Plaza Blok M adalah mal yang berdiri di dalam kawasan pertokoan Blok M Kebayoran Baru, berseberangan dengan Blok M Square. Mall berlantai delapan dengan koridor berbentuk semacam pegas ini dimiliki oleh Grup Pakuwon melalui Pakuwon Sentosa Abadi (dahulu patungan dengan Grup Subentra), yang menjadikan mal ini aset Pakuwon kedua setelah Tunjungan Plaza, dan yang pertama di Jakarta (untuk aset Pakuwon di Jakarta yang murni dikelola sendiri, baca Gandaria City).
Konstruksi Plaza Blok M mulai dibangun pada 15 September 1988 lewat pemancangan tiang pertama oleh Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto. Pembangunannya yang berlangsung selama hampir 27 bulan itu selesai dibangun pada akhir 1990 dan mulai membuka operasionalnya pada 12 Desember 1990. Sementara peresmian penuhnya dilaksanakan oleh Ibu Negara Tien Soeharto pada 30 Mei 1991.
Plaza Blok M dibangun di atas bekas bioskop New Garden Hall (dibuka Desember 1972) yang sudah dahulu dibongkar. Pakuwon Subentra Anggreini (nama lama Pakuwon Sentosa Abadi), pemilik kompleks ini, merogoh biaya investasi sekitar Rp. 93 milyar (1990, setara Rp. 1,2 triliun) untuk membangun mal yang asetnya mencapai Rp. 1 triliun ini. Mal ini dirancang oleh Denton Corker Marshall dan sayap lokalnya Duta Cermat Mandiri, pimpinan Budiman Hendropurnomo.
Mal berbentuk modis ini dirancang dengan gaya pascamodern, menempati seluruh blok seluas 11.355 meter persegi. Dengan 8 lantai dan 1 mezzanin dan luas lantai kasar (GFA) mencapai 52.800 meter persegi ditambah sebuah atrium berukuran besar satu koridor dengan tanjakan yang sangat ergonomis namun melelahkan, yang sebenarnya diadaptasi dari ide sejenis di proyek Tunjungan Plaza, yang selanjutnya ditiru oleh Mal Ciputra Jakarta.
Itu semua jelas bukan tandingan tetangganya Aldiron Plaza atau mall sezamannya Melawai Plaza yang luas lantainya masing-masing 14.051 dan 18.478 meter persegi, atau masih lebih sedikit dari luas Plaza Blok M – atau dalam bahasa budaya pop, membuat kawula muda berpindah tempat ngeceng. Sayangnya pusat belanja ini secara luas kalah bersaing dengan Pasaraya yang membangun perluasan keduanya pada 1995.
Per 2023, pusat perbelanjaan beratrium tunggal itu didominasi tenant utama Matahari Department Store, supermarket Farmers Market, MR. D.I.Y, hingga bioskop 21 yang belakangan telah ditingkatkan menjadi XXI. Penghuni lama pusat perbelanjaan itu terdiri dari Galleria (1995, berganti menjadi Matahari), Cahaya Department Store (1990-1994, digantikan Galleria), Rimo Department Store (sumber iklan TV Blok M Plaza), dan Hero (selanjutnya Giant).
Plaza Blok M sempat sepi akibat pergeseran tren ritel dan persaingan antar mal, dan kini kembali ramai dengan keberadaan stasiun MRT (angkutan massal cepat). Pihak Pakuwon Jati, melalui laporan tahunan 2018 dan web resmi mal tersebut mengatakan bahwa pusat perbelanjaan yang negtren di era 1990an itu sedang dalam tahap renovasi untuk mendorong daya tarik pengunjung, seperti perlampuan, perbaikan akses jalan dan integrasi ke stasiun angkutan cepat MRT, yang saat ini menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan yang tersambung ke layanan metro tersebut. Alhasil, dengan terintegrasinya angkutan metro, kunjungan melonjak sampai dua kali lipat dan tenant kembali membanjiri ruangan.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini. Khusus sejarah mall di Jakarta dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lain | Blok M Plaza |
Alamat | Jalan Bulungan No. 76 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Denton Corker Marshall (arsitektur) Duta Cermat Mandiri (architect of record) |
Pemborong | Murthy Kurnia Utama |
Lama pembangunan | September 1988 – Desember 1990 |
Dibuka | 12 Desember 1990 |
Diresmikan | 30 Mei 1991 |
Jumlah lantai | 8 lantai |
Biaya pembangunan | Rp. 93 milyar (1990) Rp. 1,2 triliun (inflasi 2020) |
Signifikasi | Pop culture (tempat berkumpul kawula muda era 1990an) |
Referensi
Teks
- Esti Susanti (1988). “Blok M Plaza, pusat perbelanjaan modern”. Majalah Konstruksi No. 126, Oktober 1988.
- Annual Report Pakuwon Jati 2018, diakses 26 November 2019. (arsip)
- Web resmi Plaza Blok M, diakses 26 November 2019. (arsip)
- Dani Prabowo (2017). “Plaza Blok M Mulai Ditinggalkan Pengunjung.” Kompascom, 16 September 2017. Diakses 26 November 2019. (arsip)
- Fadhly Fauzi Rachman (2019). “MRT Jakarta Bikin Blok M Plaza Bangkit Lagi“. Detikcom, 3 April 2019. Diakses 26 November 2019. (arsip: 1, 2, 3, 4)
- cp (1988). “Membangun di Blok M, “Developer” Harus Sediakan Lapangan Parkir”. KOMPAS, 16 September 1988.
- Saptiwi Djati Retnowati; Dwi Ratih (1992). “Pusat Perbelanjaan Atrium: Kejelasan Tata Letak Unsur Penentu Keberhasilan”. Majalah Konstruksi No. 174, Oktober 1992. Kutipan, hal 54 par. 9: “…..menurut Budiman yang juga menangani perencanaan arsitektur Blok M Plaza bersama DCM HongKong……“
- Lila Fitri Aly (1990). “Untaian Peristiwa: Pembukaan Blok M Plaza”. Majalah Sarinah No. 216, 31 Desember 1990, hal 98-99
- Web resmi 21 Cineplex.
- “10 Kontraktor Nasional Terpilih versi Majalah Konstruksi: P.T. Murthy Kurnia Utama.” Majalah Konstruksi No. 151, Desember 1990, hal. 83
- Arsip laman resmi Plaza Blok M, diarsip 15 Juni 2006
- Halaman resmi Farmers’ Market, diakses 3 Desember 2022 (arsip)
- Daftar gerai Matahari per 31 Desember 2001, diarsip 3 September 2004
Tinggalkan Balasan