Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Setelah 27 tahun, sekarang anda bisa membaca catatan sejarah Hotel Arum Banjarmasin yang lebih netral dari awal eksistensi hingga pada akhirnya merana saat ini. Ia adalah gedung berlantai sembilan yang merupakan salah satu gedung tinggi awal yang berdiri di Bumi Lambung Mangkurat diera Dilan alias 1990an.

Gedung yang awalnya bernama Junjung Buih Plaza tersebut dirancang oleh tim arsitek Parama Loka Consultant, tetapi tidak ada informasi mengenai kontraktor utamanya; sedangkan pembangunannya berlangsung dari bulan Februari 1989 hingga rampung pada Desember 1990. Sayangnya, keceriaan gedung ini sebagai mal dan hotel berbintang empat ini akan selamanya dibayang-bayangi oleh trauma kerusuhan Mei 1997.

Kondisi sekarang terasa merana. Walau sekarang sudah dicat putih. Foto oleh mimin SGPC.

Iklan

Sejarah Hotel Arum Banjarmasin: Pelopor modernisasi pusat perbelanjaan Kalimantan

Reka gambar Junjung Buih Plaza sebelum ditinggikan. Foto: Banjarmasin Post, 30 Januari 1989 hal 12. Koleksi Monumen Pers Nasional Surakarta

Hotel Arum Banjarmasin awalnya merupakan campuran pusat perbelanjaan dan hotel dengan nama Junjung Buih Plaza, yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama PT Karya Perdana Utama. Pengembangnya mengklaim merupakan “pelopor modernisasi pusat perbelanjaan di Kalimantan” sekaligus menjadi gedung multiguna pertama di bagian Borneo Indonesia.

Proyek tersebut diperkenalkan kepada masyarakat umum melalui iklan di Banjarmasin Post pada bulan Januari 1989 dan memulai konstruksinya melalui upacara pemancangan pondasi pertama oleh Walikota Banjarmasin H.M. Effendi Ritonga pada 22 Februari 1989.

Mall yang berdiri di atas bekas Rumah Sakit Bersalin Junjung Buih tersebut awalnya direncanakan memiliki 6 lantai saja dengan 88 kamar hotel; tetapi jumlah kamar ditambah menjadi sekitar 200 unit dan lantainya menjadi sembilan seperti sekarang; alias melewati jumlah lantai kantor Bank Indonesia, sehingga memicu kontroversi mengenai lemahnya pengawasan perencanaan bangunan di tubuh Pemkot Banjarmasin.

Gedung Junjung Buih Plaza saat selesai dibangun, Desember 1990. Inset Santoso Achmad, pemilik Junjung Buih Plaza. Banjarmasin Post, 18 Desember 1990 hal 10. Koleksi Perpustakaan Nasional RI Jakarta
Junjung Buih Plaza, Banjarmasin, 1991
Junjung Buih Plaza pada tahun 1991, difoto dari Kantor Pusat Bank Kalsel. Foto dari Arsip Bank Kalsel/scan oleh Eggy Efinda

Pembangunan Junjung Buih Plaza secara keseluruhan selesai di bulan Desember 1990; operasional pusat belanjanya dibuka pada 19 Desember 1990 yang disambut antusias oleh masyarakat Bumi Lambung Mangkurat. Sementara hotelnya yang diberi nama The Kalimantan Hotel baru diresmikan bersamaan dengan peresmian banyak fasilitas wisata oleh Presiden Soeharto pada 3 Maret 1991. Investasi awal proyek ini, per Februari 1989, mencapai Rp. 26 milyar – atau setara Rp. 363 milyar nilai 2023.

Sayangnya, status Junjung Buih Plaza sebagai salah satu tujuan wisata belanja di Banjarmasin yang diharapkan pemerintah daerah, pupus akibat disrupsi politik. Kerusuhan yang terjadi di hari penutup masa kampanye Pemilihan Umum pada 23 Mei 1997 tersebut menyebabkan keseluruhan bangunan dirusak dan dibakar.

Pasca kerusuhan, nasib gedung karya Parama Loka Consultant ini agaknya terkatung-katung walau sempat mengalami renovasi. Mall tidak lagi beroperasi, sementara hotel di bawah nama Hotel Arum Banjarmasin – selanjutnya Hotel A Banjarmasin – mengalami kesulitan modal walaupun ada upaya dari politisi Kalimantan Selatan agar Pemda dan bank-bank daerah (Bank Kalsel) menalangi operasional hotel ini. Sayangnya, ia tak bisa diselamatkan; sejak 2017 Hotel A Banjarmasin tutup.

Pada pertengahan 2023 Hotel A Banjarmasin mengalami pemolesan eksterior walau tidak ada informasi terkini rencana pemanfaatan kembali bekas gedung multi guna ini.


Iklan

Junjung Buih Plaza hadirkan fasilitas metropolitan di Bumi Lambung Mangkurat

“Punggung” Hotel Arum Banjarmasin dari Jalan Bank Rakyat. Foto oleh mimin SGPC

Junjung Buih Plaza alias Hotel Arum – seperti yang disebutkan di awal-awal paragraf tulisan ini – dirancang oleh tim arsitek Parama Loka Consultants (arsitek kantor BNI di seberang Jalan Lambung Mangkurat), dengan struktur digarap oleh Ketira Engineering Consultant.

Tak ada catatan mengenai penampilan arsitektur mal ini, tetapi penyelesaian reka bentuk sudut arah Jalan Pangeran Samudera/Lambung Mangkruat mirip dengan Tunjungan Plaza I atau Hotel Aryaduta Bandung – yang sama-sama merupakan karya Parama Loka di Jawa. Pondasinya menggunakan sistem pelat yang dipadukan dengan bored pile.

Di awal-awal eksistensinya, Junjung Buih Plaza bersaing dengan mall seperti Mitra Plaza serta pusat belanja yang lebih minor seperti Toko Lima Cahaya di Jalan Pangeran Samudera. Ia menyediakan ruang lantai total sebanyak sekitar 26.161 m2 – cacah Google Maps – baik dalam bentuk pertokoan maupun ruang hotel.

Junjung Buih Plaza ditempati oleh toko-toko ritel lokal dan ternama semisal Indra Department Store dan rombongan Gelael seperti Gelael Supermarket, KFC dan Swensen’s. Selain itu, juga dibuka tempat bermain anak-anak, karaoke lounge Junjung Buih, diskotik, hingga kantor Bank Lippo. Mall ini juga memiliki atrium yang difungsikan bersamaan sebagai ruang pamer. Mal tersebut menyediakan parkir untuk 150 kendaraan.

Sempit dan kecil untuk standar sekarang.

Sementara Hotel Kalimantan menyediakan 200 kamar dan fasilitas seperti restoran, lounge, balai sidang berkapasitas 600 orang dan kolam renang. Beberapa fasilitas tergabung ke dalam mall Junjung Buih Plaza itu sendiri. Namun, sejak menjadi Hotel Arum, jumlah kamar yang tersedia menyusut menjadi 180 kamar, dan sebelum tutup tersisa 147 kamar, kemungkinan karena renovasi.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaJunjung Buih Plaza
Hotel Arum Banjarmasin
Hotel A Banjarmasin
AlamatJalan Lambung Mangkurat Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
ArsitekParama Loka Consultant (arsitektur)
Ketira Engineering Consultant (struktur)
Lama pembangunanFebruari 1989 – Desember 1990
Jumlah lantai9 lantai
1 basement
Jumlah kamar148 kamar (Hotel A)
Biaya pembangunanRp. 26 milyar (1989)
Rp. 363 milyar (inflasi 2023)

Referensi

  1. Iklan Junjung Buih Plaza di Banjarmasin Post edisi:
    • 30 Januari 1989 hal. 12
    • 1 Februari 1989 hal. 12
    • 24 Februari 1989 hal. 12
  2. “Junjung Buih Plaza senilai Rp. 26 miliar.” (Keterangan foto). Banjarmasin Post, 23 Februari 1989 hal. 1
  3. “Junjung Buih Plaza dibangun berlantai enam, akan selesai tahun 1990.” Banjarmasin Post, 23 Februari 1989 hal. 10
  4. “Pengawasan Wasbang dipertanyakan, ada penambahan lantai gedung berlebihan.” Banjarmasin Post, 15 Maret 1990 hal. 10
  5. “Junjung Buih Plaza dilengkapi dengan alat proses sampah.” Banjarmasin Post, 18 Desember 1990 hal. 10
  6. “Warga Kota Banjarmasin penuhi Junjung Buih Plaza.” Banjarmasin Post, 20 Desember 1990 hal. 10
  7. Iklan Hotel Kalimantan. Banjarmasin Post, 24 Juni 1991 hal. 5
  8. ANTARA (1991). “Daerah Kalimantan Selatan membangun lagi dua buah hotel berbintang tiga,” dalam Catatan Bisnis. Bali Post, 25 Februari 1991 hal. 7
  9. ANTARA (1997). “Kapuspen ABRI: Situasi di Banjarmasin sudah terkendali.” Harian Analisa, 25 Mei 1997 hal. 1
  10. ANTARA (1997). “BI harapkan nasabah kantor bank yang terbakar tak resah.” Harian Analisa, 29 Mei 1997, hal. 8
  11. Arsip halaman resmi Hotel Arum Banjarmasin, diarsip 9 Juni 2007
  12. Didi G. Sanusi (2018). “Jadi ikon kota, ayo selamatkan A Hotel Banjarmasin.” Jejakrekam dot com, 2 Januari 2018. Diakses 28 April 2024 (arsip)
  13. Iman Satria (2023). “Lama terbengkalai, Hotel A Banjarmasin tiba-tiba bersolek.” Jejakrekam dot com, 11 Juli 2023. Diakses 28 April 2024 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *