Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Menara Thamrin adalah sebuah kompleks perkantoran yang terletak di Jalan M.H. Thamrin yang berdiri sejak Agustus 1991. Ia adalah salah satu dari lima proyek perkantoran di jalan protokol paling ternama di Indonesia yang dibangun di dasawarsa 1990an yaitu Plaza Indonesia (1990), kompleks BII/Sinarmas Land Plaza II dan III (1997), Menara Topas/Wisma Bank Industri (1990) dan Plaza Permata (1992). Kompleks ini terdiri dari dua gedung kantor dan sebuah gedung parkir.

Kosong
Foto oleh mimin SGPC

Konstruksi dilakukan oleh Kajima bersama Waskita melalui JO PT Waskita Kajima mulai April 1989 dan selesai pada Agustus 1991, dan kala itu bernama ATD Plaza. ATD adalah singkatan dari Aditya Toa Development, pengembang kompleks perkantoran tiga bangunan ini. ATD juga mengembangkan gedung yang sekarang bernama Menara Topas dalam waktu bersamaan dengan berdirinya gedung ini.

Sebetulnya kompleks perkantoran Menara Thamrin sudah direncanakan sejak 1970an, bila merujuk pada peta yang tampil di iklan Gedung Jaya yang terbit di Majalah Tempo pada 3 Juli 1976. Tetapi, karena beberapa faktor seperti perkembangan industri properti, proyek tersebut baru direalisasikan melalui kerjasama antara Aditya Toa Development dan Kajima Corporation sekitar 1989 setelah Wisma Bank Industri dibangun di tengah jalan.

ATD Plaza berganti nama menjadi Menara Thamrin pada 10 Agustus 1995, dalam rangka indonesianisasi instalasi real-estate swasta. Tetapi nama lama ATD Plaza masih beredar di media massa sampai sekiranya tahun 2002. Pada 21 Juli 2002, sebuah tempat hiburan karaoke bernama Karaoke Jean, yang berada di lantai tertinggi gedung parkir Menara Thamrin, terbakar saat direnovasi. Diduga kebakaran dipicu oleh arus pendek listrik. Kini ruang tempat hiburan tersebut diisi Zen Jakarta, juga tempat karaoke dan lounge.

Beberapa tenant-tenant ternama yang berkantor di Menara Thamrin didominasi oleh perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang pindah dari kantor mereka sendiri yang dibangun di medio 1971-an (kini bernama Gedung Bawaslu).


Iklan

Arsitektur dan struktur Menara Thamrin

Arsitektur: penataannya menitikberatkan keterbukaan dan keserasian

Menara Thamrin Fasad
Penampilan eksterior bangunan. Foto oleh mimin SGPC

Menara Thamrin, dirancang oleh tim perancang dari Wiratman & Associates bersama dengan departemen desain Kajima Corporation, terpecah menjadi tiga bagian, yaitu bagian podium, tower dan gedung parkir. Gedung podium, yang terpendek, hanya memiliki 5 lantai, tower berlantai 27 dan gedung parkir berlantai 8.

Desain tower dan gedung podium memang dirancang dengan gaya pascamodernisme, karena diharapkan memberi perbedaan pada cakrawala Jalan M.H. Thamrin (sekarang sudah tersaingi gedung neo-gothic gedung kembar Bank Indonesia). Podium berlantai 5 didesain sedemikian rupa untuk memperkuat ruang terbuka antara Jalan Thamrin dengan Hotel Sari Pan Pacific. Gedung towernya, walau membawa langgam pascamodernisme, tergolong sederhana, dengan atap trapesium dan eksterior berpola kotak-kotak. Finishing gedung keseluruhan menggunakan lapis granit. Interior, karena bentuknya mengotak, untuk memaksimalkan ruang kantor dan struktur gedung, core ditempatkan di tengah.

Awalnya, Menara Thamrin menyisipkan undakan/setback di lantai terendah gedung tower dan lapis kaca di mahkota gedungnya (mirip dengan gedung Sentral Senayan). Rencana itu berubah di tengah jalan dan menghasilkan bentuk yang kita lihat sekarang.

Perencanaan Menara Thamrin ini dikenal unik karena tidak terkavling, karena pihak arsitek dan Pemerintah DKI Jakarta ingin mendemonstrasikan keserasian antar-lingkungan di Jalan M.H. Thamrin yang dianggap terlalu individualis di kavlingnya masing-masing. Hal ini didemonstrasikan dengan tiadanya sekat (pagar) di kompleks ini. Toh kenyataannya, ide ini tidak terealisasikan, karena Menara Thamrin sudah dipagar tanaman berupa shrub, pagar dan portal keamanan.


Iklan

Strukturnya bersifat tube-in-tube dengan tulangan beton berongga

Struktur utama gedung tower menggunakan beton bertulang biasa dengan lapis lantai menggunakan hollow core slab (tulangn beton berongga), disebut merupakan yang pertama di Indonesia, dan sudah teruji tahan gempa dan menahan beban yang mumpuni. Struktur beton bertulangnya bersifat tube-in-tube – maksudnya adalah struktur core dan kolomnya bisa menahan gaya geser pada bangunan.

Sistem tube-in-tube ini diklaim lebih efisien dibanding metode konstruksi lainnya, kata Ir. Wiratman Wangsadinata, perancang struktur gedung berlantai 27 ini, kepada awak media Majalah Konstruksi (terbit September 1991). Ditambahkan melalui website resmi Wiratman, struktur tersebut dihitung menggunakan pendekatan dua dimensi, sehingga perhitungannya lebih sederhana dan lebih kuat dalam segi ketahanan pada gempa.

Berbeda dengan hollow core slab yang mendominasi rangka tower, gedung podium dan parkir hanya memanfaatkan beton bertulang biasa dengan lapis lantai dari pengecoran. Tetapi kedua gedung tersebut dibangun belakangan untuk mencegah adanya penurunan tanah karena beban gedung. Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang beton mengambang (floating foundation) karena kondisi tanahnya yang lunak sampai kedalaman 50 meter, dan berlaku untuk seluruh bangunan, baik podium, tower dan gedung parkir. Penghitungan beban pondasi gedung dilakukan secara terkomputerisasi.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini

Data dan fakta

Nama lamaATD Plaza
AlamatJalan M.H. Thamrin No. 3 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekKajima Design (arsitektur)
Wiratman & Associates (architect of record dan struktur)
PemborongWaskita Kajima
Lama pembangunanApril 1989 – Agustus 1991
Jumlah lantai (perkantoran)27 lantai
Jumlah lantai (gedung bank)5 lantai
Jumlah lantai (parkir)8 lantai
SignifikasiStruktur (inovasi hollow core slab dan pondasi mengambang)
Referensi: Majalah Konstruksi #161 September 1991; Kajima Indonesia; Wiratman & Associates

Referensi

  1. Urip Yustono; Dwi Ratih. “ATD Plaza: Menghadirkan karakter khas dengan konsep postmodern”. Majalah Konstruksi No. 161, September 1991.
  2. Website resmi Kajima Indonesia (arsip)
  3. Tempo, 3 Juli 1976 (iklan Gedung Jaya)
  4. “Penggunaan Nama Baru Proyek REI Jakarta, 10 Agustus 1995”. Majalah Properti Indonesia No. 20, September 1995. Halaman 89-90
  5. RTS (2002). “Karaoke Jean di Menara Thamrin Terbakar”. KOMPAS, 22 Juli 2002.
  6. Website Perserikatan Bangsa-Bangsa (arsip)
  7. Website resmi Wiratman & Associates (arsip)
  8. Sori Siregar; Amri Husni (1990). “Properti “Warung Tegal.” Majalah SWA No. 2/VI, Mei 1990, hal. 56-57

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *