Pasar Pagi Mangga Dua adalah sebuah pusat perbelanjaan rakyat yang berlokasi di, jelasnya, kawasan bisnis (eks pemakaman) Mangga Dua di Jakarta Utara. Pasar grosir raksasa yang dikembangkan dan dikelola PT Pradja Puri Indah ini dirancang oleh tim arsitek Arkonin, dan dibangun oleh kerja sama operasional Shimizu bersama dengan Budi Agung Wibawa, mulai Agustus 1987 hingga selesai dibangun pada pertengahan September 1989, saat pedagang mulai berdagang di dalam pusat grosiran ini.
Pasar grosir berwarna merah dan putih ini memiliki 7 lantai dan 1 basement, dibagi ke dalam 7 blok (A sampai G) dengan luas lantai total mencapai 92 ribu meter persegi. Sejak 2007, Pasar Pagi bisa diakses ke ITC Mangga Dua melalui sebuah jembatan.
Sejarah Pasar Pagi Mangga Dua: Menampung relokasi pedagang grosir Kota Tua
Pasar Pagi Mangga Dua dibangun sebagai pengganti los Pasar Pagi yang direlokasi lantaran lahannya dibebaskan untuk membangun jalan layang Pasar Pagi. Sebelum menjadi pusat bisnis, keseluruhan Mangga Dua adalah pemakaman. Menjelang terbitnya SK Gubernur DKI No. 403/1987, pada tahun 1986 pengembang PT Pradja Puri Indah mengadakan sayembara rancang bangun yang melibatkan tiga firma arsitektur nasional dan sebuah firma asing. Arkonin ditunjuk sebagai pemenang sayembara tersebut.
Dengan disahkannya SK Gubernur DKI No. 403/1987, praktis pedagang harus pindah ke Pasar Asemka atau Pasar Pagi Mangga Dua. Beberapa pedagang dari Pasar Pagi, sejak April 1988, berdagang dari pasar sementara 300 meter timur Pasar Pagi baru, sembari menunggu Pasar Asemka dan Pasar Pagi baru selesai dibangun. Lahan pasar sementara tersebut sudah menjadi rukan dan ITC Mangga Dua.
Rencana awal yang disusun saat dibangun adalah tanpa AC, 2.100 kios grosir, gedung parkir dan gudang. Pada awal pembangunan, pihak pengelola memiliki ide mewah; menambah diskotik, bioskop, kolam renang, biliar, pujasera hingga atrium pameran, dengan harapan tetap ramai di waktu-waktu malam. Ditengah pembangunan, jumlah kios ditambah menjadi 2.513 buah, dan pada tahun 1990, 2.900 kios disediakan di pusat grosir ini. Advertorial di majalah Eksekutif mengumumkan bahwa pujasera Paradise & bioskop buka pada tahun 1990.
Konstruksi dimulai pada tanggal 23 Agustus 1987, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam. Pembangunan dilaksanakan oleh kerja sama operasi (J.O.) Shimizu Indonesia dengan pemborong lokal Budi Agung Wibawa. Pasar grosir bernilai sekitar 60 sampai 70 milyar rupiah tersebut baru rampung sekitar akhir Juni atau Juli 1989. Sejak 10 September 1989 kios di pasar sementara dibongkar, dan Pasar Pagi Mangga Dua mulai dibuka untuk kegiatan bisnis.
Pasar Pagi Mangga Dua diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto pada 18 September 1989.
Pandangan pedagang dan masyarakat
Awalnya, Pasar Pagi Mangga Dua sebagai pasar pengganti ditanggapi sinis para pedagang garmen yang mendominasi ruang lantai pusat perbelanjaan grosir tersebut. Bahkan, lapor harian KOMPAS, beberapa pedagang menganggap membuka usaha di Pasar Pagi tidak akan seramai sebelum relokasi.
Laporan pewarta Prospek justru mematahkan kekhawatiran tersebut. Berita yang terbit pada 29 Februari 1992 tersebut menyebutkan bahwa pada awal 1992 omzet pedagang Pasar Pagi meningkat lebih besar, karena bervariasinya konsumen baik yang membeli eceran, grosir maupun mitra-mitra importir dari luar negeri, hingga pemanfaatan kios yang memang diperuntukkan bagi pedagang eks Pasar Pagi. Pada hari akhir pekan, Pasar Pagi Mangga Dua juga ramai.
Sukses Pasar Pagi seperti yang dilaporkan pewarta Prospek diatas menjadi katalis dari proyek-proyek bisnis dan perdagangan di Mangga Dua seperti Pangeran Jayakarta Centre, Mall Mangga Dua, Harco, Orion, WTC, Mangga Dua Square dan ITC Mangga Dua; dua diantaranya adalah proyek milik Sinar Mas. Bahkan, secara keseluruhan pusat pertokoan grosir tersebut menjadi obyek pariwisata belanja di Jakarta.
Profil Pasar Pagi Mangga Dua: Perancangannya memperhatikan kebiasaan pedagang
Berlantai 6 dengan 1 basement, Pasar Pagi Mangga Dua bersifat fungsional. Saat pertama direncanakan, gedung ini memang disiapkan untuk menampung pedagang grosir yang direlokasi dari Pasar Pagi. Hal ini menuntut pengembang memahami budaya bisnis pedagang grosir yang hendak direlokasi ke Mangga Dua, dimana diketahui relasi antarpedagang tetangga cukup erat sehingga mereka ingin diberi kios seperti halnya saat-saat mereka berada di lokasi lama. Kepraktisan juga diperhitungkan dalam perancangannya, seperti menempatkan parkir khusus pedagang di parkir mobil. Hal diatas secara tidak langsung menjadi faktor di balik sukses pusat grosir ini di tahun 1990an seperti yang dilaporkan Majalah Prospek.
Secara eksterior, Pasar Pagi terlihat tidaklah spesial untuk sebuah obyek wisata belanja. Hanya terdiri dari bulatan di beberapa bagian selatan gedung, salah satunya berfungsi sebagai ruang lift, dan aksen merah di atas yang mengidentifikasi gedung tersebut. Aksen merah tersebut sudah ditambah saat renovasi.
Mengingat fungsinya sebagai pusat grosir garmen dan pernak-pernik fashion, Pasar Pagi Mangga Dua tidak memiliki “anchor tenant” sebagaimana pusat perbelanjaan konvensional dan trendi. Tenant ternama non-garmen dan aksesori yang menempati pusat grosir ini mencapai 27 bank yang menempati total 118 kios, rumah makan A&W dan perusahaan jasa kurir kilat, rata-rata melayani pedagang yang memiliki toko daring.
Seperti dijelaskan di awal, rencana Pasar Pagi Mangga Dua jauh lebih ambisius dari yang kita kira, yaitu menyediakan diskotik, bioskop, kolam renang, biliar, pujasera Paradise hingga atrium pameran. Sayang, mayoritas fasilitas tersebut sudah menjadi perluasan kios dan pujasera naik tingkat ke lantai 6, sementara beberapa fasilitas mewah lainnya sudah tidak ada, tetapi saat ini, penambahan AC pada mall adalah sebuah kemajuan besar.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Mangga Dua Raya Pademangan, Jakarta Utara, Jakarta |
Arsitek | Arkonin |
Pemborong (J.O.) | Shimizu Corporation Budi Agung Wibawa |
Lama pembangunan | Agustus 1987 – Juni 1989 |
Dibuka | 10 September 1989 |
Diresmikan | 18 September 1989 |
Jumlah lantai | 7 lantai 1 basement |
Biaya pembangunan | Rp. 70 milyar (1989) Rp. 976 milyar (inflasi 2023) |
Signifikasi | Pariwisata (obyek wisata utama Jakarta) |
Referensi
- Urip Yustono; Rahmi Hidayat (1989). “Pusat Grosir Pasar Pagi di Mangga Dua Raya: Mengutamakan kenyamanan pengunjung”. Majalah Konstruksi No. 133, Mei 1989, hal. 37-38 & 55-56
- Advertorial (1990). “Paradise Food and Recreation Centre Pusat Grosir Pasar Pagi – Mangga Dua”. Majalah Eksekutif No. 128, Februari 1990, hal. 64-66
- Esti Susanti (1987). “Pusat Perdagangan Grosir “Pasar Pagi”: Didesain tanpa AC”. Majalah Konstruksi No. 115, November 1987, hal. 22-25
- Abdul Rahman; Batur Srihandajani; Arfan Arsyad (1992). “Mimpi-mimpi di Mangga Dua”. Majalah Prospek, 29 Februari 1992, hal. 30-33
- Tim KOMPAS (1989). “Perdagangan Grosir Mangga Dua: Kini Setengah Kilo pun Dilayani”. KOMPAS, 2 April 1989, hal. 1 & 13
- KOMPAS, 19 September 1989, hal. 3 (foto peresmian oleh Gub. Wiyogo)
- Laman resmi Pasar Pagi Mangga Dua, diakses 11 November 2020 (arsip)
- Arsip laman resmi Pasar Pagi Mangga Dua, diarsip 13 Juli 2011
- Wahjoe Hendrodjanoe (1989). “Mulai Ramai” (foto). Bisnis Indonesia, 11 September 1989, hal. 8
- B-10 (1989). “Lama dan Baru” (foto). Suara Pembaruan, 11 September 1989, hal. 2
Leave a Reply