Di tengah keramaian Jalan Hayam Wuruk/Gajah Mada, berdiri kompleks Plaza Hayam Wuruk, sebuah superblok yang terdiri dari tiga bangunan yaitu pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. Sepanjang sejarah, blok yang dikembangkan oleh Duta Anggada Realty tersebut dibangun bertahap; pertokoannya selesai tahun 1978, disusul perkantorannya pada tahun 1987 dan ditutup dengan apartemen per 1996. Secara historis, ada kemungkinan bahwa superblok ini berdiri di atas bekas bedeng yang menjadi kantor pusat PT Wijaya Karya dari 1962 hingga 1976, saat BUMN kontraktor tersebut diminta pindah ke kompleks BUMN Karya di Cawang.
Pertokoan Plaza Hayam Wuruk
Hingga SGPC mengangkat sejarah gedung ini, pertokoan Plaza Hayam Wuruk hanya didominasi oleh berita soal diskotik Illigals yang hendak digasak oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta di bawah pemerintahan Anies Baswedan. Ketika SGPC menemukan Majalah Konstruksi edisi Agustus-September 1978 di onggokan rak buku perpustakaan sebuah perguruan tinggi di Jakarta, kisahnya jauh lebih sederhana dari biasanya.
Gedung ini merupakan tahap pertama dalam pengembangan proyek Plaza Hayam Wuruk, yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan lokal khusus untuk kalangan kelas menengah ke atas. Berlantai 4 dan luas lantai 14 ribu meter persegi yang saat itu menampung bioskop, supermarket Hero, kios-kios dan restoran Cina. Gedung pusat perbelanjaan ini juga memiliki gedung dan lapangan parkir, dengan total 700 kendaraan, untuk mengatasi sulitnya parkiran di kawasan Jalan Hayam Wuruk. Gedung ini diresmikan pada 2 Agustus 1978 oleh Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo.
Sayangnya, tidak ada data lama pembangunan pertokoan ini. Pertokoan yang dibangun di atas tanah bekas pabrik besi ini memiliki kelebihan seperti fasilitas khusus disabilitas yang menjadi nilai tambah dari kawasan ini. Secara struktural, gedung ini menggunakan beton bertulang konvensional dengan pondasi pelat beton bertulang. Sementara lapis luarnya menggunakan conblock dan bata merah, yang amat identik dengan modernisme 1970an. Pertokoan berlantai 4 ini dirancang oleh tim arsitek Perentjana Djaja.
Plaza Hayam Wuruk sempat diteror oleh bom pada pagi 15 April 1999, dengan kerusakan ringan berupa pot tanaman, plafon dan kaca toko rusak. Peristiwa tersebut merupakan salah satu gambaran gelombang terorisme domestik di awal era Reformasi.
Tidak ada catatan pasti kapan Hero dan Matahari tutup, dan hari dimana Illigals Bar and Hotel mengambil alih ruang toko Plaza Hayam Wuruk (disebut 2010), tetapi ikatan eks pusat perbelanjaan terhadap dunia gemerlap di kalangan dunia maya mulai mengikat tebal semenjak keberadaan Illigals.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1950an hingga 1970an dapat anda baca di artikel ini
Perkantoran Plaza Hayam Wuruk
Foto oleh mimin SGPC
Pengalaman blog ini dari gedung perkantoran Plaza Hayam Wuruk adalah desain gedungnya yang cukup menarik, masih membawa langgam gaya internasional yang ternyata tidaklah terlalu membosankan, namun membuat penasaran sebagian orang termasuk penulis. Dirancang oleh tim arsitek dari firma lokal PT Califa Pratama Engineering, gedung ini memiliki balkon buat blower AC.
Struktur gedung Plaza Hayam Wuruk ditopang oleh pondasi tiang bor berkedalaman rata-rata 35 meter dan struktur utama menggunakan beton bertulang dengan pratekan. Pembangunan dilaksanakan oleh Putra Duta Anggada (yang sekarang banting setir mengelola gedung ini dari aset-aset eks PT Gunung Sewu) mulai sekitar 1984 dan selesai dibangun pada akhir 1987.
Saat ini pelbagai perusahaan dan Bank Rakyat Indonesia berkantor di gedung dengan luas lantai total 28 ribu meter persegi ini, tetapi dengan Komisi Pemilihan Umum yang menempatkan kantor biro Sumber Daya Manusia dan Inspektorat di lantai 3 sejak 27 Desember 2016 menjadi satu-satunya peristiwa yang menarik perhatian media massa pada gedung kantor Plaza Hayam Wuruk di Tanah Air.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini
Apartemen Hayam Wuruk
Gedung ketiga yang dibangun adalah Apartemen Plaza Hayam Wuruk. Apartemen berlantai 24 ini pillingnya sudah dimulai pada tahun 1994 (berdasarkan iklan KOMPAS tertanggal 7 Juli 1994) dan kemungkinan selesai dibangun per Desember 1995 atau awal 1996 dan serah terima kunci per Mei 1996 andaikata tiada aral melintang dan memiliki luas lantai kotor 24 ribu meter persegi. Per majalah Konstruksi (No. 214, November 1995) apartemen ini memiliki 270 unit.
Sayangnya, kurang jelas siapa arsitek dan pemborong menara apartemen ini, namun desain interiornya digodok oleh tim dari Califa Pratama Engineering (kami duga Califa Pratama juga merancang arsitektur apartemen ini) sementara Wong Hobach Lau Associates merancang strukturnya.
Tim pemasaran Hayam Wuruk Plaza mengatakan bahwa apartemen ini dipasarkan khusus bagi para pedagang, pengusaha asal luar Jawa serta perusahaan yang memerlukan tempat untuk relasi bisnis terutama asal negara-negara Asia. Duta Anggada menawarkan tiga jenis unit apartemen untuk Hayam Wuruk, terdiri dari tipe studio (1 kamar tidur), dua dan tiga kamar tidur.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Pertokoan
Alamat | Jalan Hayam Wuruk No. 108 Taman Sari, Jakarta Barat, Jakarta |
Arsitek | Perentjana Djaja |
Pemborong | Putra Duta Anggada |
Selesai dibangun | 1978 |
Diresmikan | 2 Agustus 1978 |
Jumlah lantai | 4 lantai |
Signifikasi | Pop culture (budaya dugem, pertokoan) |
Perkantoran
Alamat | Jalan Hayam Wuruk No. 108 Taman Sari, Jakarta Barat, Jakarta |
Arsitek | Califa Pratama Engineering (arsitektur) Biro Insinyur Exacta (struktur) Arnan Pratama (kelistrikan dan mekanik) |
Pemborong | Putra Duta Anggada |
Lama pembangunan | 1984 – 1987 |
Jumlah lantai | 22 lantai |
Apartemen
Alamat | Jalan Hayam Wuruk No. 108 Taman Sari, Jakarta Barat, Jakarta |
Lama pembangunan | ~ 1994 – 1996 |
Jumlah lantai | 24 lantai |
Jumlah unit | 270 |
Referensi
- Zaki, Muhammad (1988). “Hayam Wuruk Plaza Tower: Balkon untuk menempatkan peralatan AC”. Majalah Konstruksi No. 123, Juli 1988.
- Tri Kusuma, Septian (2016). “Berada di Plaza Hayam Wuruk, kantor KPU diisi inspektorat dan Biro SDM”. Merdeka.com, 27 Desember 2016. (Arsip)
- NN (1978). “Hayam Wuruk Plaza dibangun di atas tanah yang memiliki ruang-ruang dan bangunan di bawah tanah”. Majalah Konstruksi, Agustus-September 1978.
- Jakarta 100 Bars: 1001, Illigals
- MSH (1999). “Ledakan Keras di Hayam Wuruk Plaza”. KOMPAS, 16 April 1999.
- Properti Indonesia, Mei 1994, halaman 89.
- Web resmi Duta Anggada, diarsip 2011 dan 2015
- L.P. Lestari (1995). “Perpaduan antara keselarasan dan kehangatan.” Majalah Konstruksi No. 214, November 1995, hal. 82-84
- Arsip web WHL Associates, diarsip 7 Juni 2002
Tinggalkan Balasan