Yeeeee……. SGPC sekarang sudah enam tahun. Tetapi sejak beberapa minggu terakhir, SGPC nyaris kembali ke tampilan sebelum akhir 2023, dengan warna yang berbeda dan bentuk templat yang berbeda. Setelah 1 tahun menggunakan template bawaan WordPress, pemilik blog ini memutuskan membeli templat WordPress dari pembuat templat yang meyediakan tema/templat lama blog ini. Ada untungnya beli templat, yaitu fleksibilitas tiada tanding.
Ada alasan lain mengapa untuk tahun keenam SGPC mengganti warna. Paling simpel, blog ini ingin warna yang sesuai dengan tujuan dibuatnya blog ini, jadi kami pakai pastel dan hitam. Pastel adalah warna yang sering digunakan sebagai warna cat apartemen pada era 1990an; sementara tulisan hitam merupakan representasi kaca smoked glass yang ramai digunakan pada tahun 1980an. Warna tersebut sangat mewakili SGPC karena fokus utama blog ini adalah bangunan dari era Orde Baru dan awal reformasi, sekaligus agar tidak terkesan seperti blog fesyen. Pemakaian warna hitam dan putih minimalis, yang sangat mewakili era 1980an, dirasa terlalu mirip dengan blog-blog arsitektur lainnya.
Tentang 6 tahun SGPC ini, sebaiknya kita membahas pencapaian selama setahun terakhir.
- Sejarah Hotel Arum Banjarmasin dan Mitra Plaza Banjarmasin, keduanya korban kerusuhan Mei 1997, akhirnya telah terekam oleh SGPC. Kedua mall tersebut, karena nilai historisnya mimin jadikan prioritas untuk ditulis. Menariknya, seluruh referensi Banjarmasin Post didapatkan di Monumen Pers Nasional Solo. Ketika SGPC ke Perpusda Banjarmasin, pihak perpustakaan mengatakan bahwa akibat banjir pada 2021, gap koleksi koran mereka melebar dari 1971 hingga awal 1995.
- Hal yang sama juga didapatkan Tomang Plaza. SGPC memutuskan menulis entri ini lebih awal setelah menerima foto iklan Tomang Plaza dari harian KOMPAS saat ditelusur oleh staf Perpustakaan Nasional RI.
- Secara arsitektur, tulisan SGPC dari Desember 2023 hingga November 2024 dirasa kurang bergairah selain bangunan Bank Indonesia dan Hotel Arum Banjarmasin tadi. Apakah blog ini sudah mulai kehabisan bahan? Atau bangunan era 2000an dirasa sangat kurang menarik? Atau bahkan efek langsung dari serangan hacker setahun lalu? Atau sebaliknya, mimin blog ini sudah mulai sibuk dengan pekerjaan?
- Karena tuntutan waktu dan kurangnya minat pembaca (atau netizen Indonesia karakternya suka gratisan?) akhirnya mimin merasakan kurang konsisten dalam menerapkan kebijakan akses dini via Trakteer. SGPC mau tak mau harus mengkalibrasi ulang konten yang akan masuk reward Trakteer, dan yang menjadi konten berbayar.
Di balik itu semua, SGPC merasa masih perlu banyak waktu untuk memperbanyak lingkup bangunan yang lebih baru, dan lebih banyak kota yang diliput oleh blog ini, namun dengan dana yang makin terbatas karena kecilnya perhatian pembaca umum maupun ulah dari mesin pencari Google yang menguntungkan portal berita ketimbang penulis independen. Kali ini, SGPC akan memperluas sasaran pembaca dengan membuka halaman terpisah English Corner.
English Corner rencananya akan dikemas dalam bentuk panduan wisata dan tidak akan sedetail bahasa Indonesia, serta pembahasannya akan lebih pribadi. Sasaran English Corner adalah pembaca yang tidak paham bahasa Indonesia, alias sasaran pembaca sudah tidak lagi pembaca dari Indonesia, Singapura, Brunei dan Malaysia, melainkan seluruh dunia. Etos SGPC adalah, sederhananya, bilingualisme dalam rangka menaikkan derajat Bahasa Indonesia.
Untuk mewujudkan itu, SGPC kemungkinan tidak menulis artikel/gedung baru agar blog ini bisa mewujudkan English Corner.
Pesan dari SGPC untuk pengguna internet Indonesia
Mimin harus terus terang sampaikan: cobalah untuk menggunakan uang anda untuk membeli buku tentang teknis, teori dan hal-hal praktis, serta buku fiksi. Atau menciptakan website yang bermanfaat (kami sarankan dibanding membuka halaman berisi konten-konten menarik di media sosial, karena S&K konten medsos akan merugikan anda), atau investasikan ke bisnis-bisnis yang anda lihat menjanjikan.
Walau anda anggap itu memakan waktu lama dan terkadang tetap saja rugi, itu lebih baik daripada bermain judi online ilegal atau menghabiskan waktu anda di media sosial menghakimi orang-orang lain. Uang jutaan yang anda habiskan untuk main slot dan waktu untuk merundung dan menghujat bisa lebih berguna kalau anda gunakan untuk membuat konten berkualitas seperti Setiap Gedung Punya Cerita atau bisnis-bisnis yang bisa menguntungkan semua orang.
Tinggalkan Balasan