Aerowisata adalah anak usaha dari Garuda Indonesia yang berkecimpung di bisnis pariwisata, perjalanan (tour and travel) dan perhotelan (hospitality), terutama lebih dikenal sebagai pengelola hotel top seperti Prama Sanur Beach, dan sebelumnya mengelola Hotel Nusa Dua Beach dan Grand Preanger. Tetapi kita tidak membahas hotelnya, melainkan kantor pusatnya bernama Gedung Aerowisata.

Gedung Aerowisata
Gedung Aerowisata. Foto oleh Akhmad Fauzi, CC-By 2.0

Gedung Aerowisata adalah gedung kantor yang berdiri di Jalan KKO Usman-Harun, Jakarta Pusat, dekat dengan Mako Marinir TNI dan Hotel Gren Alia Jakarta Prapatan. Seperti yang dibahas sebelumnya, gedung ini merupakan kantor pusat dari Aerowisata dan anak-anak usahanya seperti Satriavi Tour & Travel. Tetapi, awalnya gedung ini dibuat untuk Satriavi.

Pembangunan Gedung Satriavi dimulai sekitar Mei 1992 dalam upacara pemancangan pondasi pertama. Konstruksi berlangsung 16 bulan dari tahap pondasi hingga perampungan dan peresmian penempatan gedung baru pada bulan Agustus 1993 melalui sebuah upacara yang diadakan secara sederhana oleh Dirut PT Aerowisata Roekanto Djokomono; sebulan kemudian diperkirakan komputerisasi pelayanan Satriavi beroperasi penuh. Biaya konstruksi dilaporkan mencapai USD 5 juta (atau Rp. 10,5 milyar nilai September 1993, atau Rp. 105 milyar nilai 2023)

Tidak ada informasi kontraktor utama; JHS Pilling memancang pondasi gedung Gedung Aerowisata. Sementara arsitekturnya merupakan karya Atelier 6, dimana menurut pemberitaan di majalah Travel Indonesia (Vol. 15 #9, September 1993) dirancang mempertahankan suasana ramah dengan penyediaan cahaya alami dari tembok blok kaca pada bagian depan gedung untuk mengurangi kontak visual dengan hiruk pikuk jalanan ibukota.

Data dan fakta

Nama lamaGedung Satriavi
AlamatJalan KKO Usman-Harun No. 32 Senen, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekAtelier 6 (arsitektur dan interior)
Lama pembangunanMei 1992 – September 1993
Diresmikan~Agustus 1993
Jumlah lantai4 lantai
1 basement
Biaya pembangunanRp. 10,5 milyar (1993)
Rp. 105 milyar (inflasi 2023)

Referensi

  1. “New Satriavi building” (Gedung baru Satriavi). Travel Indonesia Vol. 14 No. 6, Juni 1992, hal. 22
  2. “New building inaugurated for Satriavi” (Peresmian gedung baru Satriavi). Travel Indonesia Vol. 15 No. 9, September 1993, hal. 6

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *