Plaza Surabaya, awalnya dan masih sering disebut Surabaya Delta Plaza adalah sebuah pusat perbelanjaan besar berlantai 5, dengan luas lantai mencapai 75.270 meter persegi yang dikelilingi Jalan Pemuda, Sungai Kalimas dan Jalan Plaza Boulevard, Kota Surabaya. Plaza Surabaya beserta lahannya kini dimiliki oleh PT Bayu Beringin Lestari. Pusat belanja ini merupakan satu dari beberapa pusat belanja awal yang berdiri di Kota Pahlawan selain Tunjungan Plaza, Tunjungan Centre, Indo Plaza dan Hi-Tech Mall.

Tak seperti website lain di dunia maya, artikel Plaza Surabaya di SGPC tidak akan menyajikan suster gepeng atau mitos-mitos lain yang biasanya anda jumpai di media sosial oleh kalangan muda sekarang. Bahkan manajemen mal saja agaknya capek dibombardir mitos tersebut setiap hari.

Plaza Surabaya
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Berdiri di atas bekas Centrale Burgerlijke Ziekenhaus

Kompleks Plaza Surabaya berada di bekas rumah sakit Simpang atau CBZ (Centrale Burgerlijke Ziekenhaus). Pasca-peleburan RS Simpang ke RSUP Dr. Soetomo pada tahun 1970an, sebuah perusahaan swasta membeli tanah tersebut dan sejak tahun 1975, menurut manajer konstruksi Delta Plaza, Ang Kian Hoo, mulai membesitkan pikirannya untuk membangun pusat perniagaan di eks lahan CBZ. Mengingat sejarah CBZ sebagai rumah sakit untuk korban ajang perperangan pada 10 November 1945, keberadaan pusat perbelanjaan tersebut, tidak disenangi sebagian Dilanowcy fanatik bangunan era kolonial.

Pada tahun 1979, 75 ribu meter persegi lahan tersebut dibeli oleh PT Surabaya Delta Plaza, pengembang dan pengelola awal mal, dan setahun kemudian kajian dilakukan oleh firma arsitek Planning & Designing Consultant dari Singapura (Pladesco), dan perancangan desain arsitekturalnya dimulai pada 1983. Awalnya, pembangunan Delta Plaza terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa parkiran, mall, pusat onderdil kendaraan bermotor dan ruko; dan tahap kedua berupa apartemen berlantai 12 dan 13, hotel 29 lantai dan perkantoran 18 lantai. Sayangnya rencana tahap kedua tersebut tidak terlaksana.

Sisi timur Delta Plaza Surabaya
Sisi timur. Foto oleh Ronniecoln

Pembangunan Plaza Delta tahap pertama dimulai pada 10 Mei 1984 dan selesai dibangun 20 Maret 1988, dengan Hutama Karya selaku kontraktor utama. Tiga bulan sebelum konstruksi berakhir, pada tanggal 31 Desember 1987, Presiden Soeharto beserta ibu negara Tien Soeharto meninjau pembangunan mall yang diklaim terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara kala itu. Pembangunan mall tersebut mencapai Rp. 116 milyar rupiah (1988). Plaza Delta diresmikan pemakaiannya pada 2 Juni 1988 oleh Presiden Soeharto.

Peresmian tersebut sempat membuat Plaza Delta ditutup untuk persiapan acara dari tanggal 1 sampai 2 Juni. Acara peresmian tersebut diwarnai dengan penebaran beras kuning dan penandatanganan prasasti yang menjadi simbolisasi dibukanya mall ini bersama dengan sebuah pabrik susu dan gas karbit serta sebuah politeknik. Operasional mall kembali berlanjut pada 2 Juni 1988 jam 1 siang.


Iklan

Di tiga tahun awal operasional Plaza Delta, walau dikenal luas dan besar, mal ini ternyata sempat terseok-seok sepi pengunjung sehingga kehilangan tenant-tenantnya hingga terjadi kisruh penyelesaian sewa toko yang dialami Rimo, Hero, Izuya dan Delta Fashion. Bahkan, Rimo harus bersiasat saat mereka tutup secara bertahap di awal 1991 dengan mengerahkan karyawan dan pengunjung “membeli” barang-barangnya untuk mengelabui pengelola mall. Puncaknya, BKPM mencabut izin investasi Surabaya Delta Plaza pada 27 Maret 1991.

Drama tersebut berakhir setelah sayap usaha baru Grup Salim, PT Bayu Beringin Lestari, membeli keseluruhan gedung dan tanah Surabaya Delta Plaza dengan mahar Rp 180 milyar (1991) pada 28 Maret 1991, sekaligus mengganti namanya menjadi Plaza Surabaya. Pasca-akuisisi, pemilik lama yaitu PT Surabaya Delta Plaza mulai memindahkan kantornya dari pusat belanja yang sebelumnya mereka kelola. Saat itulah Salim harus mengawali segalanya dari awal, dimulai dari mengurus izin investasi di BKPM hingga konsultasi dengan pihak-pihak profesional terkait reposisi strategi bisnis ke depan dan persiapan perhelatan Surabaya Fair 1991 pada bulan Agustus.


Iklan

Pusat perbelanjaan Plaza [Delta] Surabaya

Memiliki 5 lantai dan satu basement, Plaza Delta Surabaya memiliki luas lantai total mencapai 75.270 meter persegi. Sering disebut sebagai malnya kelas menengah, Plaza Surabaya ditempati oleh tenant-tenant seperti supermarket Superindo (dahulu Gelael), toko perkakas ACE Hardware dan MR.DIY, bioskop XXI, department store Matahari (sejak November 1993, dahulu Galleria), McDonald’s (sejak 21 Februari 1992, kedua setelah di Sarinah), hingga tempat bermain Timezone (sejak Agustus 1997). Disamping itu, pusat perbelanjaan ini juga memiliki sebuah foodcourt dan berbagai merk sajian cepat saji.

Tenant-tenant yang SGPC bisa identifikasi dahulu pernah menghiasi lantai mal ini terdiri dari Rimo Department Store (1988-27 Maret 1991), Toko Gunung Agung, Hero Supermarket (April 1988-31 Maret 1990), Izuya Department Store (1988-1990), Delta Fashion Store (1988-1990), Plaza Department Store (sempat diperluas pada akhir 1992), Bank Central Asia (buka Agustus 1991) hingga Happy Puppy Family Karaoke (buka 15 November 1992).

Secara arsitektural, desain yang diusung oleh tim arsitek dari Pladesco dan Ir. Rachmat Purwono MSc (tim ahli dari PT SDP) memadukan gaya Jawa klasik dan modernisme. Hal yang paling kelihatan dari mall ini adalah eksteriornya yang menggunakan semacam mosaik aluminium di sisi selatan dan batu bata merah di sisi timur eksterior Plaza Surabaya. Gedung parkir berlantai 9 dan rukan di sebelahnya menunjang pusat perbelanjaan ini


Iklan

Surabaya Suites Hotel

Hotel Horison Surabaya Suites
Foto oleh mimin SGPC

Sejak dibeli oleh Grup Salim, pusat onderdil kendaraan bermotor Plaza Surabaya diketahui tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai pertokoan untuk onderdil kendaraan bermotor setelah Surya Nusaraya Motor keluar dari gedung tersebut. Maka, pengelola memutuskan mengalihfungsikan pusat onderdil sebagai hotel, yang secara tidak langsung menggantikan rencana awal membangun sebuah hotel berlantai 29 yang tidak jadi dibangun. Hotel ini memang direncanakan berhadapan dengan WTC Surabaya untuk mempermudah tamu dari gedung tersebut menginap di hotel itu. Rencana tersebut diperkenalkan ke masyarakat pada 30 Desember 1991.

Alihfungsi gedung dari gedung onderdil menjadi hotel berbintang 4 ini dirancang oleh tim arsitek Design International dari Amerika, dan dilakukan oleh Waringin Megah mulai Juni 1992 sampai Agustus 1993. Perubahan yang dilakukan dalam alih fungsi gedung ini terdiri dari pembuatan atrium, perataan jalan masuk ke lobi, penambahan 1 lantai dan cat ulang eksterior.

Hotel ini mulai beroperasi sebagai Radisson Surabaya Plaza mulai 15 Oktober 1993 sampai 1 April 2003, selanjutnya Surabaya Plaza Hotel dari 2 April 2003 sampai 22 April 2015. Sejak 23 April 2015, nama hotel berkamar 230 dan berlantai 8 ini bernama Surabaya Suites (Agoda/Booking). Seperti Hotel Garden Palace, ia berada di lingkaran Archipelago International walau pengelolaannya masih independen.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Pemuda No. 33-37 Genteng, Surabaya, Jawa Timur
Arsitek (pusat perbelanjaan)Planning & Designing Consultant (Pladesco) (arsitektur)
Surabaya Delta Plaza (architect of record)
Arsitek (renovasi hotel)Design International (arsitektur)
Surabaya Delta Plaza (architect of record)
Pemborong (pusat perbelanjaan)J.O. RSEA Taiwan – Waskita Karya (pondasi)
Hutama Karya (struktur)
Pemborong (renovasi hotel)Waringin Megah
Lama pembangunan (pusat perbelanjaan)Mei 1984 – Maret 1988
Lama pembangunan (renovasi hotel)Juni 1992 – Agustus 1993
Jumlah lantai (pusat perbelanjaan)5 lantai
1 basement
Jumlah lantai (renovasi hotel)7 lantai
Jumlah kamar230
Biaya pembangunan (pusat perbelanjaan)Rp 116 milyar (1988)
Rp 1,7 triliun (inflasi 2020)
Biaya pembangunan (renovasi hotel)Rp 58 milyar (1993)
Rp 595 milyar (inflasi 2020)
SignifikasiPop culture (“hantu suster gepeng”)
Referensi: Majalah Konstruksi Mei 1985, Agustus 1993; ANTARA 3/1/1988

Referensi

  1. “Surabaya Delta Plaza, akan menjadi pusat perbelanjaan yang lengkap.” Majalah Konstruksi, Mei 1985. Hal. 54-62
  2. “Presiden Soeharto Tinjau Surabaya Delta Plaza”. ANTARA, 3 Januari 1988. Diakses via web Soeharto, 15 Mei 2020. (arsip)
  3. ST (1988). “Presiden akan resmikan pabrik susu Nestle”. KOMPAS, 30 Mei 1988, hal. 2. Diakses via web Soeharto, 15 Mei 2020. (arsip)
  4. “Delta Plaza Masuk Salim Group”. Tempo, 13 April 1991.
  5. Hertanto, Edwina Martha; Sutanto, Budhi Fermin (2005). “Analisa dampak perubahan nama Hotel Radisson Plaza Suites Hotel Surabaya menjadi Surabaya Plaza Hotel terhadap profil tamu: implikasi terhadap strategi pemasaran sebagai market challenger.” Abstrak Tesis, Universitas Kristen Petra.
  6. Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1993). “Radisson Plaza Suite Hotel: Dari Motor Center Jadi Hotel Berkelas”. Majalah Konstruksi No. 184, Agustus 1993, hal. 51-58
  7. Web resmi Surabaya Suites Hotel, diakses 15 Mei 2020.
  8. Tweet resmi, 22 April 2015. Diakses 15 Mei 2020.
  9. afa (1993). “Radisson Hotel Ekspansi ke Surabaya”. Republika, 12 Oktober 1993 hal. 3
  10. C.M. Kuntari; Abdul Lathif (1990). “Plaza di Surabaya, Nafsu Besar, Tenaga Kurang.” KOMPAS, 27 Mei 1990, hal. 8
  11. tya (1992). “Plaza Dept. Store diperluas dengan investasi Rp. 500 juta.” Surabaya Post, 10 November 1992
  12. “Tingkatkan omzet dengan diskon dan bonus.” Surabaya Post, 27 November 1992, hal. 11
  13. Nurhajati Kurnia; Wong Tung To (2003). “Perintis Ritel Modern Indonesia: Memoar Pendiri Grup Hero.” Jakarta: Yayasan Kurnia Jakarta. Halaman 118, 132
  14. Iklan Happy Puppy Karaoke. Surabaya Post, 16 November 1992
  15. Daftar gerai Matahari per 31 Desember 2001, diarsip 3 September 2004
  16. Setiawan; Syafi’i Zemud; Achmad Habib (1991). “Plaza Hotel Mulai Dibangun, Garden Tambah 8 Lantai.” Jawa Pos, 31 Desember 1991, hal. 12
  17. Iklan Hero Supermarket. Jawa Pos, 4 April 1988, hal. 3
  18. gus (1991). “Akhirnya Rimo juga hengkang dari SDP.” Jawa Pos, 28 Maret 1991, hal. 2
  19. dh; el (1991). “SDP akan alihkan asetnya ke PT BBL.” Jawa Pos, 2 April 1991, hal. 2
  20. dh; el (1991). “Bayu Beringin Terus Lakukan Inventarisasi, untuk pulihkan citra SDP.” Jawa Pos, 8 April 1991, hal. 2
  21. gus; dh (1991). “SDP kini harus urus izin baru.” Jawa Pos, 11 April 1991, hal. 2
  22. yul (1991). “SDP akan buka pasar swalayan.” Jawa Pos, 26 April 1991, hal. 2
  23. el (1991). “BCA Plaza Surabaya akan dibuka.” Jawa Pos, 14 Agustus 1991, hal. 5
  24. asz; yon (1991). “Asing akan masuk Plaza Surabaya.” Jawa Pos, 23 Agustus 1991, hal. 5
  25. H.B. Supiyo (1992). “McDonald’s di Surabaya.” Majalah SWA No. 12/VII, Maret 1992, hal. 113
  26. Setyawan; Syafi’i Zemud; Achmad Habib (1991). “Plaza Hotel mulai dibangun, Garden tambah 8 lantai.” Jawa Pos, 31 Desember 1991, hal. 12
  27. “Ibu Soeharto tertarik kerang hijau langka.” Surabaya Post, 2 Juni 1988 hal. 2 dan 12
  28. “Menjelang diresmikan, Delta Plaza tutup total.” Jawa Pos, 1 Juni 1988 hal. 2
  29. “Tebaran beras kuning tandai peresmian SDP.” Jawa Pos, 2 Juni 1988 hal. 2
  30. “Kehadiran SDP tak matikan pengusaha ekonomi lemah.” Jawa Pos, 3 Juni 1988 hal. 2

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *