Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Hotel Mandarin Oriental adalah hotel bintang lima legendaris yang dikelola oleh Mandarin Oriental Hotel Group di Bundaran HI, menghadap ke Monumen Selamat Datang. Hotel berbentuk segi enam tersebut memiliki 28 lantai dan dirancang oleh tim arsitek Arkonin dan Palmer & Turner dari Hong Kong dan dibangun oleh Jaya Konstruksi mulai Januari 1976 dan selesai dibangun pada tahun 1979.

Ia berdiri di antara menjulangnya Menara BCA dan kantor Deutsche Bank di seberang jalan, serta sepetak dengan Kedutaan Jerman Barat.

Hotel Mandarin Oriental
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Lebih cepat dari tetangga dan pesaingnya

Sejarah Mandarin Oriental Jakarta dirunut ke tahun 1974. Pada April 1974, pihak Hotel Mandarin mengadakan jumpa pers di Hotel Borobudur InterContinental (rival masa depan mereka) mengatakan bahwa Hotel Mandarin akan dibangun di dekat Kedubes Jerman Barat. Tetapi hotel yang dimiliki patungan antara Hotel Mandarin dan pemodal-pemodal Indonesia sebesar 60-40 (Hongkong Land 40, Jardine Matheson 20, dan Jaya Bali Agung milik Masagung 40) baru dimulai pada Januari 1976.

Pembangunan hotel mewah, yang dilaporkan oleh pewarta harian bisnis Singapura, The Business Times, berkelir keramik asli Italia kala itu menghabiskan waktu 3 tahun, lebih cepat dari hotel-hotel lain di Indonesia (perbandingan terdekat adalah Hotel Indonesia 4 tahun dan Hotel Borobudur 11 tahun). Hotel Mandarin mulai membuka operasionalnya pada September 1978, dan grand opening hotel tersebut dilakukan oleh Nelly Malik, istri Menlu RI Adam Malik pada tanggal 23 September 1979. Biaya konstruksi Mandarin Oriental disebut mencapai 40 juta dolar AS atau dengan nilai tukar per November 1978, mencapai Rp. 25 milyar (1979).

Ketika berdiri, ia masih bernama The Mandarin Jakarta, mengikuti kakaknya di Hongkong dan di Manila, namun sejak 1987, mengikuti kebijakan pengelola hotelnya, berganti nama menjadi Mandarin Oriental Jakarta.

Hotel Mandarin Oriental pernah ditutup pada Desember 2007 untuk persiapan renovasi. Renovasi total tersebut meliputi penyusutan jumlah kamar menjadi 272 kamar dan pemuktahiran interior, dirancang oleh Lim, Teo & Wilkes, mulai awal 2008 dan selesai direnovasi sekitar September 2009. Pada tanggal 8 Oktober 2009, Hotel Mandarin Oriental dibuka kembali.

Sejak bulan Mei 2023, bagian depan podium yang sebelumnya polos selama 45 tahun pertama akhirnya diberi sentuhan videotron iklan tiga dimensi dari PT Vista Asta Persada yang disebut merupakan yang ketiga di dunia. Dua bulan kemudian, kepemilikan Hotel Mandarin Oriental Jakarta diambil alih Astra International seratus persen dengan tebusan 1,28 triliun rupiah. Sebelum pengambilalihan, hotel ini sudah dipegang penuh oleh Mandarin Oriental Hotel Group.


Iklan

Profil dan arsitektur: Seniman Indonesia dan artis Hollywood bertengkar

Saat pertama dibuka, hotel rancangan Palmer & Turner bersama dengan Arkonin masih menganut rancangan gaya internasional seperti halnya gedung tinggi lainnya di Jakarta. Dirancang tanpa menggunakan pelindung, hotel Mandarin Oriental yang cukup “biasa-biasa saja” dari segi eksterior menjadi sangat indah karena sangat adaptatif pada keadaan lahan.

Hal istimewa dari hotel mewah ini adalah interiornya pra-renovasi yang dirancang oleh pengarah seni film Hollywood ternama asal Inggris Raya, Don Ashton, bersama dengan tangan terampil seniman-seniman Indonesia seperti Harry Soeharyo dan Iwan Tirta. Sayangnya, interior pra-renovasi ini dicatat oleh Ciputra, orang nomor satu di Pembangunan Jaya kala itu, kepada majalah Konstruksi, sebagai “rancangan Barat yang sangat konservatif, tidak ada inovasi.” Rancangan interiornya mengadaptasi elemen Nias dan Tapanuli walau diwarnai ketegangan antara kubu lokal dan Don Ashton yang dianggap oleh Pak Ci masih gagap dengan keadaan setempat.

Ketika pertama dibuka, Hotel Mandarin Oriental Jakarta (Agoda/Booking) memiliki 504 kamar yang terbagi ke dalam dua kelas kamar (kamar standar berkasur tunggal maupun ganda – total 485 buah) dan dua tipe suite (standar dan Mandarin Suite – total 19 buah), sebuah ballroom yang bisa menampung 1000 orang, kedai kopi dan rumah makan The Marquee, Pelangi Terrace dan Captain’s Bar. Namun, karena renovasi dan perubahan-perubahan oleh Lim, Teo & Wilkes, maka jumlah kamar yang tersedia menyusut menjadi 272 kamar yang terbagi ke dalam lima jenis kamar (2 kamar biasa dan 3 suite); serta nama-nama rumah makan berganti menjadi Cinnamon (Asia), Li Feng (Tionghoa Kanton) dan Lyon (khas Perancis).

Data dan fakta

Nama lamaThe Mandarin Hotel Jakarta
AlamatJalan M.H. Thamrin Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekPalmer & Turner (desain arsitektur)
Arkonin (architect of record)
Don Ashton (interior, pra-renovasi)
Lim, Teo & Wilkes (interior, renovasi)
PemborongJaya Konstruksi
Lama pembangunanJanuari 1976 – September 1978
DibukaSeptember 1978
Diresmikan29 September 1979
Jumlah lantai28 lantai
Tinggi gedung (Konstruksi)89,8 meter
Jumlah kamar272
Biaya pembangunanUSD 40 juta/Rp. 25 milyar (1979)
Rp. 870 milyar (inflasi 2023)
Referensi: Majalah Konstruksi Jan-Feb 1977, Okt-Nov 1978; Business Times 8/9/1979, 29/9/1979; Travel Indonesia Vol. 1 No. 4

Referensi

  1. “Hotel Mandarin di Jantung Kota.” Majalah Konstruksi, Januari-Februari 1977, hal. 39.
  2. ANTARA (1979). “Vice President on Need to Boost Tourism”. The Indonesia Times, 10 September 1979, hal. 7.
  3. Mk (1974). “Hotel “Jakarta Mandarin”.” KOMPAS, 3 April 1974, hal. 8.
  4. “Grand Opening for a grand hotel.” Business Times (Singapura), 29 September 1979, hal. 15 (via NLB Singapura)
  5. Teo Teck Weng (1979). “Jakarta Mandarin’s official opening today”. Business Times (Singapura), 8 September 1979, hal. 15 (via NLB Singapura)
  6. Web resmi Mandarin Oriental Jakarta, diakses 24 Mei 2020. (arsip)
  7. Mark Elliott (2009). “Mandarin Oriental Jakarta reopens“. Traveldaily, 11 Oktober 2009, diakses 24 Mei 2020. (arsip)
  8. asy/ddn (2007). “Hotel Mandarin Jakarta Ditutup, Karyawan Di-PHK“. Detikcom, 25 Oktober 2007, diakses 24 Mei 2020. (arsip)
  9. “Disain Jakarta Mandarin Hotel dibuat selama 2 tahun”. Majalah Konstruksi, Oktober-November 1978, hal. 18-27(B).
  10. Yulistyo Pratomo (2016). “Membuka catatan sejarah Gunung Agung yang bikin Soekarno kagum“. Merdeka.com, 25 Mei 2016, diakses 11 Februari 2011. (arsip)
  11. “The Jakarta Mandarin, Jakarta’s newest hotel” (The Jakarta Mandarin, hotel terbaru di Jakarta). Travel Indonesia Vol. 1 No. 1, Juli 1979, hal. 13-14
  12. “Official opening of The Jakarta Mandarin” (Pembukaan resmi The Jakarta Mandarin). Travel Indonesia Vol. 1 No. 4, Oktober 1979, hal. 7
  13. “MOHG renames hotel Mandarin Oriental” (Hotel-hotel MOHG diganti menjadi “Mandarin Oriental”). Travel Indonesia Vol. 9 No. 6, Juni 1987, hal. 8
  14. Suhaiela Bahfein (2023). “Astra caplok saham Hotel Mandarin Oriental Rp. 1,28 Triliun.” KOMPAScom, 7 Juli 2023, diakses 6 Agustus 2023 (arsip)
  15. Nina Karlita (2023). “Pertama Dan Satu-Satunya Di Indonesia, 3D Robotic Videotron Dihadirkan 8infini Di Hotel Mandarin Oriental Jakarta.” Industry dot co dot id, 29 Mei 2023, diakses 6 Agustus 2023 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *