Demi Tuhan. Bisa dikatakan artikel ini merupakan artikel yang biasanya bakal ramai dibagi-bagikan oleh masyarakat, dan secara kualitas, SGPC merasa sedikit berat untuk menyebutnya artikel berkualitas. Namun, kami membuat artikel ini, karena kami rasa bakal menarik banyak pengunjung yang mayoritas tidak memahami dunia arsitektur atau dunia real estat, terutama kalangan generasi millennial dan Z alias Dilanowcy (istilah ciptaan SGPC untuk hak cipta) yang sedang memecah rasa bosannya di sekolah atau di kampus. Gedung yang kami bahas disini adalah gedung-gedung yang secara kekinian menjadi bahan pembicaraan di pengguna media sosial Indonesia – secara populer disebutnya netizen. Singkatnya, gedung yang viral di kalangan netizen Indonesia.
Gedung tersebut sering dibahas karena sering dianggap menampilkan sudut pandang populer mereka, seringkali menyangkut kepercayaan, isu mistis, teori konspirasi dan politik. Isu primordialistik itu memang masih laris dibaca oleh pengguna medsos, walau kami ragukan kebenaran isu-isu tersebut selain menggugah kreativitas orang dalam mengisahkan sesuatu, terutama isu seram.
Tetapi, tak semua gedung yang viral di media sosial kami turunkan – hanya gedung-gedung viral yang sudah dibahas oleh blog ini dari jauh-jauh hari, karena di Setiap Gedung Punya Cerita membahas apa yang ada berdasarkan informasi atau data yang diraup dari arsip media cetak maupun perpustakaan, bukan karena gempar di media sosial.
Gedung yang viral karena makhluk astral
Topik paling sentral dari artikel ini, bahkan yang paling populer, adalah pembicaraan bernuansa supranatural. Topik ini cukup bermacam-macam yang dikisahkan, ada dari sejarah bagaimana bisa gedung ini menjadi “berhantu”, hantu jenis apa saja yang “menghuni” gedung tersebut, hal yang boleh tidaknya dilakukan di tempat tersebut, serta pengalamannya. Populer di kalangan anak-anak muda karena dianggap dekat dengan kehidupan masyarakat atau karena faktor tren dunia masa kini, kisah-kisah hantu itu banyak anda dapatkan di media sosial maupun dari mulut ke mulut.
Setiap Gedung Punya Cerita, di masa-masa awal lahirnya blog ini, mengumpulkan banyak informasi sejarah mengenai gedung-gedung yang sampai saat ini kerap viral karena nilai horornya. Dan sampai sekarang pun, karena blog ini lebih berorientasi data, gedung modern lain yang viral karena nilai horornya lambat laun baru bisa masuk blog ini di lain waktu.
Menara Saidah (wanita, tangisan di basement, lampu, dan penunggu lift)
Menara Saidah (alias gedung pertama yang dibahas blog ini) adalah gedung perkantoran berlantai 25 dan 3 basement yang kosong sejak akhir 2000an karena adanya pengelolaan yang buruk.
Pasca keluarnya penghuni terakhir gedung ini, mulai beredar kisah-kisah horor yang menyelimuti gedung rancangan Ketira Engineering Consultants itu, seperti isu bahwa terjadi penampakan wanita bergaun merah, tangisan tidak jelas di basemen, lampu yang hidup sendiri, kisah penunggu lift, atau bahkan tanah pemakaman – yang kami jelas bantah di artikel blog ini. Sejak 2019, horornya bahkan mulai “ikut zaman” dengan munculnya pesanan misterius dari Menara Saidah.
Terbaru, pada bulan Maret 2023, media sosial menghebohkan dirinya dengan rumor bahwa gedung yang dahulu bernama Menara Drassindo itu menyala merah; disebut di video viral tersebut bahwa nyala merah di jendela Menara Saidah bukti gedung itu dihuni penunggu wanita bergaun merah, setema dengan isu yang pernah terjadi.
Mitos non-horor yang mimin SGPC hanya dapatkan adalah isu gedung miring dan sudah tidak aman.
Cityplaza Klender (makhluk hidup yang terbakar)
Mall Klender, atau Central Plaza Klender atau sekarang Cityplaza Klender (bekennya disingkat Ciplaz Klender), merupakan pusat belanja berlantai empat yang berlokasi di Jalan I Gusti Ngurah Rai No. 13 Duren Sawit, Jakarta Timur. Mal hasil pengembangan Central Intan Cakrawala itu berdiri sejak awal tahun 1991 dan di masa-masa jayanya ditempati oleh merk hipermarket asli Jawa Barat, Yogya. Sayangnya, gedung tersebut hancur lebur dibakar dan dijarah massa saat kerusuhan Mei 1998, yang menyebabkan kurang lebih 170 orang meninggal dunia.
Walaupun Ramayana, pemilik dan penghuni mall ini, sudah merenovasi dua kali mal ini dan kini memegang bendera “Cityplaza Klender”, noda kerusuhan Mei 1998 masih bergentayangan yang bahkan bertransformasi menjadi sebuah karangan bernuansa seram. Klaim adanya penampakan manusia bersosok setengah terbakar, bau amis di sekitaran mall, terkadang ada bau kemenyan atau suara tangisan yang sering terlihat dan terdengar di malam hari menjadi makanan sehari-hari di pusat perbelanjaan tersebut. Diklaim kejadian tersebut menyebabkan mal sepi pengunjung.
Plaza Surabaya (suster gepeng)
Di Surabaya, terdapat sebuah pusat belanja besar yang populer bernama Plaza Surabaya, atau (pernah) disebut sebagai Delta Plaza Surabaya. Kompleks pertokoan yang berlokasi di sudut Jalan Plaza Boulevard dan Jalan Pemuda tersebut berdiri di bekas Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (Rumah Sakit Simpang), dirancang oleh tim arsitek Pladesco dan dibangun mulai tahun 1984 hingga 1988, alias empat tahun lamanya. Sempat mengalami drama manajemen pada dua tahun eksistensinya, sejak 1991 Plaza Surabaya dikelola oleh Grup Salim.
Walaupun merupakan mal yang besar, populer, sarat nama-nama beken dan ramai dikunjungi masyarakat sebagai pesaing senior tersengit mal milik Pakuwon Jati di Tunjungan – kami tidak link disini -, karena lokasinya berada di lahan bekas rumah sakit, kisah-kisah horor berupa suster gepeng beredar di masyarakat Kota Pahlawan.
Bagaimana dengan gedung-gedung lain?
Tidak hanya Menara Saidah, City Plaza Klender, dan Plaza Surabaya yang didera isu-isu bernuansa mistis, ada puluhan gedung lain yang sering dikisahkan oleh anak-anak muda sebagai tempat makhluk astral bersemayam, dan terkadang setiap malam dikunjungi oleh Youtuber top demi mencari sensasi. Contohnya cukup beragam, misal Hotel Satelit yang tutup sejak tahun 2016 yang akhirnya menjadi sasaran para penjelajah urban (urban explorer) demi mencari hantu, Gedung CTC yang juga senasib dengan Hotel Satelit, atau Hotel Grand Menteng yang malah dikenal dengan isu adanya “arwah Alda Risma yang berkeliaran”.
Banyak gedung-gedung lain yang diklaim berhantu atau angker yang ada di luar radar blog ini selain yang sudah kadung dikenal masyarakat. Entah apa alasannya, sebagian penjelajah urban menutup-nutupi nama tempat dan gedung yang mereka kunjungi sehingga mempersulit identifikasi oleh pemilik gedung, Youtuber lawan, maupun bahkan kami di SGPC.
Viral karena faktor lain
Tidak hanya cerita seram yang membuat sebuah gedung mencuri perhatian masyarakat, tetapi juga hal-hal lain yang bisa dibungkus secara menarik. Seperti gedung dengan kisah yang sarat teori konspirasi, unik atau menurut mereka seperti tempat di luar negeri. Bedanya, ini agak singkat, karena pembahasannya tidak sedalam kisah-kisah horor yang jumlahnya banyak.
Gedung Sapta Pesona (Orientasi seksual Joop Ave)
Pembaca lama SGPC sejak era Blogspot akan mengenal Gedung Sapta Pesona, sebuah gedung berlantai 25 yang berdiri di pojok selatan Jalan Medan Merdeka Barat. Gedung rancangan tim arsitek Atelier 6 tersebut dibangun di masa Menparpostel Soesilo Soedarman pada akhir tahun 1991, berlangsung 3 tahun dan rampung konstruksinya pada akhir tahun 1995, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 6 Desember 1995.
Namun, di media-media populer dan media massa, rumor berkaitan dengan rancang bangun Gedung Sapta Pesona yang diklaim merupakan ide dari Joop Ave, yang digosipkan merupakan seorang homoseksual, sehingga dirancang bentuknya mirip alat kelamin. Entah dari mana gosip ini muncul, tetapi SGPC mengestimasi bahwa gosip tersebut mulai muncul selepas insiden dugaan tindak pelecehan terhadap seorang pegawai hotel di Selandia Baru oleh Joop Ave pada Oktober 1995, tahun yang sama Gedung Sapta Pesona rampung dibangun.
Walaupun SGPC telah menulis artikel ini sejak 2019, tidak semua orang tahu bahwa peran Joop Ave di Gedung Sapta Pesona hanya ada di interior gedungnya. Sebelum kami menulis tambahan tersebut tahun lalu, gedung ini tiba-tiba viral karena seorang komika anti-pemerintah Pandji Pragiwaksono yang menyinggung gedung ini untuk merujuk ke Joop Ave, berlandaskan rumor menteri gay tadi, di sebuah video YouTube (kami tidak taruh link-nya di blog ini demi kebaikan bersama).
Pandji sepertinya tidak pernah membaca Setiap Gedung Punya Cerita sebelum mengeluarkan label tersebut, namun, kurang lebih 3000 netizen yang penasaran membuka artikel Gedung Sapta Pesona di Setiap Gedung Punya Cerita dalam dua hari, sebelum web berita menggusur blog ini dari posisi 1 mesin pencari Google. Beberapa web berita – jahatnya – mengutip sejarah Gedung Sapta Pesona dari SGPC tanpa memberi backlink ke blog ini.
Dari keunikan hingga “Vibes luar negeri”
Sayangnya, tidak banyak gedung yang dibahas di SGPC viral karena murni dari segi arsitekturnya yang menghasilkan desain yang tak kalah unik. Tidak hanya unik, penataan yang menarik bisa memberi kesan kepada sebagian masyarakat “seperti di luar negeri.”
Semisal kawasan District 8 yang dirancang oleh arsitek Forrec bersama dengan Airmas Asri. Sepintas, gedung yang sarat lapisan kaca ini memang hanya menang menjulang. Tetapi, penataan kebun dan interior yang apik membuat kawasan ini, terutama lantai atap mall Ashta, ramai jadi sasaran masyarakat generasi Z yang masih terpana penataan kota-kota di luar negeri, atau kanopi kaca alias “cloud canopy” di perluasan tahap ketiga Pondok Indah Mall yang sejatinya legendaris.
Skeptisme
Berbeda dengan budaya populer yang mengonsumsi apa saja yang beredar di media sosial, Setiap Gedung Punya Cerita agaknya tidak percaya alias skeptis dengan rumor yang beredar di masyarakat umum terkait gedung-gedung viral tersebut. Mungkin ini semua berdasar pada pemakaian sumber data yang bisa didapatkan oleh blog ini yang berbeda dari apa yang dikisahkan anak-anak muda di jalanan maupun media sosial.
Kisah horor Menara Saidah banyak yang tidak masuk akal
Soal legenda urban, isu Menara Saidah adalah yang kami rasa wajib disorot ketidakberesannya. Beberapa isu seperti lampu hidup sendiri, pesanan misterius, dan nyala merah pada jendela gedung, ini secara ilmiah dan logika bisa dipatahkan dengan mudah. Soal “lampu hidup sendiri”, bisa jadi imbas masalah kelistrikan, atau ulah ekspedisi alam gaib yang membawa senter, menaiki tangga hingga lantai 25 dengan mudahnya. Seharusnya keberadaan anak urbex itu bisa membantah mitos Menara Saidah miring, karena keselamatan menjadi krusial soal ini.
SGPC sudah mencantumkan link penelitian mahasiswa yang membuktikan bahwa Menara Saidah tidak miring di artikel gedungnya.
Mitos lain yang SGPC patahkan dari kisah horor Saidah adalah pesanan misterius. Anda bisa melakukannya dengan mengunduh aplikasi GPS spoofer di ponsel anda, atur posisi GPS ke lokasi Menara Saidah dan pesan ojol ke lokasi yang dituju berdasarkan informasi dari GPS spoofer. Terkait nyala merah Menara Saidah, kami tidak perlu jelaskan banyak. Itu pantulan sinar matahari saat waktu memasuki senja, dan foto Hotel Best Western Mangga Dua membuktikan.
Terkait dengan Mangga Dua, menariknya, hampir semua kawasan perdagangan baru itu berdiri di atas bekas pemakaman Mangga Dua. Entah bagaimana, pusat perdagangan grosir ini terhindar dari rumor-rumor horor dan seram tidak seperti Menara Saidah yang lahannya diragukan berdiri di atas sebuah pemakaman.
City Plaza Klender dan Plaza Surabaya: Dua ironi mall berhantu
Sementara skeptisme mengenai kisah horor kedua mall ini agaknya mirip dengan Menara Saidah. Tanda tanya terlogis dari mall Ciplaz Klender adalah soal kontradiksi bau amis dan bau kemenyan di sekitaran mall. Agaknya, catatan terlogis adalah kondisi saluran air kotor yang buruk atau sampah yang belum diambil bilamana terjadi bau amis.
Kedua adalah soal klaim mal sepi. Khusus Ciplaz Klender, klaim bahwa mal tersebut “sepi dibanding mal-mal lain di Jakarta karena faktor mistis” perlu dibuktikan lagi dalam bentuk analisis data pengunjung dan omzet tahunan. Apalagi, Tagar, salah satu media yang mengabarkan kisah tersebut, menerbitkan berita itu saat kondisi pasar properti ritel sedang lesu-lesunya. Itu juga tidak menghitung keberadaan mal-mal pesaing di Jakarta Timur.
Misteri Plaza Surabaya juga sebenarnya mudah dipatahkan dengan fakta bahwa mall tersebut merupakan salah satu mal paling top di Kota Pahlawan; hal ini diperkuat oleh sikap manajemen yang sepertinya capek mendengar rumor suster gepeng itu. Salah satu teman mimin SGPC bahkan mengatakan bahwa misteri tersebut ternyata tidak sampai di telinga akar rumput yang mengunjungi mal tersebut.
Gedung Sapta Pesona adalah mahakarya Soesilo Soedarman
Pertanyaan terbesar dari narasi sejarah Gedung Sapta Pesona adalah status warisan Joop Ave. Mimin SGPC pernah bahas ini secara mendalam di artikel gedung tersebut. Gedung ini sebenarnya dirancang sebagai representasi kontradiktif antara teknologi modern dan pariwisata tradisional; menciptakan tema candi bentar dan satelit. Bagi sebagian arsitek, desain gedung ini mirip lingga yoni, sehingga tanpa disengaja gedung ini menjadi landasan rumor tentang Joop Ave.
Sementara gedungnya sendiri sudah ada sejak era Soesilo Soedarman, final desain sudah dibuat oleh Atelier 6 pada 1992; konstruksinya dimulai November 1991 hingga selesai pada akhir 1995. Artinya, Joop Ave baru menjabat sebagai Menteri Parpostel saat gedung ini sudah dalam tahap konstruksi. Ini warisan Soesilo Soedarman, jadi apa berani mereka akan ubah narasi menjadi Soesilo Soedarman orang homo? Jelas tidak akan!
Bila mengenai arsitektur dan suasana luar negeri: subyektifitas masih tinggi
Soal viral karena arsitektur, plus anggapan bahwa tempat tersebut punya “vibes luar negeri” adalah subyektif karena merupakan pandangan mata mengenai arsitektur di mata seseorang, dan bagi kami bagaimanapun anda membangun kota dan rancangannya hingga serapi gedung di luar negeri, sebenarnnya kita masih di Indonesia, dan ada kota dan/atau arsitektur yang rapi di negeri sendiri adalah hal yang sangat bagus dan patut diapresiasi.
Penutup
Di Indonesia, kisah-kisah seperti horor dan rumor politik masih menjadi topik yang menjual di media sosial; gedung sebagai subyek kisah-kisah mistis maupun rumor tidak terhindarkan dari itu. Namun, tidak semua rumor maupun kisah tersebut itu benar, bahkan murni omong kosong.
Referensi tambahan
- Michelle Kurniawan (2022). “Mengapa orang Indonesia suka film horor?” Merdeka dot com (Kapanlagi), 1 September 2022. Diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Indrawan Dwisetya Suhendi (2015). “Pandangan Dunia Orang Sunda dalam Cerita Kuntilanak sebagai Legenda Alam Gaib di Kota Bandung” (Tesis). Bab I. Universitas Pendidikan Indonesia, 2015. Diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Muhammad Sukardi (2023). “Menyala merah saat Maghrib, Menara Saidah dihuni kuntilanak merah?” iNews, 1 April 2023. Diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Siska Permata Sari (2022). “7 Kisah Mistis yang Paling Terkenal di Menara Saidah Jakarta.” Okezone, 6 Juni 2022. Diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Riki Chandra (2019). “Ratapan Hantu Mall Klender, korban tragedi Reformasi.” Tagar, 11 November 2019. Diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Inez (2022). “Cerita mistis mall bekas rumah sakit di Surabaya, asal-usul Hantu Suster Gepeng.” Tribun News, 17 Desember 2022, diakses 25 Juli 2023 (arsip)
- Ahmad Apriyono (2022). “Curiga ada Menteri Pariwisata gay, Pandji Pragiwaksono singgung Gedung Sapta Pesona.” Liputan 6 SCTV, 4 Februari 2022. Diakses 27 Juli 2023 (arsip)
Tinggalkan Balasan