Mall Mangga Dua merupakan tahap lanjutan dari pembangunan kawasan perdagangan Mangga Dua yang telah dilakukan oleh Duta Pertiwi sejak tahun 1989 dengan dimulainya pembangunan ITC Mangga Dua.
Berlokasi diantara Hotel Le Grandeur (sudah tutup)/Orion Plaza dan Gedung Eka Jiwa, Mall Mangga Dua yang kini identik sebagai pusat belanja elektronik dan komputer ini dibangun dalam dua tahap; oleh Sumicon Utama mulai Oktober 1993 hingga pembangunannya selesai akhir Oktober 1995, dan tahap kedua oleh Nusa Raya Cipta mulai November 2000 hingga sekitar akhir tahun 2002 termasuk jembatan.
Berbeda dengan ITC Mangga Dua disebelahnya, Mall Mangga Dua, lebih mirip dengan ex-Hotel Grandeur, mengusung gaya arsitektur art deco namun dengan pemilihan warna yang, sayangnya, agak nge-jreng dengan paduan warna maroon-putih-kuning, dan itu semua karena inspirasi yang didapat tim perancang dari Airmas Asri dari Kota Tua Batavia. Pusat perbelanjaan ini menggabungkan beberapa aspek dari ruko dan mal; karena perpaduan inilah ketinggian lantai-ke-lantai ruko kelihatan lebih besar dari ruko biasanya (untuk konteks Mangga Dua), tetapi kelihatan lebih rendah sebagai mal. Mal ini juga terhubung ke ITC Mangga Dua melalui jembatan.
Mal beratrium panjang dan beratap baja ini memiliki 6 lantai dan 1 basement dengan 376 unit kios dan luas lantai total 88.264 m2; sebelumnya mal ini direncanakan hanya berlantai 5. 72 milyar rupiah ditanamkan untuk membangun pusat belanja grosir ini. Walau dipasarkan sebagai inovasi pertama di Jakarta, konsep menggabungkan mal dengan rukan sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Kalibata Mall 5 tahun sebelumnya.
Tahap kedua Mall Mangga Dua berlokasi di belakangnya, yaitu Harco Mas Mangga Dua, dirancang oleh tim arsitek internal Duta Pertiwi, dengan luas lantai sekitar 19.900 m2, dengan 415 kios dan 8 lantai sudah termasuk parkir untuk 310 kendaraan roda empat. Gedung ini terhubung ke Mall Mangga Dua melalui jembatan penyeberangan berlantai 3 dan terowongan. Harco Mas hanya menghabiskan Rp 50,2 milyar untuk membangun perluasan ini.
Sebagai pusat grosiran ponsel dan komputer, tidak banyak informasi mengenai penghuni kunci dari pusat perbelanjaan Mangga Dua Mall dan Harcomas, walau terdapat beberapa bank-bank besar yang membuka cabangnya di mal ini. Di sisi lain, kompetisi dengan penjualan daring dan kelesuan ekonomi membuat pusat perbelanjaan grosir gadget mulai ditinggal pengunjung dan penjual gawai.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Mangga Dua Raya Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek (Mall) | Airmas Asri (arsitektur) Gistama Intisemesta (struktur) |
Arsitek (Harcomas) | Duta Pertiwi (arsitektur) Gistama Intisemesta (struktur) |
Pemborong (Mall) | Sumicon Utama |
Pemborong (Harcomas) | Nusa Raya Cipta |
Lama pembangunan (Mall) | Oktober 1993 – Oktober 1995 |
Lama pembangunan (Harcomas) | November 2000 – akhir 2002 |
Jumlah lantai (Mall) | 6 lantai 1 basement |
Jumlah lantai (Harcomas) | 8 lantai 1 semi-basement |
Biaya pembangunan (Mall) | Rp. 72 milyar (1996) Rp. 558,4 milyar (inflasi 2021) |
Biaya pembangunan (Harcomas) | Rp. 50,2 milyar (2002) Rp. 149,4 milyar (inflasi 2021) |
Signifikasi | Pariwisata (bagian dari wisata belanja di Mangga Dua) |
Referensi
- Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Bahasa Art Deco untuk Mal Mangga Dua.” Majalah Konstruksi No. 224, April 1996, hal. 52-55
- Saptiwi Subardjo (2002). “Harcomas Mangga Dua, Tampil dengan gaya post modern.” Majalah Konstruksi, Mei 2002, hal. 40-42
- Advertorial (1997). “Karya-Karya Prestisius Pengembang Berpengalaman (Duta Pertiwi)”. Majalah Properti Indonesia Edisi Top Tokoh Properti, hal 198A
- Halaman resmi Sinarmas Land, diakses 1 November 2021 (arsip)
- Arsip halaman resmi Duta Pertiwi, diarsip 11 Mei 2004:
- Pasha Ernowo (2012). “Berburu Elektronik di Tiga Mall Mangga Dua.” Okezone, 7 Maret 2012. Diakses 1 November 2021 (arsip)
- Yoga Sukmana (2017). “Pengunjung Sepi, Pedagang Mangga Dua Mall Keluhkan Toko Online.” KOMPAScom, 16 September 2017, diakses 1 November 2021 (arsip)
Leave a Reply