Senayan City adalah sebuah bangunan multi-guna yang berlokasi di Jalan Asia Afrika, Tanah Abang (tetapi populernya adalah bagian dari Senayan), Jakarta Pusat, bersebelahan dengan lapangan golf Senayan dan seberang jalan dengan Senayan Trade Centre dan Plaza Senayan. Pusat komersial besar di Jakarta ini dikembangkan oleh pengembang Agung Podomoro Group, yang di dekade saat Sency, nama bekennya, hadir, mulai menunjukkan dominasinya di kancah persilatan properti Indonesia.

Sency memiliki dua gedung perkantoran yang masing-masing berlantai 22 (SCTV Tower) dan 25 (Panin Tower), pusat perbelanjaan berlantai tujuh dan apartemen Senayan City Residences. Keseluruhan kawasan dirancang oleh tim arsitek kondang dari Singapura, DP Architects, bersama dengan Airmas Asri, dan dibangun oleh Waskita Karya.

Podium pusat belanja Senayan City. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Senayan City: Favorit kalangan menengah yang dinyinyiri Abidin Kusno

Bicara soal sejarah, seperti bangunan abad 21, Senayan City (populernya Sency) memang sangat miskin sejarah. Tidak ada catatan kapan Sency mulai menggali pondasi, tetapi awal konstruksi di lahan seluas 48 ribu meter persegi sudah terlihat sejak awal 2004 per Google Earth Historical Imagery. Tahun itu, kebutuhan akan ruang lantai ritel sedang meninggi, terbukti dengan tenant yang masuk mencapai 80 persen dari kapasitas per 2005. Tetapi proyek yang awalnya bernama Senayan Forum itu sempat terhenti hingga bergabung ke dalam Grup Agung Podomoro dan dilanjutkan pada Maret 2005.

Proyek ini merupakan kerjasama bangun, guna dan serah terima (BOT) antara Agung Podomoro Group dan Badan Pengelola GBK yang berlaku selama 50 tahun, dari 2005 sampai tahun 2055. Sayangnya, kebijakan ini tidak disenangi kritikus populis semacam Abidin Kusno yang dengan seenaknya menghubungkan masa lalu GBK sebagai alat politik Soekarno, dengan kebijakan BOT Sency, dan mengabaikan bagaimana pengelola GBK harus berjibaku memelihara fasilitas olahraga tanpa APBN dengan menjual dan menghibahkan lahan untuk pembangunan fasilitas pemerintah dan publik non-olahraga dan niaga. Kritikan lain dari Kusno juga mencap pusat perbelanjaan tersebut sebuah “forum teatrikal untuk melupakan kota yang makin miskin dan kacau,” mengabaikan sasaran pasar yang memang diarahkan ke menengah ke atas.

Pembangunan kawasan Senayan City ini berlangsung bertahap; pusat perbelanjaan sendiri selesai dibangun pada tahun 2006 dan dibuka sejak tanggal 23 Juni 2006, tetapi perkantoran dan apartemennya sendiri baru tutup atap pada bulan Desember 2005. Beberapa hari menjelang pembukaan pusat perbelanjaan Sency, stasiun televisi SCTV dan induknya Surya Citra Media meneken kesepakatan sewa dengan Manggala Gelora Perkasa, yang kelak mengelola kawasan mixed-use ini. Sebelumnya, SCTV bermarkas di Graha Mitra.

Panin Tower. Awalnya akan dijadikan Sofitel, tetapi tidak jadi karena faktor struktur.
Foto oleh mimin SGPC

Rencana awal Senayan City tergabung ke dalam empat jenis penggunaan; satu blok apartemen, perkantoran, hotel, dipadu dengan podium yang isinya adalah pusat perbelanjaan. Pihak Manggala Gelora Perkasa mengajak Accor Asia Pacific untuk mengelola hotel boutique 225 kamar, yang berada di salah satu blok menara tersebut, dibawah panji Sofitel. Gara-gara tinggi lantainya dianggap bukan standar Sofitel, rencana mendatangkan hotel gugur seketika, dan gedung tersebut beralih fungsi menjadi perkantoran sewa, bernama Panin Tower.

SCTV pindah secara penuh ke SCTV Tower sejak Januari 2008. Sejak Surya Citra Media mencaplok Indosiar, stasiun televisi tersebut dapat jatah ruang kantor di gedung berlapis kaca tersebut.


Iklan

Profil Arsitektur Senayan City yang selalu menyambut hangat pengunjung

Secara aglomerasi, Senayan City memiliki luas lantai total 285 ribu meter persegi, dengan 76 ribu diantaranya dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan. Sebagai pusat titik temu gedung kantor dan apartemen, tampilan modern Senayan City memiliki dua lengkung ke dalam, seolah menyambut hangat pengunjung, dan bagian pusat perbelanjaannya diberi kaca transparan dengan penerangan seterang-terangnya, memberi ilusi kehidupan di dalam bangunan.

Toko-toko dan fasilitas utama di pusat perbelanjaan Senayan City berupa toko elektronik Best Denki, supermarket Foodhall, department store luar negeri seperti Mark & Spencer, H&M dan Uniqlo dan banyak toko-toko butik internasional yang memperkokoh citra Senayan City sebagai pusat perbelanjaan kelas dunia. Di lantai 6, terdapat bioskop XXI, dokter gigi dan taman bermain Lollipop’s.

SCTV Tower. Foto oleh mimin SGPC

SCTV Tower (Menara SCTV) adalah gedung berlantai 22 yang menempati blok menara selatan Senayan City. Gedung ini berlapis kaca penuh, dan sepenuhnya adalah kantor besar dari Surya Citra Media dan sejumlah perusahaan Grup Elang Mahkota Teknologi, termasuk stasiun TV milik SCM yaitu SCTV dan Indosiar. Beberapa ruang kantor gedung ini digunakan SCTV dan Indosiar sebagai studio berita.

Karena Sofitel ngambek lantai gedungnya tidak sesuai harapan, pengelola mengubah eks Sofitel menjadi Panin Tower (Menara Panin). Walau bernama Panin dan memiliki simbol Grup Panin, penulis kesulitan mencari korelasi dari gedung berlantai 25 ini dengan kelompok bisnis Panin. Tidak seperti SCTV Tower yang sudah penuh dengan operasional satu perusahaan, gedung ini disewa oleh banyak perusahaan.

Terakhir adalah apartemen Senayan City Residence (Sency Residence), yang hanya memiliki 67 unit apartemen, terbagi ke dalam 3 tipe (1 tipe 2 kamar tidur dan 2 tipe 3 kamar tidur) dan 4 unit penthouse. Setiap lantai dari 8 sampai 23 hanya memiliki 3 unit per lantainya.

Secara desain arsitektur, SCTV Tower, Sency Residence dan Panin Tower cukup mirip dari segi bentuk, tetapi penampilan eksteriornya yang berbeda agar pengunjung bisa membedakan, saat awal dibangun, antara hotel (Panin), apartemen (Sency Residences) dan perkantoran (SCTV). Jendela Sency Residences dan Panin Tower yang mengarah ke Lapangan Golf Senayan dibuat lebar demi memaksimalkan daya pandang ke lapangan golf tersebut.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Asia-Afrika Lot. 19 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekDP Architects (arsitektur)
Airmas Asri (architect of record)
PemborongWaskita Karya
Lama pembangunan (Senayan City Mall)2003 – 2006
Lama pembangunan (Sency Residences, SCTV dan Panin)2003 – 2007
Jumlah lantai (SCTV Tower)22 + 1 basement
Jumlah lantai (Panin Tower)25 + 1 basement
Jumlah lantai (Sency Residence)23 + 1 basement
Jumlah unit (Sency Residence)67
Biaya pembangunanRp. 1,25 triliun (2006)
Rp. 2,6 triliun (inflasi 2021)
SignifikasiPop culture
Referensi: Skyscrapercity; Indonesia Design Vol. 3 No. 12, 2006

Referensi

  1. “Senayan City: Kawasan Terpadu Kelas Atas di Area Komersial Senayan”. Properti.net, 15 April 2005, via Skyscrapercity
  2. rvs (2005). “Dibangun, Superblok Baru di Kawasan Gelora BK”. Sinar Harapan, tanggal tidak ada, via Skyscrapercity
  3. Raja Suhud (2005). “Group Agung Podomoro Bangun Pusat Perbelanjaan Senayan City”. Media Indonesia, 16 April 2005, via Skyscrapercity
  4. ANTARA (2005). “Penyewa Senayan City Sudah 82%”. Investor Indonesia, 27 Juli 2005, via Skyscrapercity
  5. Rahmayulis Saleh (2006). “Senayan City, Aura Baru Jakarta”. Bisnis Indonesia, tanggal tidak ada, via Skyscrapercity
  6. Businessweek Indonesia No. 17, Juli 2007, hal 21. Dikutip oleh forumer Skyscrapercity
  7. Pengecoran Terakhir Senayan City“. Liputan 6 SCTV, 10 Desember 2005. Diakses 8 April 2021 (arsip)
  8. Kantor Baru SCTV di Senayan City“. Liputan 6 SCTV, 13 Mei 2006. Diakses 8 April 2021 (arsip)
  9. Halaman resmi Senayan City, diakses 8 April 2021. (arsip)
  10. Arsip Halaman Resmi Senayan City: Selayang pandang, tentang kami
  11. KOMPAS, 24 Januari 2008, hal. 19 (iklan SCTV)
  12. Airmas Asri (2006). “Senayan City, Your City Starts Here”. Majalah Indonesia Design No. 12 Vol. 3, 2006, hal. 46-49
  13. Senayan City Gandeng Sofitel Bangun Hotel Bintang Lima“. ANTARA, 22 Mei 2006. Diakses 8 April 2021 (arsip)
  14. Widi Agustian (2012). “Rogoh Rp. 3,29 milyar, Indosiar Ngantor di SCTV Tower“. Okezone, 30 Mei 2012. Diakses 8 April 2021 (arsip)
  15. Abidin Kusno (2010). “Ruang publik, identitas, dan memori kolektif: Jakarta pasca-Soeharto”. Yogyakarta: Ombak. Halaman 173-178
  16. Yuniar Susanto (2005). “Senayan City, tempat baru untuk Hi-End Society.” Majalah Properti Indonesia No. 1136, Mei 2005, hal. 20-21

Lokasi

Google Translate:

Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Banyak tulisan gedung yang SGPC buat sebelum dijadwalkan terbit. Penasaran? Dukung kami via Trakteer.