Tunjungan Centre adalah bangunan umum berlantai delapan yang berada di ujung utara Jalan Tunjungan, Kec. Genteng, Kota Surabaya. “Mall” yang mengelilingi penuh pertokoan Siola yang bersejarah itu sekarang terbagi menjadi dua – gedung Mall Pelayanan Publik (MPP) “Siola” oleh Pemerintah Kota Surabaya setelah selama 30 tahun lebih berada di bawah pengelolaan swasta; dan Tunjungan Electronic Centre dari Lamicitra Nusantara. Kedua gedung ini bercerai sejak habisnya kontrak 30 tahun Pemkot dan pengelola swasta untuk gedung eks-Tunjungan Centre di tahun 2015.
Tunjungan Centre/Mall Pelayanan Publik Siola (1988)
Sejarahnya bermula dari tahun 1982. Saat itu terjadi sebuah kebakaran yang menghanguskan beberapa toko-toko di sekitaran Siola Tunjungan. Sayangnya, tidak ada detail mengenai kebakaran hebat ini. Empat tahun pasca-kebakaran, melalui kerjasama dengan Pemkot Surabaya, PT Bismo Surabaya, pengembang dan pemilik awal, memulai konstruksi gedung di bawah bendera “Tunjungan Centre” (TUC). (Untuk bulan konstruksi jadi, baca bagian bawah. Terdapat beberapa versi lama konstruksi Tunjungan Centre. Harian Ekonomi “Neraca” (22/12/1988) mengutip bahwa konstruksi berlangsung selama 22 bulan (mulai Agustus 1986). Jawa Pos (20/12/1988) mengutip 20 bulan (mulai Oktober 1986). Semua berasal dari statemen J. Soewandi, Dirut PT Bismo Surabaya.)
Konstruksi Tunjungan Centre akhirnya selesai Juni 1988, setahun lebih cepat dari rencana awal. Tetapi, finishing membuat gedung berlantai 8 (3 lantai + 1 basement parkir, 5 lantai sisa ritel dan parkir) ini baru bisa beroperasi melalui peresmian oleh Walikota Surabaya H. Poernomo Kasidi pada 19 Desember 1988. Dalam waktu bersamaan, dibuka beberapa outlet seperti Supermarket Daimaru, Department Store Nikko (apakah ini cabang setelah di King’s Bandung? Kami tidak tahu), KFC dan es krim Swansen’s. Konstruksi mall kedua bernama Tunjungan (Tunjungan Plaza milik Pakuwon Jati lebih sukses) ini menghabiskan biaya Rp. 17 milyar (1988).
Segera setelah peresmian, Pemkot Surabaya mulai melarang parkir di sisi timur Jalan Tunjungan dan mengarahkan para pengguna parkir untuk menggunakan gedung TUC, dengan pengecualian kendaraan barang. Setahun kemudian, muncul ide membangun penghubung Siola dengan Tunjungan Centre untuk memudahkan arus pengguna parkir Tunjungan Centre dengan toko-toko lain di Tunjungan termasuk Siola. Rencana tersebut terealisasi dan pada 3 Oktober 1991, perluasan Siola di lantai 3 (ex. Nikko) diresmikan.
Terakhir, sebagai proyek Tunjungan City yang tidak terwujud, salah satu tenant dari mall ini yang diketahui hanya Total Buah Segar (2013) dan Bursa Mobil Bekas Siola (BOSS, 2014). Sejak 31 Desember 2014, Tunjungan Centre pun akhirnya kembali ke pangkuan Pemkot Surabaya, dan muncul rencana untuk mengubah fungsi TUC menjadi sebuah pusat pelayanan masyarakat, yang diinisiasi oleh Walikota Tri Rismaharini. Rencana tersebut akhirnya menjadi kenyataan; mulai Februari 2017, Mall Pelayanan Publik (MPP) “Siola” mulai beroperasi dan diresmikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur pada 6 Oktober 2017.
Secara teknis, gedung ini memiliki 9 lantai dengan luas lantai total 30 ribu meter persegi, dengan alokasi 47 persen untuk parkir (14.229 m2) sehingga mampu menampung 400 kendaraan roda empat, 26 persen untuk fasilitas bangunan (6.733 m2) dan sisanya 27 persen adalah ruang pertokoan, atau dalam konteks MPP “Siola”, ruang kantor aktualnya (9.038 m2). Dengan fungsi saat ini, MPP “Siola” melayani seluruh urusan birokrasi di Surabaya dalam satu lokasi.
Data dan fakta
Nama lama | Tunjungan Centre Tunjungan City |
Alamat | Jalan Tunjungan No. 3 Genteng, Surabaya, Jawa Timur |
Lama pembangunan | 1986 – Juni 1988 |
Diresmikan | 19 Desember 1988 |
Jumlah lantai | 8 lantai 1 basement |
Biaya pembangunan | Rp. 17 milyar (1988) Rp. 248 milyar (inflasi 2023) |
Tunjungan Electronic Centre (2007)
Tunjungan Electronic Centre (TEC) awalnya merupakan sebuah gerai toko di lantai dua Tunjungan Centre. Namun, di tahun 1992, muncul rencana untuk membuka dua lantai terbawah sebagai pusat perdagangan komputer, termasuk salah satu lantai TEC menggelar kegiatan dagangnya. Kemungkinan inilah yang menjadi cikal bakal dari Tunjungan Electronic Centre sebelum gedung baru TEC, atau sempat bernama Hi-Tech Centre, dibangun di bekas toko buku Sari Agung oleh Lamicitra Nusantara pada 2007. Lamicitra merupakan perusahaan yang juga mengelola pertokoan grosir Jembatan Merah Plaza dan Hotel Tunjungan.
Perencanaan dilakukan oleh PT Prada Tata Indonesia (anak usaha Peddle Thorp) bersama tim dari Cipta Adi Dimensi dan konstruksi TEC dilaksanakan oleh Waskita Karya. Gedung tersebut selesai dengan serah-terima ke pemilik bangunan pada Januari 2007. Gedung ini memiliki luas lantai tersewakan 21 ribu meter persegi yang tersebar di enam lantai pertokoan, ditujukan untuk pasar gadget. Saat ini TEC masih beroperasi seperti biasanya tanpa terdampak alih kepemilikan Tunjungan Centre, kecuali salah satu tenantnya, sebuah diskotik bernama Deluxe, yang jalan masuknya dipagar oleh Pemkot.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Tunjungan No. 5-7 Genteng, Surabaya, Jawa Timur |
Arsitek | Prada Tata Indonesia (arsitek) Cipta Adi Dimensi (architect of record) |
Pemborong | Waskita Karya |
Selesai dibangun | Januari 2007 |
Jumlah lantai | 6 lantai |
Referensi
- swj (1988). “Gedung Parkir di Surabaya telan dana Rp. 14 milyar.” Harian Ekonomi “Neraca”, 30 Mei 1988, hal. 3
- “Sarana Parkir Rp. 17 milyar.” Harian Ekonomi “Neraca”, 22 Desember 1988, hal. 9
- sn (1988). “Diresmikan 19 Desember Parkir Tunjungan Center.” Jawa Pos, 17 Desember 1988, hal. 2
- fu (1988). “Belum dibebasparkirkan Tunjungan Bagian Timur.” Jawa Pos, 20 Desember 1988, hal. 2
- bob (1991). “Diresmikan, perluasan Siola Tunjungan Center.” Jawa Pos, 4 Oktober 1991, hal. 5
- lex (1992). “Masih dirundingkan, pusat komputer di Tunjungan Center.” Surabaya Post, 22 April 1992
- dk (1989). “Siola akan dihubungkan ke Tunjungan Center.” Surabaya Post, 4 Februari 1989
- Iklan Tunjungan Centre. Surabaya Post, 15 Oktober 1988
- Halaman resmi PT Lamicitra Nusantara, diakses 23 April 2023
- Tunggul Sulistyo (2015). “Pemkot Surabaya Tutup Akses Masuk Club Deluxe.” ANTARA, 8 Maret 2015. Diakses 23 April 2023 (arsip)
- Denza Perdana (2016). “Siola Surabaya Akan Disulap Jadi City Centre.” Suara Surabaya, 18 Februari 2015. Diakses 23 April 2023 (arsip)
- Fakthurohman Taufik (2017). “Mall Pelayanan Publik Diresmikan, Urus 164 Izin Bisa Dilakukan di Siola.” Suara Surabaya, 6 Oktober 2017. Diakses 23 April 2023 (arsip)
- Halaman resmi Cipta Adi Dimensi, diarsip 21 September 2013
Tinggalkan Balasan