Sepintas, gedung berlantai 3 ini tidaklah istimewa di kalangan fans bangunan tinggi kita. Namun, dibalik kebantetannya, ini adalah gedung yang layak disebut kaya nilai arsitektur. Ia adalah kantor cabang Bank DBS di Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat; bertetangga dengan calon Hotel Movenpick, dealer Toyota Pecenongan (bekas kantor pusat Astra Internasional), dan kantor Bank Mandiri.
Tidak ada informasi siapa pemborong serta lama pembangunan gedung ini. Namun, diketahui bahwa gedung Bank DBS adalah karya dari Ir. Hoemar Tjokrodiatmo secara luar dan dalam, yang akan dibahas spesifik di bagian selanjutnya. Entah bagaimana keberadaan gedung ini tidak terlacak radar Dipl.-Ing. Arsitek berteknologi Jerman tapi terdeteksi radar tambal sulam SGPC.
Kantor cabang Bank DBS Juanda diestimasi selesai dibangun di awal tahun 1977 dan diresmikan penggunaannya sebagai kantor cabang Algemene Bank Nederland (ABN Bank) pada 18 Mei 1977 oleh Menteri Keuangan RI Ali Wardhana serta dihadiri oleh pejabat penting dari bidang moneter dan keuangan Indonesia, dan diplomat.
Karena fungsinya sebagai kantor bank asing, maka perubahan kepemilikan dan pengambilalihan operasional bank ini di Indonesia berpengaruh besar pada penghuni tunggal gedung ini – ABN Bank (1977-90) dan selanjutnya ABN Amro (1990-2008), Royal Bank of Scotland (2008-10), Bank ANZ Indonesia (2011-18), dan sekarang Bank DBS Indonesia – anak usaha Development Bank of Singapore.
Kantor Cabang Bank DBS Juanda paling artistik diantara cabang-cabang lainnya
Tak seperti kantor cabang DBS lainnya di Indonesia, Bank DBS Juanda adalah salah satu cabang terunik, karena nilai arsitekturnya yang tertinggi (Bank DBS di Jalan Jawa, Bandung dan di Medan juga memiliki nilai arsitektur – tergantung pesan sponsor). Gedung berlantai tiga rancangan Hoemar Tjokrodiatmo ini memiliki eksterior yang sangat bermakna.
Eksterior gedungnya terinspirasi dari seni tradisional dan pengalaman Tjokrodiatmo, menurut majalah Asri edisi Maret 1985. Gedung dengan luas lantai kasar 3.775 m2 (hitungan Google Maps) tersebut menerapkan unsur ondel-ondel asli Jakarta dengan bulatan yang menyimbolkan koin pada pagar parkir; sementara tabir suryanya berbentuk artistik.
Kepada majalah Asri, Tjokrodiatmo mengatakan bahwa bentuk artistik tersebut terinspirasi dari anak-anak relawan Palang Merah Indonesia yang menggalang dana menggunakan kaleng bercorong. Kaleng tersebut menjadi dasar dari ornamen artistik tabir surya tersebut, melengkapi tema arsitektur keuangan dan perbankan.
Secara interior, tidak ada informasi. Saat masih merupakan kantor Algemene Bank Nederland, tembok gedungnya berwarna putih; namun sejak diisi oleh ANZ, renovasi cat tembok semakin mempertegas ornamen artistiknya.
Data dan fakta
Nama lama (berdasarkan nama bank) | Algemene Bank Nederland ABN Amro Royal Bank of Scotland Bank ANZ Indonesia |
Alamat | Jalan Ir H. Juanda No. 23-24 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Hoemar Tjokrodiatmo (PT Hoemar Tjokrodiatmo, arsitektur dan interior) |
Selesai dibangun | awal 1977 |
Diresmikan | 18 Mei 1977 |
Jumlah lantai | 3 lantai |
Signifikasi | Arsitektur |
Referensi
- wan (1977). “Menteri Keuangan: Bank-bank asing agar bantu pengusaha lemah nasional.” KOMPAS, 20 Mei 1977, hal. 1
- Anr (1985). “Ir. Hoemar Tjokrodiatmo Dipl. Ing. Arch.: Arsitek yang juga interior disainer.” Majalah Asri No. 26, Maret 1985, hal. 31-35
Leave a Reply