“Gedung Oplasan, apa itu?”
Mungkin anda bertanya soal istilah aneh bin ajaib ini. Ketika mimin membuka blog ini, label ini disematkan kepada banyak bangunan-bangunan yang penampilannya sudah berubah dari luar. Sekarang, mimin mau bahas mengenai Gedung Oplasan. Dulu tag ini diberi nama GOP – Gedung Oplasan.
Secara etimologis, oplas adalah singkatan dari “operasi plastik“, yaitu tindakan medis untuk melakukan perbaikan atau merubah struktur wajah secara drastis untuk memperbaiki fungsi kulit, tengkorak dan mengembalikan struktur rahang wajah. Terkadang, di dunia nyata, oplas menerima stigma negatif karena digunakan untuk merujuk pada operasi kecantikan yang tujuannya hanya untuk memperbaiki penampilan wajah belaka. Istilah tersebut juga dipakai buat mengejek band-band K-pop yang fansnya amat mudah tersinggung.
Perkembangan arsitektur juga membuat label oplas layak disematkan pada bangunan yang penampilan eksteriornya berubah drastis (anda bisa menyebutnya sebagai fasade, fasad atau wajah gedung). Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia Solichin Gunawan pernah menyindir Jakarta sebagai “laboratorium fasade” karena kerap sekali pemilik gedung di ibukota Republik Indonesia ini mengubah penampilan luar gedung hingga sulit dikenali asal-usulnya. Belum lagi bagi mimin, masih ada sikap mendua masyarakat umum mengenai arsitektur kita, seperti sikap apresiatif pada bangunan-bangunan kolonial maupun bangunan monumental modern dan pencakar langit modern, tetapi memiliki pandangan pedas pada bangunan modern era 1970an-90an. Apa penyebab mereka mengubah eksterior gedung memang tidak jelas. Kebanyakan lebih karena agar ikut zaman.
Itulah latar belakang adanya kategori Gedung Oplasan ini. Tapi, ada beberapa syarat soal Gedung Oplasan, apa yang membuat gedung itu dianggap oplasan:
- Merubah secara signifikan bentuk eksterior bangunan. Bahkan orang biasa tahu bahwa gedung ini sudah digubah secara signifikan.
- Bila tidak terlalu banyak berubah, kemungkinan penambahan desainnya tidak memperhatikan estetika atau dianggap janggal. Perubahan warna eksterior bisa menjadi oplasan, bila secara estetikanya juga janggal.
Labelisasi GOP ini rawan subyektifitas. Kenapa? Pertama, mimin harus memahami teknik gedung tersebut direnovasi. Renovasi gedung yang tepat dan tidak sampai melakukan perubahan signifikan pada desain dan makna arsitektur akan menyelamatkan gedung dari label GOP. Pengecatan ulang gedung dengan mengubah warna juga menurut blog ini diperdebatkan terutama dari segi perubahan warna awal, sehingga label Gedung Oplas, cukup dibatasi ke perombakan wajah gedung secara radikal atau yang disebut oleh Solichin Gunawan sebagai “penyarungan gedung”.
Dengan label GOP pada blog ini, SGPC berharap lebih pada calon arsitek masa depan, sejarawan, geek arsitektur atau bahkan masyarakat biasa, agar mengetahui sejarah evolusi bangunan di kota-kota besar di Indonesia di masa modern.
Ditulis ulang 14 Februari 2022 untuk memadatkan konten dan menyesuaikan dengan penggunaan platform WordPress oleh SGPC
Setiap Gedung Punya Cerita
Tinggalkan Balasan