Perkenalkan Gran Rubina Business Park, sebuah kawasan perkantoran di Jalan H.R. Rasuna Said Jakarta Selatan. Utamanya Generali Tower, satu-satunya bangunan yang terealisasi pembangunannya di kawasan yang merupakan bagian dari superblok Rasuna Epicentrum. Triyasa Propertindo, anak usaha Trakindo, mengelola gedung tersebut, menjadikan gedung ini kedua yang dibangun setelah Gedung TMT. Ia menjulang setinggi 104 meter (CTBUH) di atas permukaan tanah, dengan jumlah lantai 22 lapis dan menyediakan ruang kantor (total) seluas 34 ribu meter persegi.
Niat Triyasa Propertindo membangun gedung ini dilandasi prospek ekonomi Indonesia keseluruhan yang baik saat itu, diiringi dengan tingginya minat pada sewa ruang kantor. Buat memuluskan proyek tersebut, pada tahun 2011 mereka mengakuisisi lahan seluas 3 hektar dari Bakrieland Development dengan mahar 2 triliun rupiah. Adapun rencana mereka adalah kompleks perkantoran dengan 3 menara dengan konsep lingkungan hidup, menangkap keinginan para calon penghuninya yang lebih sadar lingkungan.
Nyatalah pembangunan Gran Rubina melalui peletakan batu pertama pada tanggal 18 September 2012. Gedung berlantai 23 tersebut adalah yang pertama dibangun, dengan kontraktor milik negara PT Pembangunan Perumahan bertugas melakukan konstruksi. Sementara itu, perancangan gedung dilakukan oleh tim arsitek dari Denmark, bernama AG5, pimpinan Brian Sheldon bersama dengan Pandega Desain Weharima alias PDW Architects, dengan dukungan dana dan moril dari Denmark.
Akhirnya, setelah menghabiskan waktu hampir 3 tahun, pembangunan tetangga Bakrie Tower tersebut selesai dengan penyerahan ruang kantor diadakan pada tanggal 8 Agustus 2015, sekaligus memberi nama baru, Generali Tower, setelah salah satu penghuninya, asuransi besar asal Italia, Generali, yang memborong banyak ruang perkantoran di gedung itu. Tetapi, kelebihan ketersediaan ruang kantor di Jakarta saat Gran Rubina selesai dibangun menyebabkan tahap kedua dan ketiga yang nilai investasi totalnya bisa mencapai 2 triliun rupiah urung dibangun.
Profil arsitektur dan properti
Gran Rubina Business Park – seperti yang disinggung di paragraf sebelumnya – dirancang oleh tim arsitek asal Denmark AG5 dan PDW Architects, mengusung rancang bangun berwawasan ramah lingkungan (green architecture). Secara garis besar gedung ini masih berbentuk kotak biasa, tetapi konsep dan serta penerapannya tak kalah mentereng.
Eksteriornya lagi-lagi merupakan penerapan arsitektur tropis Indonesia, yaitu menerapkan kanopi di atas jendela bangunan plus “sirip” vertikal yang meneduhkan penghuni dari sinar matahari sekaligus memudahkan proses pembersihan kaca dengan strategi “cat-walk” dan memakai kaca lapis ganda (double-glazing) untuk mencegah hawa panas dari luar masuk ruang kantor. Hadapan sisi terpanjang bangunan yang mengarah ke posisi utara-selatan juga sangat membantu mengurangi efek langsung panas matahari pada penggunaan energi pada gedung.
Implementasi ramah lingkungan gedung setinggi 104 meter itu tidak berhenti di situ saja. Dari prasarana ledeng dan listrik gedung ini, terdapat sistem pengolahan ulang air yang memungkinkan air limbah digunakan kembali untuk menyiram kebun dan sistem penampungan air hujan yang menjadi pengganti air PDAM dan pompa air, sehingga irit biaya sanyo. Upaya pengelola menerapkan teknologi ramah lingkungan tersebut membuat Generali Tower menerima sertifikat emas Majelis Bangunan Hijau Indonesia (Green Building Council Indonesia), sekaligus merebut banyak calon penghuni.
Penghuni Generali Tower saat ini terdiri dari asuransi Generali (sejak 2015, 5 lantai), Nittoc Construction Indonesia (lantai 16) dan Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta (sejak 2017, lantai 16). Untuk gedungnya sendiri di mata pasar properti, Generali Tower merupakan gedung campuran gelar strata dan sewa, dengan porsi 70 persen strata dan 30 persen sewa. Antara tahun 2012 hingga 2015, saat pemasaran ruang kantor Gran Rubina berlangsung, sudah lebih dari 90 persen ruang kantor strata yang ditawarkan ludes terjual.
Data dan fakta
Nama lain | Gran Rubina Business Park Tower I Generali Tower |
Alamat | Jalan H.R. Rasuna Said Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta (Jalan masuk di Jalan Epicentrum Utama Raya) |
Arsitek | Brian Sheldon (AG5, arsitektur) Prasetyoadi (PDW Architects, architect of record) Enriko Thamrin (PDW Architects, architect of record) M. Habibi (PDW Architects, architect of record) |
Pemborong | Pembangunan Perumahan |
Lama pembangunan | September 2012 – Agustus 2015 |
Jumlah lantai | 22 lantai |
Tinggi gedung (CTBUH) | 104 meter |
Biaya pembangunan | Rp. 440 milyar (2012) Rp. 637 milyar (inflasi 2022) |
Referensi
- Halaman resmi AG5, diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- “Green aspiration at Jakarta’s Gran Rubina.” Australian Design Review, 19 September 2014. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Pandega Desain Weharima. “Gran Rubina Business Park.” Archify. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Harry (2013). “Gran Rubina Business Park, Bidik Perusahaan Lokal.” Jakarta Kita, 2 Maret 2013. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- rht (2012). “Ground Breaking Gran Rubina Business Park, Sebuah Proyek Perdana dari Triyasa“. Mahadana Dasha Utama (press release), September 2012. Diakses 21 Maret 2022 (arsip)
- Imam Mudzakir (2013). “Gran Rubina Telan Rp. 2 Triliun.” Investor Daily, 2 April 2013. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- eva (2013). “Jualan Gedung Hijau, Gran Rubina Kantongi 40 Persen Okupansi.” SWAsembada, 4 Maret 2013. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Adisti Dini Indreswari (2013). “Gran Rubina I Triyasa Terjual 70%.” KONTAN, 8 November 2013. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Oktaviano D.B. Hana (2014). “Gran Rubina Bakal Menjadi Ikon Perkantoran Hijau di CBD.” Bisniscom, 18 Maret 2014. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- eq (2015). “Rampungkan Gran Rubina, Triyasa Kembangkan Kondominium.” Property & Bank, 8 Agustus 2015. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Imam Mudzakir (2015). “Pembangunan Gran Rubina II dan III Ditunda.” Beritasatu, 11 Agustus 2015. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- Halaman resmi PT PP, diakses 21 Maret 2022 (arsip)
- Halaman resmi Triyasa Propertindo, diakses 21 Maret 2022 (arsip)
- Halaman resmi PT Nittoc Indonesia, diakses 20 Maret 2022 (arsip)
- “Alamat Baru Kedutaan Besar Ukraina (di Indonesia)“. Kementerian Luar Negeri Ukraina, 17 Juli 2017. Diakses 20 Maret 2022 (arsip)
Leave a Reply