eksistensi blog ini, yaitu Soejoedi Wirjoatmodjo.
Beliau adalah seorang arsitek legendaris yang merancang Gedung MPR/DPR/DPD-RI, tetangganya Manggala Wanabakti, hingga gedung-gedung kementerian dan kedutaan besar. Tokoh arsitektur yang membentuk biro arsitek Gubah Laras ini dikenal dengan bangunan modern yang disebut oleh sebagian orang berseni.
Pernahkah anda mendengar namanya? Bila belum, SGPC kenalkan
Soejoedi Wirjoatmodjo lahir pada tanggal 27 Desember 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Anak ke-6 dari 12 bersaudara dari seorang bapak pemilik rumah gadai di Wonogiri, semasa kecilnya ia hanya suka menggambar dan jalan-jalan – apalagi kalau ke kota, selalu melihat bangunan dan pesawat terbang. Wah, kayak anggota Skyscrapercity saja. Untuk bergaul, ia ternyata kurang begitu bagus.
Namun, zaman Soejoedi muda jangankan ada Skyscrapercity, saat ia usia 17 tahun, setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, ia harus angkat senjata untuk mempertahankan Indonesia merdeka. Soejoedi muda bergabung di Tentara Pelajar dan menjabat sebagai Kepala Staf Tentara Pelajar Brigade XVII, Detasemen II, Rayon V Surakarta.
Pasca-perang, Soejoedi langsung menimba ilmu, awalnya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Bandung bagian mesin pada 1950, selanjutnya pindah ke Jurusan Arsitektur setahun kemudian. Beliau lulus pada tahun 1954, lalu kuliah lagi di Paris, tepatnya École nationale supérieure des Beaux-Arts (ENSBA, Sekolah Tinggi Nasional Seni Murni di Paris) selama setahun dan bersama dengan teman-teman sejawatnya yaitu Han Awal dan Mustafa Pamuntjak, kuliah di Delft (Technische Hoogeschool).
Namun, gegara ribut Irian Barat, mahasiswa arsitektur Indonesia ini harus cabut dari Belanda, dan akhirnya berlabuh di Technische Universität Berlin di Berlin Barat, sebuah kota Jerman Barat yang dikepung oleh Jerman Timur. Konon, perkembangan arsitektur di Jerman Barat inilah yang memengaruhi cara merancang bangunan yang dilakukan oleh Soejoedi.
Soejoedi baru lulus pada 1960 dengan status cum laude, dan setahun kemudian menjadi ketua prodi Arsitektur ITB. Di periode ini beliau juga menangani proyek di Bandung di bawah bendera “Biro Arsitek Prakarsa”.
Sisanya bisa anda tebak sendiri. Pada bulan November 1964, Soejoedi memenangkan sayembara perancangan Gedung Conefo (sekarang MPR/DPR-RI) setelah bersaing dengan perusahaan besar seperti Bina Karya dan Perentjana Djaja, dan langsung ditunjuk sebagai ketua Team I Perencanaan Gedung Conefo. Lima tahun kemudian beliau membentuk PT Gubah Laras Arsitek & Perencana, sekaligus menerima banyak pesanan.
Sayangnya, Soejoedi jenius arsitektur nasional, seringan sakit-sakitan dan pada akhirnya harus istirahat total di Magelang hingga wafat pada 17 Juni 1981.
Karya arsitektur Soejoedi monumental dan modern
Mayoritas karya arsitektur Soejoedi tergolong monumental dan megah, serta memiliki ciri khasnya tersendiri. Banyak diantaranya merupakan proyek gedung perkantoran untuk instansi internasional, pemerintah maupun niaga, yang tersebar dari Karangkates hingga Beograd.
Mengingat bangunan-bangunan tersebut merupakan fasilitas internasional, disarankan untuk mengajukan izin kepada instansi yang bersangkutan. Tetapi beberapa karyanya bisa anda lihat dari jalan karena ukurannya yang dirasa cukup besar.
Data per buku “Membuka Selubung Cakrawala Arsitek Soejoedi” karangan sejarawan arsitektur Budi A. Sukada dan di halaman resmi Gubah Laras yang datanya berpotensi diperdebatkan (*).
Nama proyek | Alamat (Geocode) | Tahun konstruksi/desain | Catatan |
JAWA BARAT | |||
Restoran Braga Permai | Jalan Braga No. 58 Bandung, Jawa Barat | des/kon 1961 (klaim CV Suwondo B. Sutedjo) k/l 1962-64 (est. SGPC) | Tahun konstruksi/desain adalah prakiraan, menimbang statemen Budi A. Sukada bahwa Braga Permai dirancang semasa menjadi kaprodi Jurusan Arsitektur. Di bawah bendera “Biro Arsitek Prakarsa”. |
Rumah | Jalan Cisitu Lama No. 101 Bandung, Jawa Barat | des 1967-68 | Rumah pribadi. |
LUAR DKI JAKARTA & JAWA BARAT | |||
PLTA Ir. Sutami Karangkates | Desa Karangkates, Kec. Sumberpucung, Kab. Malang, Jawa Timur | kon 1969-73 | Salah satu dari sedikit instalasi listrik di Indonesia yang ditangani biro arsitek. Akses terbatas |
Bank Syariah Indonesia K.C. Pematangsiantar | Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1 Pematang Siantar, Sumatera Utara | kon 1976-78 | Eks. Bank Ekspor-Impor Indonesia dan Bank Mandiri. Eksterior berubah total |
Bank Mandiri K.C.P. Letjen Suprapto Balikpapan | Jalan Letjen Suprapto No. 1 Balikpapan, Kalimantan Timur | kon 1981-83 | Eks. Bank Ekspor-Impor Indonesia Sebagian eksterior berubah total |
DKI JAKARTA | |||
Gedung MPR/DPR/DPD-RI | Jalan Gelora Jakarta Pusat | des 1964 kon 1965-1983 | Tahun peneyelesaian bertahap. Soejoedi adalah kepala Tim I perencanaan. Akses bisa diajukan di laman resmi DPR |
* Gedung Sekretariat Jenderal DPR-RI | Jalan Gelora Jakarta Pusat | kon 1979-1982 | Diklaim bukan karya Soejoedi oleh Budi A. Sukada. Buku DPR-RI periode 1977-1982 menampilkan sosok yang diduga Soejoedi hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sekjen DPR-RI pada 6 Desember 1979, sehingga klaim Budi A. Sukada dipertanyakan. |
Kedutaan Besar Perancis | Jalan M.H. Thamrin No. 30 Jakarta Pusat | des 1967 kon 1967-1974 | Dibongkar 2013. Gedung yang berdiri saat ini adalah karya Segond-Guyon |
Gudang PT Tunggal Sila Farma | Jalan Pulomas Selatan Jakarta Timur | des 1971 kon 1972, 1981 | Arsip tidak tersedia, namun catatan pemberitaan dan website resmi Gubah Laras mencatat bahwa gedung ini adalah eks pabrik International Cosmetics. Akses terbatas |
Pusat Grafika Indonesia | Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 42-43 Jakarta Selatan | kon 1971-1973 | Terbelah menjadi dua sejak 2000an, salah satunya adalah kantor PT Best Agro Internasional. |
Rumah | Jalan Balai Pustaka Barat Kav. 720-721 Jakarta Timur | des 1972 | Rumah pribadi |
Gedung Sekretariat ASEAN | Jalan Sisingamangaraja No. 70A Jakarta Selatan | des 1976 kon 1978-80 | Akses terbatas. Bisa anda foto dari tangga akses menuju TransJakarta |
Gedung Karsa Kementerian Perhubungan | Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat | des 1979 kon 1979-82 | Rampung setelah Soejoedi wafat |
Kompleks Kementerian Pertanian | Jalan Harsono R.M. No. 3 Jakarta Selatan | des 1979 kon 1979-1997 | Bertahap, keseluruhan rampung setelah Soejoedi wafat. Akses terbatas |
Manggala Wanabakti | Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat | des 1976 kon 1976-1983 | Akses terbuka untuk Museum Kehutanan. Tidak termasuk blok 7 yang selesai dibangun 1993. Blok 1 adalah proyek niaga satu-satunya Soejoedi yang terealisasi. Rampung setelah Soejoedi wafat |
Gedung A Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah | Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat | des 1960an kon 1970-73 | Dirancang tidak di bawah nama Gubah Laras. |
* Kalbe Farma Pulomas | Jalan Pulomas Selatan No. 2 Jakarta Timur | kon 1975-77 | d/h Alberto Culver Indonesia. Data per halaman resmi Gubah Laras |
* Anti Corruption Learning Centre KPK | Jalan H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Jakarta Selatan | des 1980 kon 1980-82 | d/h Gedung Papan Sejahtera. Data per halaman resmi Gubah Laras dan Majalah Konstruksi No. 149, September 1990. |
* Kimia Farma Pulomas | Jalan Pulo Kambing Raya No. 15 Jakarta Timur | kon 1978-80 | d/h Balai Pustaka Pabrik I, 1980-2020. Data per halaman resmi Gubah Laras |
* Balai Pustaka Pabrik II | Jalan Rawa Gatel No. 17 Jakarta Timur | kon 1980-83 | Data per halaman resmi Gubah Laras |
Rumah | Jalan Banjarsari V No. 11 dan 11A Cilandak, Jakarta Selatan | i.t.a. | Nomor 11A dibongkar 2023. Hanya dijelaskan selentingan di buku Budi A. Sukada sebagai “Rumah di Cipete.” Rumah pribadi |
* Rumah | Jalan Prambanan No. 5 dan 7 Menteng, Jakarta Pusat | i.t.a. | Nomor 7 dibongkar 2014, tetapi untuk nomor 5 masih terbuka kemungkinan bukan karya Soejoedi. Hanya dijelaskan selentingan di buku Budi A. Sukada. Rumah pribadi |
DKI JAKARTA, ALAMAT PASTI TIDAK JELAS | |||
Rumah Dinas Rektor Universitas Indonesia | i.t.a. | i.t.a. | “Rumah-rumah tersebut sudah diubah berkali-kali oleh para pemiliknya sehingga tampilan awalnya sulit dkenali kembali.” – Budi A. Sukada. Disebut selentingan |
KBRI | |||
Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur | Jalan Tun Razak (Pekeliling) 233 Kuala Lumpur, Malaysia | kon 1972-76 | Akses khusus WNI |
Kedutaan Besar RI Seoul | 380 Yeouidaebang-ro, Seoul, Korea Selatan | kon 1975-77 | Akses khusus WNI. Data resmi per halaman resmi Gubah Laras |
Kedutaan Besar RI Beograd | Bulevar kneza Aleksandra Karađorđevića 18, Beograd, Serbia | kon 1979-81 | Akses khusus WNI |
TAK DIBANGUN | |||
Duta Merlin | Jalan Gajah Mada No. 3-5 Jakarta Pusat, Jakarta | des 1970 | Hanya pertokoan yang dibangun, karya Raysoeli Moeloek dan Michael Sumarijanto. Gedung karya Soejoedi, Hotel Duta Merlin, tidak dibangun |
Kedutaan Besar RI Colombo | Sarana Road, Colombo, Sri Lanka | des 1980 | Tidak dibangun. Lokasi adalah kantor KBRI Colombo saat ini |
Positif-negatif Soejoedi Wirjoatmodjo
Positif | Negatif |
Desain arsitektur modern yang kreatif dan tidak biasa | Soejoedi baru dikenal masyarakat sejak akhir 1994 |
Sumbangsih pada arsitektur modern Indonesia tergolong cukup besar, terkhusus Gedung MPR/DPR/DPD-RI dan Sekretariat ASEAN. | Bagi Mangunist, arsitektur tradisional atau fans arsitektur kolonial garis keras, persepsi karya Soejoedi sebagai mahakarya arsitektur masih sulit diterima |
Monumental | Sebagian karyanya dibongkar/direnovasi. |
Referensi
- Budi A. Sukada (2012). “Membuka Selubung Cakrawala Arsitek Soejoedi.” Jakarta: Gubah Laras.
- NBR (1994). “Karya Spektakuler Soejoedi Wirjoatmodjo.” Majalah Laras No. 71, November 1994, hal. 109-114
- Rahmi Hidayat (1994). “Karya arsitek Soejoedi: Sarat Makna, Berkarakter dan Bersejarah.” Majalah Konstruksi No. 199, November 1994, hal. 13-16
Tinggalkan Balasan