Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Gedung Kantor di Kota Semarang – sebuah sejarah kronologis

Semarang adalah kota besar berpenduduk 1,7 juta jiwa yang merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Tengah, salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Kota ini berada di tengah-tengah antara kota-kota besar pesisir Pulau Jawa seperti Jakarta maupun Surabaya; namun merupakan salah satu lokomotif perekonomian daerah dan juga ekonomi Tanah Air.

Simpang Lima
Mini karena mengalah dengan pesawat. Foto oleh mimin SGPC

Sebagai kota metropolitan, Semarang ternyata bukan kota yang secara “cityscape” bagus. Untuk urusan ke-pencakar langit-an, kota ini dianggap kalah kelas dan tidak mentereng karena disandera peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, terutama menyangkut keselamatan penerbangan. Soal arsitektur, bangunan bersejarah warisan penjajahan Belanda masih memonopoli lini masa sejarah kota ini, sementara pertengahan abad 20 kurang dan era Orde Baru tidak pernah ditanggapi serius bahkan dianggap tidak signifikan bagi pembentukan kota.

Namun, ini Setiap Gedung Punya Cerita, kami tidak peduli gedung itu meong atau singo. Kami hanya peduli semua gedung di Semarang, terutama yang lebih modern, terdata dengan rapi. Segmen ini ditulis khusus menampung gedung-gedung yang informasi datanya masih kurang dari standar blog yaitu 300 kata plus referensi dan data/fakta. Ini merupakan bagian satu dari empat bagian, dipecah menurut penggunaannya: kantor, rukan dan hotel serta pusat belanja.

Secara umum, gedung-gedung perkantoran di kota Semarang masih didominasi oleh kantor bank, terutama menyangkut gedung-gedung bank yang beranak-pianak pasca keluarnya Paket Oktober 1988. Namun, saat ini, SGPC baru menjaring beberapa gedung saja. Ada beberapa gedung-gedung perkantoran menarik di Semarang yang sayang bila dilewatkan tetapi saat ini SGPC masih belum dapatkan data-datanya.

Gedung-gedung kantor yang SGPC telah bahas adalah Gedung Griya Bina Artha, Perhutani, Kantor Gubernur Jawa Tengah dan kantor DPRD Provinsi, Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia dan Wisma HSBC Semarang.


Iklan

1974: Gedung PTPN IX Semarang, Jalan Mugas Dalam

Fotonya bisa klik disini.

Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX adalah sebuah gedung berlantai dua yang bertengger di bukit Pakis Haji, Jalan Mugas Dalam, Semarang Selatan. Ini adalah gedung tertua di Kota Semarang yang SGPC bahas sejauh ini.

Majalah Progres menyebut bahwa gedung bergaya modern ini dibangun oleh pendahulu PTPN IX, PT Perkebunan XVIII, sebagai pengganti kantor lamanya yang sempit dan masih menyewa (di Jalan Suari, Kota Lama). Pembangunannya berlangsung agak lama karena faktor perekonomian Indonesia yang memang payah, dari 1966 hingga 1974, dengan biaya Rp. 242 juta rupiah, atau 16,5 milyar rupiah nilai 2022. Gedung PTP XVIII diresmikan sekitar Oktober 1974, melalui acara serah terima.

Dengan peleburan PT Perkebunan XV, XVI dan XVIII pada awal tahun 1996, otomatis gedung ini ditempati oleh PTPN IX.

1981: Radio Republik Indonesia Semarang, Jalan Ahmad Yani No. 144-146

Gedung RRI Semarang, 2009
Gedung RRI Semarang, 2009. Foto oleh Poetry Soerya @ Panoramio

Bergeser ke timur dari Simpang Lima, yaitu Jalan Ahmad Yani. Tak banyak gedung-gedung tinggi di situ, karena di jalan ini ada sebuah menara radio milik lembaga penyiaran pemerintah, Radio Republik Indonesia. RRI menempati studio di Jalan Ahmad Yani No. 144-146, ~350 meter dari Plasa Simpang Lima, yang merupakan warisan dari stasiun radio pemerintah pendudukan militer Jepang bernama “Honso Kanri Kyoku”.

Gedung baru yang berdiri di sebelah studio lama (sekarang tidak jelas penggunaannya) merupakan produk arsitektur tahun 70an akhir yang dirancang oleh tim arsitek PT Arsi Rhapido. Kantor baru RRI Semarang tersebut dibangun bertahap; kantor berlantai dua dibangun oleh kontraktor Nugraha Karya mulai Desember 1979 hingga selesai dibangun keseluruhan pada April 1981, dan gedung auditorium di sebelahnya kemungkinan baru selesai sekitar 1982 atau 1983.

Gedung kantor baru RRI Semarang diresmikan oleh Kepala Dirjen Radio, Televisi dan Film Deppen, drs. Soemadi pada 11 Juni 1981. Gedung yang tampilannya sekarang macam ruko murah itu sampai saat ini tak banyak beranjak dari peruntukkan pertamanya sejak era militer Jepang, studio radio RRI.

1983: Gedung Bumiputera Semarang, Jalan Ahmad Yani No. 141

Gedung Bumiputera Semarang
Kantor Asuransi Bumiputera di Jalan Ahmad Yani sekarang sejarahnya sudah tertebak. Foto oleh mimin SGPC

Masih di Jalan Ahmad Yani. Gedung asuransi Bumiputera di Jalan Ahmad Yani No. 141, Semarang Tengah, yang kini terkepung oleh tingginya kantor Ditjen Bea Cukai dan Louis Kienne Simpang Lima ini merupakan salah satu dari beberapa investasi perkantoran properti lainnya milik Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912.

Gedung yang sarat dengan lapisan kaca berwarna riben ini sebenarnya sudah dibangun dari tahun 1976 dan berlangsung selama tujuh tahun, lebih lambat dari kantor di Surabaya yang sempat mangkrak. Kontraktornya adalah PT Macadam Indonesia, anak usaha AJB Bumiputera, yang juga membangun kantor AJB Bumiputera lainnya di Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Asuransi milik pemegang polis asuransinya menghabiskan biaya Rp. 566 juta (1983, setara Rp. 11,9 milyar nilai 2023) untuk membangun gedung ini.

Gedung Bumiputera Semarang diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Tengah, H.M. Ismail, pada tanggal 29 Oktober 1983. Berdasarkan pemberitaan Suara Merdeka pada 31 Oktober 1983, secara teknis gedung bertapak T ini memiliki 5 lantai dengan luas lantai total 2.100 m2, di atas lahan seluas 1.400 m2. Saat ini, selain asuransi Bumiputera gedung ini juga ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia.


Iklan

1986: BRI Kantor Wilayah Semarang, Jalan Teuku Umar No. 24

Gedung BRI Kanwil Semarang, 2017
Gedung BRI Kanwil Semarang yang depannya sudah divermak. Foto tidak diketahui, diambil dari web 2pos.Asia

Menuju bagian selatan Kota Semarang, tepatnya di Kecamatan Candisari, nyaris menuju jalan tol ring road, adalah sebuah gedung kantor berlantai empat dengan gaya arsitektur modern seadanya, yang menjadi kantor wilayah BRI untuk Semarang sejak akhir tahun 1986, menggantikan kantor lamanya di Jalan Pierre Tendean (kini BRI KCU Pierre Tendean Semarang).

Gedung BRI Kanwil Semarang, 1986
Tampilan asli, November 1986. Sumber: Suara Merdeka, 29 November 1986 hal. 10

Gedung BRI Kanwil Semarang di Jalan Teuku Umar No. 24 ini pembangunannya dimulai tahun 1983, berlangsung selama tiga tahun. Kantor BRI Kanwil Semarang diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Bank Indonesia Dr. Arifin Siregar pada 29 November 1986. Profil gedung berlantai empat ini sederhana, ia berdiri di lahan seluas 6.530 m2 dengan luas lantai total 3.220 m2. Untuk membangun kantor ini, BRI harus merogoh simpanan sebanyak Rp. 1 milyar (1986, setara Rp. 17,2 milyar nilai 2023).

1993: Gedung BPJamsostek, Jalan Pemuda No. 120

Masih di Jalan Pemuda. Akhir 1992, BPJamsostek, saat itu bernama Astek (Asuransi Ketenagakerjaan), menyelesaikan pembangunan gedung berlantai tiga di nomor 120, dua petak barat Paragon City yang jumbo itu. Gedung dengan biaya konstruksi Rp. 1,98 milyar (1993, setara Rp. 19,5 milyar nilai 2023) itu direncanakan akan menjadi rintisan bisnis properti Astek yang ternyata tidak berjalan mulus.

Kantor BPJamsostek tersebut, berdasarkan iklan ucapan selamat peresmian gedung tersebut, dirancang oleh tim arsitek dari Nusa Arte Politan (arsitek Dwima Plaza/Plaza Warly) dan dibangun oleh Sarana Dwipa. Opersional gedung Astek di Semarang diresmikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Cosmas Batubara pada tanggal 12 Januari 1993.

1994: BTPN Cabang Semarang, Jalan M.T. Haryono No. 715

Gedung BTPN Semarang
Gedung BTPN di Jalan M.T. Haryono Semarang saat dibuka, Februari 1994. Foto: Suara Merdeka

Salah satu bank yang membuka operasionalnya di pusat dagang baru Jalan M.T. Haryono adalah BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional). Gedung BTPN tersebut dibangun di lahan seluas 2.300 m2 dengan rincian jumlah lantai tiga dan satu ruang bawah tanah. Sementara konstruksinya dimulai dari bulan Mei 1993 hingga selesai Januari 1994 (delapan bulan).

Gedung BTPN di Jalan M.T. Haryono menggantikan kantor yang lebih lega di Jalan Taman Srigunting No. 14 (sekarang Hotel Kotta Semarang sejak 2021), dan mulai operasional tepat setelah gedungnya jadi, bersamaan dengan perubahan status dari bank tabungan menjadi bank umum. Operasional di gedung ini diresmikan pada tanggal (sekitar) 7 Februari 1994. Sayangnya, sebagian wajah gedung ini, terutama yang menghadap jalan, divermak agar ikut branding kantor cabang BTPN di kota-kota lain di Indonesia.


Iklan

Kantor-kantor lain

Walau dengan semangat tinggi membongkar arsip, namun kenyataannya, tidak seratus persen lengkap. Ada beberapa gedung yang pembangunannya lepas dari pengamatan kuli tinta atau beritanya belum diketemukan oleh yang punya SGPC. Karena kebanyakan arsipnya ada di luar kota, tidak heran bila blog ini akan menelusurinya pelan-pelan. Ada tambahan, kami tulis disini. Mayoritas data masih dari paruh pertama Dekade Dilan.

Terawal yang SGPC saat ini ketahui adalah kantor Bank Agung Asia alias Bank Summa di Jalan K.H. Agus Salim No. 38-40, sebelah kantor Bank Panin sekarang. Gedung berlantai tiga tersebut mulai digunakan sejak 6 Desember 1986 – alias hanya bertahan sebentar – karena pada bulan November 1992 – sebulan menjelang tahun keenam, Bank Summa dibubarkan Bank Indonesia karena krisis keuangan. Desain gedungnya sudah berubah dan sempat dijadikan kantor perusahaan atau toko lain yang sayangnya tidak bisa diidentifikasi.

Gedung Bank Central Asia Jl. Pemuda Semarang
Ini adalah sisa dari kantor BCA Pemuda Semarang saat dibangun pada tahun 1986. Foto oleh mimin SGPC
Gedung BCA Jl. Pemuda Semarang. Semarang Tempo Dulu 1980an
Tampilan asli, Desember 1986.
Suara Merdeka, 17 Desember 1986

Kurang dari dua minggu kemudian, giliran Bank Central Asia yang membuka operasionalnya di gedung baru, yaitu cabang Jalan Pemuda yang lebih representatif, pada 22 Desember 1986; setelah diresmikan empat hari sebelumnya, dengan biaya konstruksi mencapai Rp. 3,2 milyar rupiah (1986, setara Rp. 56 milyar nilai 2023).

Sebelum Desember 1986, BCA berkantor di Jalan Letjen Suprapto No. 30. Gedung berlantai lima tersebut, akhirnya diperluas dan direnovasi sehingga penampilan arsitekturnya menjadi jauh berbeda dari aslinya.

Selanjutnya adalah kantor Taspen (Tabungan & Asuransi Pegawai Negeri) di Jalan Mataram No. 892-894, Semarang Selatan. Gedung berlantai tiga tersebut memiliki luas lantai hanya 1.771 m2, dan dibangun dengan biaya 1,25 milyar rupiah (1989, setara Rp. 17,11 milyar nilai 2023). Gedung tersebut pengoperasiannya diresmikan Gubernur Jawa Tengah H.M. Ismail pada awal April 1989.

Selanjutnya adalah Kantor Bank Internasional Indonesia (BII, sekarang Maybank) yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 150, satu kompleks dengan DP Mall/Pemuda Mas. Gedung berlantai 3 ini diresmikan operasionalnya pada 27 Desember 1990, khusus melayani keseluruhan Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Sebelumnya, mulai 21 November 1983, BII berkantor di Gang Tengah No. 9, yang sekarang menjadi kantor Bank Sinarmas.

Bank Mandiri Jalan Pemuda Semarang
Bank Mandiri Pemuda, yang juga sejarahnya sudah tertebak. Foto oleh mimin SGPC

Mulai 3 Januari 1992, salah satu BUMN, Bank Dagang Negara, membuka kantor cabang baru di Jalan Pemuda, tetapi di No. 73. Beda dengan kantor BII dan gedung-gedung selanjutnya, gedung ini bukan bangunan kaleng-kaleng, berlantai lima seluas 5.200 m2 rancangan tim arsitek Pola Dwipa.

Kapan gedung ini diresmikan atau dibangun, siapa kontraktor dan bagaimana sejarahnya, SGPC masih lacak informasinya di lain waktu. Seperti halnya kantor BDN lainnya, gedung ini kini ditempati oleh Bank Mandiri. Namun, per Mei 2024 ini, dengan dirilisnya surat lelang kontraktor gedung baru Bank Mandiri Jalan Pemuda, nasib bekas kantor BDN ini mulai terancam jadi santapan excavator Pindad dan Komatsu.

Sejak Februari 1992 hingga dalam waktu yang tidak disebutkan, Dinas Pekerjaan Umum Jawa Tengah menempati kompleks gedung berlantai dua berarsitektur Jawa di simpang Jalan Madukoro Raya dan Jalan Yos Sudarso, Semarang Barat.

Gedung tersebut menggantikan gedung lama di Jalan Pemuda yang beralihfungsi menjadi rukan. Saat ini, sebagian fungsi Dinas PU berada di gedung lain Jalan Madukoro, sementara gedung lama Dinas PU ditempati beberapa instansi pemprov Jawa Tengah lainnya.

Paruh kedua tahun kalender 1993 diwarnai banyak kantor bank baru yang lebih mentereng di Kota Lumpia, yang – selama SGPC terakhir meneliti pergerakan kantor cabang di kota-kota Indonesia – diawali dari kantor Bank Bali yang membuka operasional kantor cabangnya di Jalan Pandanaran pada 2 Agustus 1993.

Tercatat gedung berlantai empat dengan luas lantai 2.100 m2 dengan tampilan modern ini dibangun dengan biaya konstruksi mencapai Rp. 4 milyar (1993, setara Rp. 40,1 milyar nilai 2023). Saat ini, gedung eks Kancab Bank Bali tersebut ditempati oleh PermataBank.

Bank Panin Pandanaran
Kantor Bank Panin Pandanaran dari Lawang Sewu. Foto oleh mimin SGPC

Sebulan setelahnya pada September 1993 – tepat di samping kantor Bank Bali – Bank Harapan Santosa (BHS) menempati gedung kantor berlantai delapan penuh lapisan kaca bernama Gedung BHS Semarang, yang dibangun dengan dana 10 milyar rupiah (1993, setara Rp. 98,5 milyar nilai 2023).

Tidak banyak data dari gedung berlapis kaca ini; gedung ini dihuni BHS selama empat tahun; pasca-likuidasi oleh Pemerintah saat krisis moneter 1997-98, BHS Building kosong hingga mulai digunakan kembali oleh Bank Panin.

Bank Niaga (sekarang jadi CIMB Niaga) memiliki dua cabang, yaitu di Jalan Pemuda dan Jalan Ahmad Yani. Untuk cabang Jalan Ahmad Yani, pada Desember 1993 Bank Niaga pindah dari gedung Bumiputera ke gedung baru di Jalan Ahmad Yani No. 136.

Disebutkan bahwa gedung dengan luas lantai 690 m2 dan berlantai dua itu dibangun dengan biaya 1 milyar rupiah dan berarsitektur tradisional Jawa Tengah, namun eksteriornya modern. Bank Niaga kini tak lagi berkantor di No. 136 alias pindah ke lokasi lain, karena sekarang gedung tersebut ditempati BUMD Pemprov Banten, Bank Banten.

Di tahun 1994, tepatnya 4 Mei 1994, Bank Guna menyusul membuka kegiatan perbankannya di Semarang. Bank tersebut menempati sebuah gedung – kemungkinan baru – di Jalan Mgr. Soegijopranoto No. 35. Gedung tersebut memiliki luas lantai 1.200 m2 yang saat bank tersebut mulai berkegiatan baru menampung 25 karyawan. Sekarang gedung tersebut ditempati Palang Merah Indonesia.

Sementara gedung modern berlantai empat lain di Jalan M.T. Haryono No. 647, kantor cabang Bank Mayapada, mulai beroperasi sejak 6 Mei 1996.


Iklan

Referensi

  1. “Gedung Baru PTP XVIII.” Majalah Progres No. 58, November 1974, hal. 39
  2. Profil PT Pola Dwipa dalam sebuah dokumen kerja mahasiswa, pencipta tidak jelas, diakses 16 Januari 2023
  3. “Astek Mulai Terjun di Bisnis Properti.” Suara Merdeka, 13 Januari 1993 hal. 10
  4. “Bank Harapan Santosa Buka Cabang di Semarang.” Media Indonesia, 20 September 1993
  5. “Gedung BII Semarang Diresmikan: BII Menerbitkan Master Card Travellers’ Cheque.” Suara Merdeka, 28 Desember 1990, hal. 12
  6. “BTPN Semarang Jadi Bank Umum.” Suara Merdeka, 8 Februari 1994, hal. 10
  7. “Bank Niaga Cabang A. Yani Pindah.” Suara Merdeka, 18 Desember 1993, hal. 11
  8. “Dinas PU Tempati Gedung Baru” (keterangan gambar). Suara Merdeka, 26 Februari 1992 hal. 2
  9. Iklan ucapan selamat peresmian gedung ASTEK Semarang. Suara Merdeka, 12 Januari 1993 hal. 14
  10. Pengumuman operasional BDN Pemuda Semarang. Suara Merdeka, 3 Januari 1992 hal. 7
  11. Iklan ucapan selamat pembukaan Bank Mayapada Semarang. Suara Merdeka, 14 Juni 1996 hal. 18
  12. Arsip halaman resmi Bank Niaga, diarsip 16 Januari 1997
  13. Arsip halaman resmi Bank Internasional Indonesia, diarsip 21 Oktober 1997
  14. ANTARA (1989). “Jangan persulit pembayaran pensiun.” Harian Ekonomi “Neraca”, 6 April 1989, hal. 4
  15. “Kantor Baru BHS Semarang.” Majalah Infobank No. 166, Oktober 1993, hal. 88
  16. “Harapan Gubernur Jateng, AJB Bumiputera Harus Giat Himpun Dana dari Masyarakat.” Suara Merdeka, 31 Oktober 1983 hal. 6
  17. “Gubernur Bank Indonesia, Dr. Arifin Siregar: Peningkatan Profesionalisme dalam Perbankan Masih Cukup Luas.” Suara Merdeka, 1 Desember 1986 hal. 12
  18. Iklan ucapan selamat peresmian BRI Kanwil Semarang. Suara Merdeka, 29 November 1986 hal. 10
  19. Sejarah RRI Semarang (dokumen resmi) di halaman JDIH RRI, diakses 10 Juli 2023 (arsip)
  20. “Dirjen RTF hari ini resmikan Perkantoran RRI Sem[aran]g.” Suara Merdeka, 11 Juni 1981, hal. 6
  21. Ikatan Arsitek Indonesia (1983). “Buku Ke-1 Karya Arsitektur Arsitek Indonesia.” Jakarta: Ikatan Arsitek Indonesia. Halaman 87-88
  22. Iklan ucapan selamat BCA Pemuda. Suara Merdeka, 17 Desember 1986, hal. 8
  23. Pengumuman pindah kantor BCA Pemuda. Suara Merdeka, 20 Desember 1986, hal. 11
  24. Iklan peresmian Bank Agung Asia. Suara Merdeka, 6 Desember 1986, hal. 10
  25. “Gubernur Jateng Ismail: Bank swasta harus bantu pengusaha golongan lemah.” Suara Merdeka, 22 November 1983 hal. 6
  26. “BCA: Kantor Baru di Semarang.” Majalah Infobank No. 86, Februari 1987, hal. 51
  27. “Keuntungan Guna Bank tahun ini diharapkan naik sekitar 300%.” Suara Merdeka, 5 Mei 1994, hal. 11
  28. “Bank Bali operasikan gedung baru di Semarang.” Harian Ekonomi “Neraca”, 3 Agustus 1993, hal. 3

Lokasi

See full screen

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya….


Bagaimana pendapat anda……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *