Selanjutnya adalah Menara Topas, salah satu legiun 1990an di Jalan M.H. Thamrin yang tanahnya terjepit diantara jalan protokol tersebut dengan Kali Cideng. Ia kini merupakan gedung multiguna yang diperuntukkan sebagai kantor dan hotel, dengan 16 lantai dan luas lantai total 13.478 meter persegi, dengan gaya arsitektur modern yang sangat elegan. Gedung yang dahulu bernama Thamrin Building, Wisma Bank Industri, Wisma Bank Surya dan Menara Eksekutif selama hayat hidupnya dirancang oleh tim arsitek Kajima Design dengan Armekon Reka Tantra sebagai architect of record-nya.

Menara Topas
Langsing dan panjang. Foto oleh mimin SGPC

Awalnya Menara Topas merupakan proyek Aditya Toa Development, perusahaan patungan Herry Wijaya dan Hasyim Djojohadikusumo dengan Kajima Corporation, kontraktor Jepang. Kerjasama pembangunan gedung ini, awalnya bernama Wisma Bank Industri, diteken April 1987 ditengah lesunya pasar perkantoran Jakarta. Setahun setelah konstruksi gedung ini dimulai, ATD dan Kajima melanjutkan kerjasamanya dengan membangun Menara Thamrin. Konstruksi Wisma Bank Industri yang dilakukan oleh J.O. Waskita Kajima dan Kajima Corporation, dimulai pada bulan September 1988 dan selesai pada bulan Maret 1990.


Iklan

Baru setahun mengelola gedung berlantai enam belas itu, ATD menjual Wisma Bank Industri ke Sudwikatmono dengan banderol sekitar 24 juta dolar AS. Sejak Juli 1992 gedung ini mendapat nama Wisma Bank Surya. Dalam beberapa waktu ke depan gedung ini oper kepemilikan ke perusahaan lain hingga sekarang mendarat di tangan Grup Mayapada.

Tercatat Bank Industri, Bank Surya dan Bank Eksekutif, selanjutnya Bank Pundi pernah menempati gedung ini. Mulai September 2015 hingga Agustus 2016, dua lantai terbawah dan lantai 6-11 dialihfungsikan menjadi Hotel Four Points by Sheraton, berkapasitas 164 kamar – menyisakan lantai 12-16 untuk kantor. Sejak 24 April 2020, kepemilikan gedung Menara Topas, eks Wisma Bank Industri, berpindah dari PT Perdana Tangguh Abadi, afiliasi Grup Mayapada, kepada Bank Mayapada, bank milik Grup Mayapada, dengan tebusan 1,5 triliun rupiah.

Efisiensi lantai adalah harga mati

Desain arsitekturnya cukup sederhana. Karena dibangun di atas lahan sempit, efisiensi lantai dan pemakaian gedung menjadi panglima – ini sama dengan permasalahan yang dihadapi perancang Menara Bank BTN dari masa yang nyaris sama. Walau merupakan gedung era Dilan, dengan lahan sesempit itu, merancang gedung dengan gaya pascamodernisme bukan pilihan yang masuk akal. Lapis luar bangunan yang didominasi garis-garis horisontal ini awalnya berlapis aluminium curtain wall berwarna abu dan lapis jendela kaca. Aluminium curtain wall kini diganti dengan lapis berwarna kuning kecokelatan pasca-dibeli Grup Mayapada.

Struktur bangunan menggunakan pipa baja dalam (kedalaman 40 meter) dan struktur atas menggunakan frame terbuka dengan tembok geser untuk core melintang, untuk memperkuat struktur gedung yang memanjang.

Profil hotel Four Points by Sheraton Thamrin

Seperti yang sudah disinggung di atas, Hotel Four Points by Sheraton (Agoda/Booking) menempati dua lantai terbawah dan lantai 6-11. Hotel bisnis berbintang 4 ini memiliki 164 kamar tidur tipe suite dan deluxe, tiga ruang pertemuan seluas 1.615 meter persegi, serta memiliki fasilitas pusat kebugaran 24 jam hingga restoran The Eatery dan bar Best Brews di lantai dasar. Hotel ini dinobatkan sebagai hotel bisnis terbaik 2016 oleh Forbes Indonesia.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaThamrin Building
Wisma Bank Industri
Wisma Bank Surya
Menara Eksekutif
AlamatJalan M.H. Thamrin No. 9 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekKajima Design (arsitektur)
Armekon Reka Tantra (architect of record)
Wiratman & Associates (struktur)
PemborongWaskita Kajima
Lama pembangunanSeptember 1988 – Maret 1990
Jumlah lantai16 lantai
Jumlah kamar
(Hotel Four Points)
164
Referensi: Majalah Konstruksi #147 Juli 1990; Marriott International

Referensi

  1. Vera Trisnawati (1990). “Gedung Wisma Bank Industri: Kesederhanaan jadi daya tarik utama.” Majalah Konstruksi No. 147, Juli 1990
  2. Website resmi Menara Topas, diakses 8 Agustus 2019 (arsip)
  3. Ropesta Sitorus (2016). “Resmi Beroperasi, Four Points by Sheraton Jakarta Optimis Mampu Bersaing“. Bisnis Indonesia Online, 23 Agustus 2016. Diakses 8 Agustus 2019 (arsip)
  4. Wahyu Adityo Prodjo (2016). “Hotel Four Point Pertama di Jakarta dibuka“. KOMPAS.com, 17 Agustus 2016. Diakses 8 Agustus 2019 (arsip)
  5. “Four Points by Sheraton Jakarta”. Blog pribadi Adam Andrian, 14 Juli 2017. Diakses 9 Oktober 2019 (arsip)
  6. Website resmi Four Points by Sheraton Jakarta Thamrin, part of Marriott International. (arsip)
  7. Puri Yuanita (2016). “Hotel Mewah Baru Hadir di Tengah Lokasi Perkantoran Jakarta“. Dream.co.id, 15 Agustus 2016. Diakes 9 Oktober 2019 (arsip)
  8. M. Richard (2020). “Transaksi Afiliasi, Bank Mayapada Beli Tiga Gedung Rp3,5 triliun“. Bisniscom, 29 April 2020. Diakses 2 Mei 2020 (arsip)
  9. Rilis pers Bank Mayapada, 28 April 2020. Diakses 2 Mei 2020 (arsip)
  10. Sori Siregar; Amri Husni (1990). “Properti “Warung Tegal.” Majalah SWA No. 2/VI, Mei 1990, hal. 56-57
  11. Didin Abidin Masud (1997). “Pergulatan 26 Manajer Indonesia Menuju Sukses.” Jakarta: Elex Media Komputindo. Halaman 49
  12. “Sudwikatmono Resmi Ambil Wisma BI (Bank Industri).” Harian Ekonomi “Neraca”, 3 Juli 1992, hal. 12

Lokasi

Google Translate:

Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Banyak tulisan gedung yang SGPC buat sebelum dijadwalkan terbit. Penasaran? Dukung kami via Trakteer.