ITC Cempaka Mas merupakan sebuah superblok yang terhimpit di antara di Jalan Let. Jend. Suprapto, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Cempaka Mas Utara, di Jakarta Pusat, langsung berbatasan dengan Pulomas, Jakarta Timur. Superblok tersebut terdiri dari pusat perbelanjaan ITC Cempaka Mas itu sendiri beserta perkantoran, apartemen Graha Cempaka Mas dan rukan.

ITC Cempaka Mas
Foto oleh mimin SGPC

Proyek Cempaka Mas sudah dimulai sejak awal 1994 di tanah yang dimiliki oleh Duta Pertiwi sejak 1993, di perempatan Coca-Cola, ditengah booming pembangunan properti perumahan dan perkantoran pada pertengahan 1990an. Proyek tersebut dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama berupa apartemen 6 menara dengan 888 unit yang hanya terdiri dari 3 tipe dan rukan sebanyak 161 buah, dan tahap kedua berupa pembangunan pusat perbelanjaan, kantor susun 4 lantai dan perkantoran 24 lantai. Diantara tahap pertama dan kedua, Duta Pertiwi membangun rukan khusus onderdil kendaraan bermotor di barat tahap pertama Cempaka Mas.

Tahap pertama sudah resmi diperkenalkan ke umum pada Juli 1994, dan konstruksinya sudah dimulai September 1994, dan selesai keseluruhan proyek pada September 1996. Sementara tahap keduanya sudah dimulai pada Desember 1995, tetapi karena efek krisis moneter, proyek tersebut baru selesai pada pertengahan tahun 2002.


Iklan

Tahap 1A, Apartemen Graha Cempaka Mas

Apartemen Cempaka Mas
Apartemen yang rata-rata, banyak unitnya serta ….. menarik warnanya. Foto oleh mimin SGPC
Apartemen Cempaka Mas
Foto oleh mimin SGPC

Kawasan apartemen besar ini terbagi menjadi 6 tower, semuanya berlantai 24 lantai, dimana 4 lantai pertamanya merupakan rukan. Rukan sendiri terbagi menjadi 5 blok; 3 diantaranya berdiri bersama dengan 2 tower apartemen, dan 2 diantaranya berdiri sendiri. Graha Cempaka Mas memiliki luas lantai total mencapai 170 ribu meter persegi.

Menurut tim arsitek dari Paraga Arta Mida, rancangan desainnya memanfaatkan gaya arsitektur pascamodern untuk apartemen, dan dicat dengan warna “kontemporer”, agar tidak lapuk dimakan zaman. Tetapi menurut mimin SGPC, penampilan apartemen Cempaka Mas terlihat sangat gemuk dan nge-jreng karena warna merahnya.

Pembangunan 161 unit rukan dan 888 unit apartemen tersebut dilakukan oleh Jaya Konstruksi mulai September 1994 dan selesai dibangun per September-Oktober 1996, berbeda setiap towernya. Sementara rukannya sudah selesai dibangun sejak Februari 1996. Biaya pembangunan kawasan ini mencapai 150 milyar rupiah (1996).

Tidak ada data mengenai populasi Graha Cempaka Mas, sementara di sisi lain, apartemen kelas menengah ini mulai identik dengan berita konflik kepengurusan persatuan penghuninya pada 2015 dan 2018.

Tahap 1B, Ruko Cempaka Mas

Di sisi barat apartemen Graha Cempaka Mas adalah rukan yang terdiri dari 540 unit. Dikembangkan oleh Duta Pertiwi bersama dengan perusahaan Lendlease dari Australia, rukan ini disebut dibangun secara bertahap selama empat tahun. Kerjasama tersebut berjalan sejak 1996.

Awalnya direncanakan sebagai sentra bisnis kendaraan bermotor dan keuangan, dan disertai dengan rencana pusat otomotif Jakarta, kini Ruko Cempaka Mas didominasi perkantoran dan pertokoan.


Iklan

Tahap 2, ITC Cempaka Mas

ITC Cempaka Mas
Foto oleh Aries Mariano Desuro

Pada Desember 1995, Duta Pertiwi memulai pembangunan mega-mall ITC Cempaka Mas, dengan luas lantai mencapai 290 ribu meter persegi, menjadikannya trade center keenam yang dibangun oleh Duta Pertiwi dalam kurun 1 dasawarsa setelah Mangga Dua, Roxy Mas, Mall Mangga Dua, Mal Orion serta di Ambassador Kuningan. Namun krisis moneter 1997-1998 menyebabkan proyek tersebut tidak berjalan pada semestinya.

Sementara setahun pascakrisis, pada 14 Juli 1999, supermarket Perancis, Continent, membuka gerai ketiganya di lantai basement ITC Cempaka Mas (Continent sendiri memang direncanakan menempati ITC Cempaka Mas setelah jadi). Keberadaan Continent, selanjutnya Carrefour setelah Promodes (pemilik Continent) dengan Carrefour melebur pada tahun 2000, di lokasi sementara tersebut tidak terganggu oleh konstruksi ITC Cempaka Mas yang dimulai 4 Juni 2000. Tetapi, konsep tersebut berubah menjadi pusat perbelanjaan grosir terbesar di Asia Tenggara, sementara gedung perkantorannya dipangkas menjadi 12 lantai.

ITC Cempaka Mas yang saat ini berdiri kembali dirancang oleh tim arsitek dari Paraga Arta Mida. Berbeda dengan apartemen Graha Cempaka Mas, ITC Cempaka Mas dibangun oleh kerja sama operasional (J.O) Pembangunan Perumahan dan Total Bangun Persada mulai Juli 2000 sampai awal Januari 2002. Mal trade center dengan floorplate seluas 170 ribu meter persegi tersebut dibuka pada pertengahan tahun 2002. 

Selama 18 tahun terakhir, ITC Cempaka Mas menjadi salah satu tujuan banyak pelancong yang ingin berbelanja di Jakarta karena dekat dengan jalan tol Wiyoto Wiyono yang merupakan rute masuk ke Jakarta dari jalur motorway Trans Jawa. Tenant ternama yang menempati ITC Cempaka Mas termasuk Carrefour dan makanan siap saji nasional/global.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Jenderal Suprapto Kemayoran, Jakarta Pusat, Jakarta
Jumlah menara (apartemen)6
Arsitek (apartemen dan ITC)Paraga Arta Mida
Pemborong (apartemen)Jaya Konstruksi
Pemborong (ITC, J.O.)Pembangunan Perumahan
Total Bangun Persada
Lama pembangunan (apartemen)September 1994 – September 1996
Lama pembangunan (ITC)Desember 1995 – Januari 2002
Jumlah lantai (apartemen, 6 menara)24 lantai
1 basement
Jumlah lantai (ITC)12 lantai
2 basement
Biaya pembangunan (apartemen)Rp 150 milyar (1996)
Rp 1,2 triliun (inflasi 2020)
Signifikasi (ITC)Pariwisata
Referensi: Majalah Konstruksi #235 September 1996; Pembangunan Perumahan 2004; Indo Construction April 2001

Referensi

  1. Saptiwi Djati Retnowati (1996). “Graha Cempaka Mas, Merupakan pembangunan tahap I Superblok Cempaka Mas”. Majalah Konstruksi No. 235, September 1996, Hal. 49-56
  2. Advertorial (1997). “Superblok Cempaka Mas: Membangun Pasar Global Dengan Sentuhan Warna Lokal”. KOMPAS, 29 April 1997, Hal. 20
  3. mon (1994). “PT Duta Pertiwi Bangun Properti Baru”. KOMPAS, 30 Agustus 1994, hal. 7
  4. Advertorial (1996). “PT Duta Pertiwi, Mendekati Konsumen Dengan Gelar Delapan Produk Unggulan”. KOMPAS, 5 Juli 1996, hal. 21
  5. Advertorial (1996). “Ambasador dan Cempaka Mas: Dua Emas di Lokasi Emas”. KOMPAS, 5 Juli 1996, hal. 21
  6. ppg; Reuters (1996). “Sinar Mas “Gaet” Pengembang Australia”. KOMPAS, 18 September 1996, hal. 2
  7. gun (1999). “Investor Perancis Masuki Eceran”. KOMPAS, 12 Juli 1999, hal. 2
  8. as (2000). “Pusat Grosir Terbesar di Asia Tenggara”. KOMPAS, 5 Juni 2000, hal. 17
  9. Abun Sanda; Suwito Santoso (2002). “Tren Bisnis Baru, “Trade Centre”.” KOMPAS, 19 November 2000, hal. 30
  10. Arsip web Duta Pertiwi:
    1. ITC Cempaka Mas, diarsip 29 Juni 2002
    2. Graha Cempaka Mas, diarsip 27 Juni 2002
  11. Arsip web PT PP, diarsip 24 Februari 2004
  12. Lenny Tristia Tambun (2015). “Konflik, Penghuni Apartemen Graha Cempaka Mas Minta Perlindungan“. Beritasatu, 24 November 2015. Diakses 2 Juni 2020. (arsip)
  13. Dwi Rizky; Fred Mahatma TIS (editor) (2018). “Resah, Warga Apartemen Graha Cempaka Mas Mengadu ke Walikota“. Wartakota Live, 23 Oktober 2018. Diakses 2 Juni 2020. (arsip)
  14. Web resmi ITC Cempaka Mas, diakses 2 Juni 2020 (arsip)
  15. Web resmi Sinarmas Land, diakses 2 Juni 2020 (arsip)
  16. Arsip keputusan hukum peleburan Carrefour dan Promodes di Komisi Eropa, 25 Januari 2000, diakses 2 Juni 2020
  17. Jakarta Shopping Mall Guide, hal. 136
  18. ITC Cempaka Mas Mega Grosir Proyek Horizontal Terbesar di Indonesia“. Majalah Indo Construction, April 2001. Diakses via laman Mega Konstruksi, diarsip 27 Juni 2003

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *