Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi adalah lembaga pemerintah yang khusus meneliti dan mengkaji rekayasa teknologi. Dibentuk dari sisa Divisi Teknologi Tingkat Lanjut (Advance Teknologi) Pertamina di tahun 1978, BPPT berkantor di bekas gedung Menara Pertamina yang kini menjadi kantor dari instansi bawahan Kementerian Dikbudristek (Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi) beserta gedung perluasannya di seberang Kali Cideng seluas 1,7 hektar. Sejak 2022, BPPT sudah menjadi bagian dari Badan Riset & Inovasi Negara (BRIN).

Nomenklatur subnama dari gedung yang berlokasi dekat dengan kantor Kementerian Agama Thamrin dan Menara Thamrin tersebut mengacu pada keputusan penggantian nama gedung yang diresmikan Kemenristek/BPPT di bulan Maret 2020, dan perubahan kepemilikan kantor di Gedung Soedjono Djoeneod Poesponegoro ke Kemenkomarvest sejak Juni 2022.


Iklan

Gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (ex Pertamina Tower dan Gedung BPPT I)

Gedung BPPT 1
Foto oleh mimin SGPC

Dekade 1970an awal, Pertamina dibawah kendali Ibnu Sutowo, berkat kerjasamanya dengan perusahaan-perusahaan minyak, mulai merambah dunia real estate dan membangun beberapa bangunan seperti Oil Centre, Pertamina Tower dan kantor pusat Pertamina.

Pada tahun 1972, Pertamina Tower adalah salah satu dari empat proyek yang diadakan Pertamina. Tetapi, awalnya gedung ini akan difungsikan sebagai apartemen bagi para kontraktor minyak, peran yang selanjutnya justru terealisasikan di Jalan Gatot Subroto sebagai Pertamina Oil Tower, yang selanjutnya menjadi gedung perkantoran bernama Patra Jasa Office Building. Pertamina Tower, sama seperti Oil Centre, awalnya difungsikan sebagai kantor-kantor kontraktor minyak Pertamina.

Sekitar 1973, ketika film Ambisi sedang disyuting, Pertamina Tower baru memasuki tahap lantai 8. Konstruksi Menara Patra, nama baru Pertamina Tower, selesai di akhir tahun 1975 atau awal 1976, dan mulai digunakan sejak Maret 1976 dengan Bank Pacific, bank milik keluarga Ibnu Sutowo, membuka kantornya di tiga lantai terbawah gedung ini dan memasang papan namanya di kanopi masuk Menara Patra. Karena ketiadaan data konstruksi lengkap, SGPC mencatat 1972 – 1976 sebagai durasi pembangunan Menara Patra/Gedung BPPT.

Baru sejak didirikan pada tahun 1978, gedung dengan luas lantai mencapai 24 ribu meter persegi itu mulai digunakan oleh Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi. Sekitar 1980an nama Menara Patra dipensiunkan dan berganti nama menjadi Gedung BPPT. Nama Gedung Poesponegoro digunakan sejak Maret 2020.

Sejak 2014, Gedung Poesponegoro menjadi kantor dari Kementerian Koordinasi Kemaritiman & Investasi, dan mulai tahun 2020, berdasarkan perjanjian dengan BPPT, Kemenkomarvest menempati 14 lantai dari 22 lantai gedung yang tersedia. Pada akhirnya, 2 tahun kemudian tepatnya 2 Juni 2022 BPPT/BRIN menyerahkan gedung ini kepada Kemenkomarvest.

Gedung Poesponegoro pra-renovasi dirancang oleh arsitek dari Singapura yaitu Timothy Seow dan Richard Byrnes dari Seow Lee Heah, dengan Ang Thian Soo & Associates sebagai perancang strukturnya.

Gedung berlantai 22 dan memiliki tinggi struktur 90 meter ini awalnya dirancang dengan gaya arsitektur modern dengan lapis kaca gelap dengan jendela podium yang cembung, dimaksudkan agar bisa menyerap sinar matahari dan memberi variasi pada bentuk gedung dan bagian sudutnya yang lebih “melengkung” agar tidak terlihat seperti kotak korek api, stereotipe bangunan tinggi era 1970an. Sisi utara dan selatannya dilapisi aluminium dan keramik. Renovasi memberi kesan high-tech melalui penggunaan lapis aluminium sandwich berwarna abu-abu perak dan kaca berwarna biru.


Iklan

Gedung B.J. Habibie (ex Gedung BPPT II)

Gedung BPPT II
Foto oleh mimin SGPC

Seperti halnya departemen dan instansi lain, peningkatan jumlah pegawai yang menyebabkan overkapasitas di gedung Poesponegoro, sekaligus penambahan fasilitas mandiri BPPT di aset mereka di Thamrin, menjadi argumen utama pembangunan Gedung BJ Habibie. Pada tahun 1986, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi telah merencanakan membangun gedung perluasannya berupa gedung perkantoran berlantai 25, auditorium, gedung parkir, rumah genset dan kantin. Gedung lamanya terhubung dengan gedung baru melalui sebuah jembatan.

Pembangunan berlangsung sejak tahun anggaran 1986/1987, tetapi konstruksi sejatinya berlangsung dari tahun anggaran 1988/1989 hingga sekitar tahun anggaran 1993/1994, menghabiskan biaya negara sebanyak Rp. 150 milyar selama 7 tahun. Pembangunan dilakukan oleh Wijaya Kusuma Contractors dan perancangan desain gedungnya dilakukan oleh Atelier 6.

Dengan diserahkannya gedung eks Pertamina Tower/Gedung Soedjono Djoened Poesponegoro kepada Kemenkomarvest, maka Gedung B.J. Habibie praktis menjadi salah satu fasilitas penting BRIN bersama dengan fasilitas di Jalan Gatot Subroto, di Bogor dan di Puspiptek Serpong.


Iklan

Data dan fakta

Gedung Kemenkomarvest

Nama lamaGedung Soedjono Djoened Poesponegoro
Gedung BPPT 1
Pertamina Tower
Menara Patra
AlamatJalan M.H. Thamrin No. 8 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekTimothy Seow dan Richard Byrnes (Seow Lee Heah)
PemborongJaya Konstruksi
Lama pembangunan1972 – 1976
Jumlah lantai22 lantai
Tinggi gedung90 meter
Referensi: Majalah Konstruksi Oktober 1976

Gedung B.J. Habibie

Nama lamaGedung BPPT 2
AlamatJalan M.H. Thamrin No. 8 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekAtelier 6
PemborongWijaya Kusuma Contractors
Lama pembangunan (tahun anggaran)1986/1987 – 1993/1994
Jumlah lantai25 lantai
Biaya pembangunanRp. 150 milyar (1993)
Rp. 1,5 triliun (inflasi 2021)
Referensi: Majalah Konstruksi #148 Agustus 1990

Referensi

  1. PT Mitra Pembangunan Jaya (2018). “PT Pembangunan Ibukota Jakarta Raya: Perkembangan Perkotaan dan Arsitektur Jakarta.” Jakarta: PT Mitra Pembangunan Jaya. Halaman 38
  2. dr (1972). “Empat Gedung Megah Sedang Dibangun di Jakarta”. KOMPAS, 27 Oktober 1972, hal. 3
  3. “10 Tahun BPP Teknologi 1978-1988”. Jakarta: Biro Hukum & Humas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Halaman 31-32
  4. Halaman resmi BPPT, diakses 10 April 2021 (arsip)
  5. Vera Trisnawati (1990). “Proyek Perluasan Gedung BPP-Teknologi: Dibangun dengan dana APBN”. Majalah Konstruksi No. 148, Agustus 1990, hal. 56-57
  6. fan; sal (1993). “Gedung Baru BPPT Untuk Para Peneliti Selesai Tahun Ini”. KOMPAS, 10 Juni 1993, hal. 8
  7. rea (2020). “Gedung BJ Habibie Sebagai Simbol Lompatan Teknologi BPPT“. CNN Indonesia, 12 Maret 2020. Diakses 10 April 2021 (arsip)
  8. “Menara kaca yang megah di pusat kegiatan Jakarta.” Majalah Konstruksi, Oktober 1976, hal. 39-45
  9. Press release (2022). “Kemenkomarves dan BRIN Tandatangani Berita Acara Serah Terima Status Gedung, Menko Luhut: Kita Kelola Dengan Baik.” Kementerian Koordinasi Maritim & Investasi, 2 Juni 2022. Diakses 4 Juni 2022 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *