Hotel Bumi Surabaya, atau nama resminya Bumi Surabaya City Resort, adalah sebuah hotel resort besar yang berada di Jalan Basuki Rahmat Nomor 106-128 Kecamatan Genteng, yang kini dikelola secara independen dan dimiliki oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera) – asuransi milik pemegang polis.
Hotel yang berdiri di lahan seluas 3,5 hektar tersebut merupakan satu dari beberapa hotel yang dibangun di Kota Pahlawan pada dasawarsa 1970an (bersamaan dengan Hotel Mirama, Garden, Simpang dan Ramayana) dan juga 1990an (bersamaan dengan Sahid, Weta Internasional dan Hotel Surabaya Suites). Ia bertetangga dengan kantor pusat Bank Jatim, hotel Goldvitel, Japfa Indoland dan Plaza BRI.
Terdiri dari tiga bangunan yaitu blok utama yang merupakan rancangan Bruce Graham dari Skidmore, Owing & Merrill (SOM); blok menara dan gedung kantor Graha Bumi Modern yang asli rancangan Parama Loka Consultants – pendamping SOM dalam merancang blok utama – hotel berkonsep resort dengan 200 kamar ini berkembang secara bertahap dan awalnya merupakan bagian dari Hyatt, baik sebagai Hyatt Bumi Surabaya maupun Hyatt Regency Surabaya.
Blok utama Hotel Bumi Surabaya dirancang oleh arsitek Menara Willis Chicago
Induk Hotel Bumi Surabaya – PT Bumi Modern – secara legal dibentuk pada tahun 1973, saat-saat mania pembangunan hotel imbas adanya perhelatan Pacific Asia Travel Association 1974 mewabah di Tanah Air. Di awal kehadirannya, perusahaan tersebut dimiliki oleh AJB Bumiputera, Peter Sondakh dan H.A. Latief Thoyib. Setahun kemudian, secara simbolis pemancangan tiang pertama calon Hotel Bumi Surabaya dilaksanakan pada bulan Mei 1974 oleh Gubernur Jawa Timur Moh. Noer. Setahun kemudian (1975) kontrak manajemen dengan Hyatt International diteken.
Pembangunan hotel berlantai 11 itu sejatinya dimulai bulan November 1976 dan selesai dibangun pada Agustus 1979. Tetapi operasional pra-pembukaan blok berlantai 11 (41 meter) sudah dimulai sejak 30 Mei 1979 dengan 100 kamar yang sudah selesai pengerjaan interiornya; dengan detail lantai 1 dan 2 terbuka penuh, lantai 4, 5, dan 6 dibuka sebagian. Hotel Hyatt Bumi Surabaya resmi dibuka oleh Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin pada 16 Desember 1979, menjadikannya Hyatt ketiga di Indonesia setelah hotel di Sanur dan Jakarta. Proyek tahap pertama menghabiskan biaya konstruksi USD 22 juta atau setara Rp. 12 milyar (1979, setara Rp. 417 milyar nilai 2023).
Saat pertama dibuka resmi, Hotel Bumi Surabaya memiliki 270 kamar menurut berita di Jawa Pos (04/5/1979 dan 31/5/1979), Travel Indonesia (8/1979) dan majalah Konstruksi (5/1979 dan 1/1980) sudah termasuk 2 presidential suite, 15 junior suite dan 8 executive suite. Sisanya, bila SGPC benar, 235 kamar standar. Fasilitas lainnya seperti restoran Hugo’s pertama di Indonesia (1 Juli 1979), Arumanis Terrace, ballroom “Mahkota” berkapasitas 600 orang dan ASEAN Meeting Room, mulai beroperasi dalam waktu 2 bulan pertama operasional. Di masa jayanya, Hotel Bumi Hyatt adalah satu-satunya hotel di Jawa Timur yang berbintang 5.
Gedung utamanya dirancang oleh Bruce Graham dari firma arsitek kenamaan Skidmore, Owings and Merrill melalui bironya di Hongkong, menjadikan gedung utama Hotel Bumi Surabaya (sejauh ini) gedung karya Skidmore, Owings and Merrill pertama di Indonesia. Sayangnya, tidak banyak informasi arsitektur yang dipetik dari gedung ini.
Pada tahun 1989, Hyatt Bumi Surabaya menjalani renovasi perdananya, yaitu membenahi Arumanis Terrace, Regency Club, Bumi Lounge, fasilitas kebugaran, lorong beserta kamar-kamarnya. Proyek senilai 3,4 milyar rupiah nilai 1989 (atau setara Rp. 47 milyar nilai 2023) itu berlangsung dari April sampai September 1989, bila aral tiada melintang dalam renovasinya. Renovasi tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso, pada malam 19 Oktober 1989, setelah beberapa minggu sebelumnya Arumanis Terrace hasil reovasi dibuka untuk umum. Hingga tahun itu, Hyatt Bumi memiliki 268 kamar.
Menara dan Graha Bumi Surabaya yang membuat Bumi Modern tekor dan akhirnya menjadi penambang batubara
Pada 1989, Bumi Modern melakukan pembersihan lahan di utara gedung utama, dengan maksud merencanakan pembangunan gedung perluasan. Gedung perluasannya memiliki 27 lantai dengan luas lantai 22.117 m2 dan 243 kamar, sehingga total kamar yang tersedia di hotel berbintang lima pertama di Surabaya menjadi 511 kamar.
Peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso pada siang tanggal 15 Juli 1990 – dalam waktu bersamaan juga mengesahkan penggunaan nama “Hyatt Regency Surabaya” sebagai pengganti nama lama “Hyatt Bumi Surabaya” yang tidak hanya (mengutip manajer humas hotel pada Desember 1989) naik gengsi tetapi juga sesuai standar penamaan standar Hyatt International.
Pembangunan dilakukan oleh pemborong negara Wijaya Karya bekerja sama dengan pemborong asal Perancis Société Auxiliaire d’Entreprises mulai November 1991 dan sudah selesai dibangun pada November 1993, tepat saat Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman meninjau lokasi ini.
Selain perluasan hotel berlantai 27, Bumi Modern juga membangun gedung berlantai 7 dengan floorplate 7.000 meter persegi, yang ditempati oleh Garuda Indonesia sejak 1994. Keduanya dirancang oleh tim arsitek dari Parama Loka Consultants, yang perancangan desainnya masih mengacu pada masterplan dari Skidmore, Owings & Merrill walau kali ini peran SOM dalam pembangunan ekstensi gedung tersebut tak banyak di tahun 1970an karena faktor waktu.
Bumi Modern menghabiskan 96 juta dolar Amerika, atau 195 milyar rupiah kurs 1993, untuk membiayai pembangunan dan pembebasan lahan gedung ekstensi Hyatt Regency Surabaya, dengan dana didominasi berasal dari hasil IPO Bumi Modern di Bursa Efek Jakarta pada 1990 dan pinjaman bank. Pembangunan ekstensi tersebut, terutama gedung perkantoran berlantai 7, yang diberi nama Graha Bumi Surabaya, disebut menjadi penyebab krisis utang yang menjerat Bumi Modern pada 1996.
Peresmiannya dilakukan oleh Menkopolkam Soesilo Soedarman dan Menparpostel Joop Ave pada 16 Desember 1993. Keberadaan Jenderal Soedarman bisa dikatakan merupakan penghormatan kepadanya sebagai orang pariwisata sebelum jabatannya diganti Joop Ave, baginda pariwisata Indonesia.
Hotel Bumi Surabaya sudah dua kali berubah nama dan kepemilikan. Sekitar Desember 1989, Hotel Hyatt Bumi berubah menjadi Hyatt Regency Surabaya dan untuk nama sekarang, yaitu Hotel Bumi Surabaya, telah digunakan sejak 2008 setelah kontrak dengan Hyatt habis. Bumi Modern, pemilik lama, menjual kepemilikan keseluruhan hotel ini ke AJB Bumiputera 1912 – yang juga pemilik lama Bumi Modern – dan mulai 31 Agustus 1998 banting setir menambang batubara setelah dibeli oleh Bakrie Group. Namun aset kedua Bumi Modern di Uzbekistan masih dipegang penambang batubara hingga dijual di lain waktu.
Pada bulan Maret 2023, dalam rangka melunasi tunggakan klaim polis pemilik hotel, asuransi AJB Bumiputera, Hotel Bumi Surabaya City Resort saat ini sedang ditawarkan ke investor-investor Surabaya.
Hotel Bumi Surabaya menasbihkan dirinya oasis keramaian
Hotel Bumi Surabaya saat ini mentasbihkan dirinya sebagai sebuah “City Resort”, karena lanskap yang dipenuhi dengan taman yang menjadikan resort ini ibarat “oasis” di keramaian Surabaya. Hotel ini memiliki 200 kamar yang terdiri dari 5 kategori, dan sebuah lounge di lantai 23. Dengan keseluruhan kamar yang tersedia berkonsentrasi di tower, maka bisa dikatakan gedung utama karya Skidmore, Owings & Merrill, hanya menjadi gedung hantu belaka. Namun tidak semuanya.
Fasilitas yang tersedia di Hotel Bumi Surabaya sudah menjadi “sebuah kewajiban” resort kota yaitu fasilitas kolam, fitness dan spa, buffet makan bernama “Pasar” dan 7 rumah makan. Tidak ketinggalan 1 ballroom dan 5 ruang rapat/seminar untuk keperluan MICE. Kebanyakan fungsi ini berada di podium gedung utama berusia hampir berkepala lima tersebut.
Informasi lebih lanjut SGPC sarankan kunjungi web resminya, atau melalui profilnya di Agoda maupun Booking dot com.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1950an hingga 1970an dapat anda baca di artikel ini, sedangkan garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Keseluruhan
Nama lama | Hyatt Bumi Surabaya Hyatt Regency Surabaya |
Arsitek (masterplan) | Bruce Graham (Skidmore, Owings & Merrill) (arsitektur) Parama Loka Consultants (architect of record) |
Alamat | Jalan Basuki Rachmat No. 106-128 Genteng, Surabaya, Jawa Timur |
Jumlah kamar | 242 511 (+ kamar blok utama, tidak dibuka) |
Signifikasi | Pariwisata |
Blok 11 lantai
Arsitek | Bruce Graham (Skidmore, Owings & Merrill, arsitektur) Parama Loka Consultants (architect of record) |
Pemborong | Jaya Konstruksi (manajemen pembangunan) Pembangunan Perumahan (pondasi dan struktur) Frankipile Indonesia (pondasi) Wijaya Kusuma Contractors (finishing) |
Lama pembangunan (Gedung utama) | November 1976 – Agustus 1979 |
Dibuka (Gedung utama) | 30 Mei 1979 |
Diresmikan (Gedung utama) | 16 Desember 1979 |
Jumlah lantai (Gedung utama) | 11 lantai |
Tinggi gedung (Gedung utama) | 41 meter |
Biaya pembangunan | USD 22 juta (1979) Rp. 12 milyar (kurs 1979) Rp. 417 milyar (inflasi 2023) |
Blok menara dan Graha Bumi Surabaya
Arsitek | Parama Loka Consultants |
Pemborong (J.O.) | Wijaya Karya Société Auxiliaire d’Entreprises |
Lama pembangunan | November 1991 – Mei 1993 |
Diresmikan | 16 Desember 1993 |
Jumlah lantai (tower) | 27 lantai 2 basement |
Jumlah lantai (Graha Bumi Modern) | 7 lantai |
Tinggi gedung (tower, estimasi) | 87 meter |
Biaya pembangunan | USD 96 juta (1993) Rp. 195 milyar (kurs 1993) Rp 2 triliun (inflasi 2023) |
Referensi
- NN (1979). “Hyatt Bumi Surabaya, dibangun dengan sistem Construction Management”. Majalah Konstruksi, Juni-Juli 1979.
- Website resmi Wijaya Karya tertanggal 23 Januari 2000
- NN (1980). “Hotel Bumi Hyatt dibuka resmi”. Majalah Konstruksi, Januari 1980.
- NN (1990). “Kick-off Meeting for Hyatt Regency Surabaya”. Guide to Jakarta, Maret 1990.
- gp (1989). “Nama Regency Lebih Gengsi daripada Bumi”. Jawa Pos, 18 Desember 1989.
- pam (1993). “Regency Tower Siap Soft Opening”. Jawa Pos, 21 November 1993.
- ras (1993). “Hyatt Regency Surabaya Hari Ini Grand Opening: Juga Syukuran Naik Kelas Bintang Lima Berlian”. Jawa Pos, 16 Desember 1993 + Iklan, Jawa Pos, 16 Desember 1993.
- skt/ras (1993). “Kini Bintang Lima Berlian Satu-satunya di Surabaya: Peresmian Hyatt Dihadiri Tiga Menteri”. Jawa Pos, 17 Desember 1993.
- NN (2010). “Ganti Manajemen Tak Pengaruhi Kinerja Hotel Bumi”. Kabarbisnis, 5 Februari 2010. (Arsip)
- Website resmi Bumi Resources (Arsip)
- Dwi Ratih (1994). “Hyatt Regency Surabaya: Rumitnya Program Menjadi Tantangan Dalam Perancangan dan Konstruksi”. Majalah Konstruksi No. 189, Januari 1994.
- Yuwono Triatmojo (2019). “Berusia 29 Tahun di Pasar Modal, Begini Kisah Bumi Resources Setelah IPO (Bagian 2)“. KONTAN, 3 Agustus 2019. Diakses 30 September 2019. (Arsip: 1, 2, 3, 4)
- Yuwono Triatmojo (2019). “Berusia 29 Tahun di Pasar Modal, Begini Kisah Bumi Resources Setelah IPO“. KONTAN, 2 Agustus 2019. Diakses 30 September 2019. (Arsip: 1, 2, 3)
- Udo Kultermann (1986). “Architecture in South-East Asia 2: Indonesia“. MIMAR: Architecture in Development No. 21, Juli-September 1986, hal. 45-52. Kutipan di hal. 51 (arsip)
- Muriel Emanuel dkk. (2016). “Contemporary Architects”. New York: Springer. ISBN 978-1-349-04184-8. hal. 303
- “Renovasi Hyatt Bumi Surabaya Menjelang HUT ke-10.” Harian Ekonomi “Neraca”, 11 Agustus 1989, hal. 3
- “Renovasi Hyatt Hotel Selesai Akhir Bulan ini.” Harian Ekonomi “Neraca”, 7 September 1989, hal. 7
- Iklan Arumanis Terrace. Surabaya Post, 9 Oktober 1989
- “Gubernur: Tidak mungkin taman safari di Surabaya.” Surabaya Post, 20 Oktober 1989
- “Wisatawan ke Jatim akan lampaui sasaran 200.000 orang.” Harian Ekonomi “Neraca”, 23 Oktober 1989, hal. 7
- “Surabaya perlu pembangunan hotel lagi.” Harian Ekonomi “Neraca”, 18 Juli 1990, hal. 8
- “Garuda borong tiga lantai Skyline.” Jawa Pos, 20 Januari 1994, hal. 5
- “Hyatt opens third hotel in Indonesia” (Hyatt buka hotel ketiganya di Indonesia). Majalah Travel Indonesia, Vol. 1 No. 2, Agustus 1979, hal. 13-14
- sg (1979). “Tanggal 30 Mei 1979, Hotel Hyatt Bumi Surabaya mulai buka dan terima tamu.” Jawa Pos, 4 Mei 1979, hal. 2
- sg (1979). “Milik PT Bumi Modern, Hotel Hyatt Bumi Surabaya dibangun dengan US$ 22 juta.” Jawa Pos, 31 Mei 1979, hal. 2
- “Menteri Perhubungan resmikan hotel Bumi Hyatt Surabaya: Hotel harus memelihara citra dirinya da iklim serasi masyarakatnya.” Surabaya Post, 17 Desember 1979, hal. 2
- “Menteri Perhubungan buka Hyatt Bumi Hotel Surabaya.” Jawa Pos, 17 Desember 1979, hal. 2
- Pernita Hestin Untari (2023). “Dirut AJB Bumiputera Beberkan Alasan Jual Hotel Bumi Surabaya.” Bisniscom, 2 Maret 2023. Diakses 18 Juli 2023 (arsip)
- Arsip halaman resmi Bumi Resources, diarsip 6 Oktober 2002
Leave a Reply