Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Wisma Slipi, sebelumnya bernama Wisma Bisnis Indonesia, adalah gedung perkantoran sewa pertama di kawasan Jakarta bagian barat (walau Wisma Slipi bukanlah gedung perkantoran yang pertama di Jakarta Barat, karena sebelumnya sudah ada gedung Bank Dewa Rutji dan kantor PUSRI yang lebih dahulu dibangun), dibangun di samping Slipi Jaya Plaza yang disebut-sebut oleh Majalah Konstruksi (ed. November 1990) sebagai “pionir di bidang pertokoan di wilayah Jakarta Barat”.

Wisma Slipi
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Proyek Wisma Slipi sebenarnya sudah dimulai paling awal pada tahun 1982, saat Pembangunan Jaya membentuk Wisma Jaya Artek untuk membangun dan merencanakan gedung perkantoran di kawasan Slipi. Tetapi proyek itu tiba-tiba ditunda realisasinya sampai tahun 1990, karena pada kurun 1984-1987, Jakarta dilanda kelebihan ruang kantor.

Wisma Slipi dirancang oleh tim arsitek dari Arkonin, segrup dengan pengembang Pembangunan Jaya yang mengembangkan gedung dengan floorplate 22 ribu meter persegi ini, dan pembangunannya digarap oleh pemborong satu grup lainnya, Jaya Konstruksi, dan subkontraktornya digarap afiliasi Grup Jaya lainnya, Wisma Slipi dibangun mulai Juni 1990 dan selesai dibangun sekitar November 1991. Pembangunan Jaya merogoh kocek Rp 52 milyar, nilai 1992, untuk membangun gedung berlantai 14 ini.

Pada siang 29 Agustus 1991, enam orang tewas dalam sebuah kecelakaan kerja di Wisma Bisnis Indonesia, nama lama Wisma Slipi. Dalam kejadian tersebut, para buruh kontraktor sedang memelester eksterior lantai 15, saat perancah alias steger alias scaffolding ambrol. Tidak ada informasi mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Akibat insiden tersebut, proyek sempat ditunda untuk penyelidikan lebih lanjut, sembari memperbaiki perancah menyesuaikan standar dan prosedur keselamatan.

Saat selesai dibangun, Wisma Bisnis Indonesia di masanya menjadi kantor baru harian ekonomi dan bisnis Bisnis Indonesia mulai 18 Februari 1992, pindah dari sebuah rumah sewaan di Jalan Kramat V yang ditempati oleh Bisnis Indonesia dari awal berdirinya pada 1985. PT Wisma Jaya Artek, pengelola gedung ini, saat itu adalah patungan Pembangunan Jaya dan Bisnis Indonesia, yang mengambil alih dan melanjutkan pembangunan WIsma Bisnis Indonesia sejak Mei 1991.

13 tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 2005, Bisnis Indonesia pindah ke gedung baru beserta nama “Wisma Bisnis Indonesia” di Jalan KH Mas Mansyur, dekat kawasan segitiga emas Jalan Sudirman, menjadi awal dari nama “Wisma Slipi”. Kini Wisma Slipi menjadi kantor perusahaan dari berbagai sektor bisnis, termasuk sayap pembiayaan Bank Panin, Clipan Finance.

Arsitektur Wisma Slipi tidak begitu istimewa dan sarat kaca

Wisma Slipi bisa dibilang merupakan gedung yang “tak begitu istimewa”, dengan gaya arsitektur pascamodern-nya yang sangat berkelir kaca berwarna perunggu. Sedikit sentuhan variasi cat pada bagian utara dan selatan bangunan yang awalnya dicat berwarna perunggu juga, kini berwarna putih. Rancangan bentuk bangunannya sendiri hanya bersifat legibility (mudah terlihat) dan variasi agar bangunan tak monoton. Bangunan berlantai 14 lantai ini dilengkapi dengan gedung parkir berlantai 6 berkapasitas 370 mobil.

Secara struktur, Wisma Slipi, baik tower dan gedung parkirnya, menggunakan pondasi tiang pancang berkedalaman mulai 12,5 meter sampai 17 meter diatas tanah keras, dan struktur utama berupa open frame dengan kolom dan balok dipratekan dan dipadukan dengan shear wall untuk core dan tembok utara dan selatan bangunan.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaWisma Bisnis Indonesia
AlamatJalan Letjen S. Parman Kav. 12 Palmerah, Jakarta Barat, Jakarta
ArsitekArkonin
PemborongJaya Konstruksi
Lama pembangunanJuni 1990 – November 1991
Jumlah lantai14 lantai
1 basement
Biaya pembangunanRp 52 milyar (1992)
Rp 550 milyar (inflasi 2020)
Referensi: Majalah Konstruksi #169 Mei 1992

Referensi

  1. Dwi Ratih; Djati Retnowati, Saptiwi (1992). “Wisma Bisnis Indonesia: Mengacu Pada Prinsip Desain Efektif”. Majalah Konstruksi No. 169, Mei 1992.
  2. Djati Retnowati, Saptiwi (1990). “Gedung Perkantoran Slipi: Dengan konsep ‘Semi Post Modern’.” Majalah Konstruksi No. 151, November 1990.
  3. Arsip web resmi Bisnis Indonesia, 4 Juli 2014
  4. Profil Bisnis Indonesia.” Bisnis.com, 14 Desember 2012. (Arsip)
  5. Web resmi Clipan Finance (Arsip)
  6. “Gedung ‘Bisnis’ Jaya Realty”. Bisnis Indonesia, 6 Juni 1991, hal. 9
  7. Yoyok Widoyoko; Rayendra L. Toruan (1991). “Bisnis Jaya ‘Digugat’ Musibah”. Warta Ekonomi, 9 September 1991, hal. 75
  8. Bondan Winarno (1987). “Tanam Sepuluh, Mati Satu”, dalam “Tantangan Jadi Peluang: Kegagalan dan Sukses Pembangunan Jaya Selama 25 Tahun”. Jakarta: Grafiti Pers. Halaman 85

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *