Tiara Marga Trakindo (TMT) adalah perusahaan holding alias induk dari seluruh unit bisnis yang berakar dari perusahaan bernama PT Trakindo Utama, penyalur alat berat merk Caterpillar, yang kini sudah merambah ke bisnis keuangan, pertambangan, properti, hingga restoran. TMT berkantor pusat di kantor kembar bernama Gedung TMT di kawasan perindustrian Cilandak Commercial Estate K.K.O., Jakarta Selatan yang kini berevolusi menjadi kawasan bisnis baru – salah satu petaknya ditempati oleh Trakindo Utama sejak 1970an. Dahulu Trakindo Utama berkantor pusat di Jalan Melawai Kebayoran Baru, alias Blok M.
Gedung TMT II – Kantor Trakindo Utama dari 1991
Sebenarnya Gedung TMT II dalam kompleks ini bukanlah sebuah gedung baru, melainkan hasil renovasi dari Gedung Trakindo yang sudah ada sejak awal 1990an. Gedung rancangan PT Triweger itu hanya berlantai empat dengan luas lantai total 3.000 m2, dipasangkan dengan dua buah gudang seluas 5.500 m2 dan 1.300 m2 yang, mungkin berdasarkan tebakan SGPC, difungsikan menyimpan suku cadang dan bengkel pengujian yang dinarasikan oleh Imelda Akmal dan Airmas Asri sebagai gedung sementara. Sementara gedung berlantai empatnya merupakan kantor pelayanan dan operasional perusahaan.
Pembangunan Gedung Trakindo yang dikerjakan oleh Dimensi Engineering Contractors berlangsung dari Februari 1990 hingga paling cepat April 1991 dan mulai Juni 1991 ditempati oleh perusahaan penyalur alat berat tersebut. Dengan berjalannya waktu, kedua gudang tersebut diperaspas sebagian, dan sejak dibangunnya Gedung TMT I, eksterior gedung kedua dioplas menggunakan rancangan Airmas Asri. Menurut buku Monograph of Airmas Asri, gedung ini dipertahankan karena keinginan Trakindo agar gedung berlantai empat itu tetap berdiri sehingga menjadi warisan dari pendiri perusahaannya – bahasa awamnya “punya kenangan”.
Gedung TMT I – Mengotak, paling menonjol, hemat enersi
Sementara Gedung TMT I merupakan gedung keempat atau terbaru yang berdiri di kawasan Trakindo Cilandak Commercial Estate/K.K.O. Gedung yang berdiri di utara Gedung TMT II alias gedung lamanya itu merupakan rancangan dari tim arsitek Airmas Asri yang memenangkan sayembara yang diadakan pihak Trakindo, dengan struktur dirancang oleh tim dari Wiratman & Associates, dan dibangun oleh kontraktor PT Decorient Indonesia mulai 30 Juli 2007 hingga selesai sekitar November 2009. Sayangnya, tidak banyak informasi sejarah dari gedung ini.
Secara arsitektur, Gedung TMT I memiliki 15 lantai dengan 2 lantai bawah tanah alias besmen, dan terhubung langsung ke gedung lama dengan podium penghubung. Bentuknya mengotak tetapi tidak sampai kaku, membuat perancangnya bingung sendiri karena aturan Pemprov DKI mewajibkan lebih banyak ruang terbuka hijau dalam rangka mempertahankan daerah resapan air Cilandak.
Itulah yang membuat Gedung TMT I dirancang “ramah lingkungan”, namun lebih pada menonjolkan sisi keiritan enersinya alias setidaknya mampu membuat satu unit PLTU istirahat. Maka lahirlah bentuk jendela vertikal yang kegelapannya beragam sebagai penyaring cahaya matahari masuk, lis aluminium berbentuk sirip, kaca, dan plafon hasil daur ulang serta penggunaan cat ramah lingkungan dengan unsur organik tidak stabil (volatile organic compound) rendah. Lis aluminium berbentuk sirip setidaknya mampu menangkal cahaya langsung matahari, bahkan taman di lantai tertingginya alias penthouse menangkal cahaya matahari dari sisi Barat.
Untuk penerapan teknologinya, gedung ini masih bergantung pada sistem pengolahan ulang air, sistem pemulihan kalor (heat recovery), pemantau karbon dioksida. Ia bisa “bernafas” karena pori-pori pada aluminiumnya. Posisinya yang sejajar dengan Gedung TMT I juga cukup menguntungkan karena memberi nilai positif pada hubungan antara persimpangan Jalan TB Simatupang dan Cilandak KKO dengan kedua gedung TMT.
Berdasarkan informasi dari Airmas Asri, Gedung TMT I memiliki luas lantai total 35.167 m2, sayangnya tidak dijelaskan apakah ini luas keseluruhan atau termasuk TMT II beserta gudang-gudang yang berdiri sejak 1991. Sejak berdiri, gedung kelolaan afiliasi Trakindo yaitu Triyasa Propertindo (pengembang Gran Rubina Business Park) ini ditempati sepenuhnya oleh Grup Tiara Marga Trakindo beserta anak cucu usahanya.
Di dalam rencana pengembangan kompleks TMT, yang berpatokan pada kuadran Cartesius (semoga anda ga bolos saat ada mapel matematika, kalau ga tahu, anda keterlaluan), gudang onderdil akan digusur dan dialihfungsi sebagai pelataran dengan tambahan dua menara apartemen dan perkantoran. Lahir di waktu yang salah karena bisnis apartemen tekor dan perkantoran diarahkan ke Gran Rubina, dua gedung tersebut tidak dibangun-bangun juga.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Cilandak KKO No. 1 Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jakarta |
Gedung TMT I
Arsitek | Airmas Asri (arsitektur dan interior) Wiratman & Associates (struktur) |
Pemborong | Decorient Indonesia |
Lama pembangunan | Juli 2007 – November 2009 |
Jumlah lantai | 15 lantai 2 basement |
Gedung TMT II
Nama lama | Gedung Trakindo |
Arsitek | PT Triweger (pra-renovasi) Airmas Asri (renovasi) |
Pemborong | Dimensi Engineering Contractors (pra-renovasi) Decorient Indonesia (renovasi) |
Lama pembangunan | Februari 1990 – Juni 1991 |
Jumlah lantai | 4 lantai |
Tinggi gedung | 16 meter (Konstruksi, Nov. 1990) |
Referensi
- Advertorial (1991). “Gedung Baru Trakindo”. Jaya Raya 1991. Jakarta: Biro Humas DKI Jakarta, hal. 110-111
- Saptiwi Djati Retnowati, Dwi Ratih, Urip Yustono. “Kantor PT. Trakindo Utama”. Majalah Konstruksi No. 151, November 1990, hal. 100
- Imelda Akmal (2013). “Monograph of Airmas Asri” (Monograf Airmas Asri). Jakarta: Imaji Media Pustaka. Halaman 64-75
- Halaman resmi PT Tiara Marga Trakindo, diakses 16 Agustus 2023 (arsip)
- Halaman resmi PT Triyasa Propertindo, diakses 16 Agustus 2023 (arsip)
- Profil Gedung TMT 1 di halaman resmi PT Triyasa Propertindo, diakses 16 Agustus 2023 (arsip)
Leave a Reply