ITC Roxy Mas merupakan pusat perbelanjaan, rukan dan apartemen yang berlokasi di Jalan KH Hasyim Asyari, Gambir, Jakarta Pusat, dekat dengan Kanal Banjir Barat. Kompleks yang dikembangkan dan diurus oleh Duta Pertiwi ini memiliki 509 unit unit ruko, 628 kios dan 120 apartemen, dirancang dengan penampilan seperti pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas walau difungsikan sebagai pusat perbelanjaan menengah ke bawah.
ITC Roxy Mas dirancang oleh tim arsitek Airmas Asri dan dibangun bertahap dari 1991-92 untuk rukan dan September 1993 sampai Agustus 1995 oleh Total Bangun Persada untuk pusat pertokoan dan apartemen. Di kalangan Dilanowcy saat ini, Roxy Mas identik dengan pusat perdagangan telepon seluler di Jakarta, mirip dengan WTC Surabaya.
Sejarah ITC Roxy Mas: Bagaimana ia menjadi identik dengan bursa perdagangan ponsel
Dengan berhasilnya ITC Mangga Dua, Duta Pertiwi tidak puas hanya membangun kawasan di Mangga Dua saja. Awal tahun 1991, pihak pengembang mulai membangun kawasan perdagangan terpadu di Roxy Mas dengan membangun 14 blok toko-kantor (ruko/rukan) sebanyak 509 unit. Ruko rancangan tim internal Duta Pertiwi tersebut selesai dibangun di awal 1992, yang juga menampung seribu buah kendaraan roda empat.
Pada Mei 1991, Sinar Mas sudah berencana membangun hotel di atas pusat perbelanjaan grosir Roxy Mas, bahkan sudah menandatangani kesepakatan joint-venture dengan Dusit Thani dari Thailand untuk mengelola hotel di Mangga Dua dan Roxy Mas. Realitasnya, hanya hotel di Mangga Dua yang dibangun, sementara hotel di Roxy Mas, yang hendaknya dirancang RTKL dari Baltimore, AS bersama Airmas Asri, dijadikan apartemen mahasiswa dan Airmas Asri mengambil keseluruhan penyempurnaan rancang bangunnya.
Konstruksi ITC Roxy Mas dimulai pada September 1993. Pembangunan dilakukan oleh Total Bangun Persada sampai selesai dibangun pada bulan Mei 1995. Duta Pertiwi menyerahkan beberapa kios pertamanya pada akhir Maret 1995, dilanjutkan dengan uji operasional pada 18 Mei 1995 sampai dibuka kepada umum pada bulan Juni 1995. Duta Pertiwi menggelontorkan biaya 100 milyar rupiah (1995) untuk berinvestasi di proyek ini.
Walaupun itu, rencana awal sebagai pusat grosir mengalami hambatan di tahun-tahun awal. Tidak banyak penyewa yang berminat menggelar usahanya disini, bahkan pengembang harus menawarkan sewa dengan harga murah (Rp. 2-4 juta nilai 1996 untuk 10 m2). Majalah Properti Indonesia pada tahun 1999 mewartakan bahwa baru sekitar 1996-97, ditengah booming bisnis telepon seluler, toko-toko ponsel mulai menyerbu lantai 3 dan 4 ITC yang masih belum disewa, diikuti kios-kios lain yang sudah dahulu berjualan pecah belah non-ponsel ikut berdagang ponsel, sehingga mengawali predikat ITC Roxy Mas sebagai pusat perdagangan ponsel.
Profil ITC Roxy Mas: Dahulu enam lantai teratas adalah sebuah hotel
ITC Roxy Mas terdiri dari 509 unit rukan rancangan internal Duta Pertiwi dan bangunan serbaguna 12 lantai yang terbagi menjadi dua fungsi, yaitu 6 lantai apartemen diatas dan 6 lantai pertokoan, dirancang oleh Airmas Asri, deviasi dari rancangan RTKL yang awalnya dirancang untuk hotel. Dirancang dengan sederhana, kompleks tersebut diwarnai cat kuning.
Ke-509 unit rukan merupakan yang pertama dibangun di kawasan Roxy Mas. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, unit tersebut terbagi ke dalam 14 blok yang setiap bloknya memiliki tiga atau empat lantai. Desain arsitekturnya terlihat dinamis saat awal dibangun, bahkan Yan Mogi, managing director Sinar Mas kepada Majalah Konstruksi pada tahun 1992, “jangan sampai terkesan seperti ruko tipikal yang gayanya betul-betul kotak dan kaku.” Majalah Warta Ekonomi di edisi terbitan 14 September 1992 mencatat harga unit rukan berlantai 3 ditaksir antara Rp. 370 – 410 juta (setara Rp. 4 – 4,5 milyar nilai 2023), serta unit berlantai 4 bisa mencapai Rp. 470 juta (setara Rp. 5,2 milyar nilai 2023).
ITC Roxy Mas beserta Apartemen Roxy Mas
Pusat perbelanjaan ITC Roxy Mas berada di 6 lantai terendah gedung ini, dengan luas lantai 46.240 meter persegi, seperti yang penulis jabarkan sebelumnya, memiliki 628 kios – beberapa kios sudah digabung sehingga angka pastinya lebih kecil dari awal rencana. Pusat perbelanjaan ini dikonsep seperti mall-mall lain pada umumnya, tetapi menyasar kalangan yang lebih tradisional seperti keberadaan anchor tenant yang lebih sedikit, lebih banyak jumlah kios dan ciri khas mal modern seperti atrium, 23 eskalator, lift dan lantai granit.
Tenant-tenant utama dari pusat perbelanjaan Roxy Mas di awal dibukanya mal tersebut adalah Hari-Hari Pasar Swalayan, Ramayana Department Store, Studio 21, dan beberapa makanan siap saji internasional. Saat ini, Ramayana dan Studio 21 sudah tidak ada, dan beberapa makanan siap saji sudah berpindah lokasi dan di pusat perbelanjaan ini hadir Miniso, toko aksesoris yang “zaman” bagi para milenial Dilanowcy.
Seperti yang sudah disinggung di paragraf sebelumnya, dengan ITC Roxy Mas menjadi pusat ponsel ibukota, lebih banyak tenan dari pusat servis, toko ponsel dan aksesorisnya hingga menempati lantai terbawah atrium pusat perbelanjaan. Untuk parkir pusat perbelanjaan ditempatkan di sebagian lantai 1-5 dan seluruh lantai 6.
Sementara Apartemen ITC Roxy Mas awalnya dibangun sebagai sebuah hotel Dusit. Tidak disebutkan alasan di balik keputusan Duta Pertiwi mengubah fungsi tersebut dari hotel menjadi apartemen. Apartemen ini menempati 6 lantai teratas gedung dengan 120 unit apartemen hak milik alias bergelar strata, dibanderol sekitar 250-300 juta rupiah (1995) untuk ukuran 2-3 kamar tidur dan 800 juta – 1 milyar rupiah (1995) untuk penthouse 4 kamar tidur. Fasilitas yang diberikan di apartemen ini terdiri dari playground, trek jogging dan kolam renang. Parkir pengguna apartemen ditempatkan di lantai basemen 1.
Data dan fakta
Alamat | Jalan K.H. Hasyim Ashari No. 125 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | RTKL Associates (desain awal) Airmas Asri (architect of record/desain final) Haerte Consulting Engineers (struktur) |
Pemborong | Total Bangun Persada |
Lama pembangunan | September 1993 – Mei 1995 |
Dibuka | 18 Mei 1995 |
Jumlah lantai | 12 lantai 2 basement |
Jumlah unit apartemen | 120 |
Biaya pembangunan | Rp. 100 milyar (1995) Rp. 832 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1995). “ITC Roxy Mas, Memaksimalkan Unit Kios di Koridor Utama”. Majalah Konstruksi No. 208, Agustus 1995, hal. 48-54
- Herman Syahara; Joko Yuwono (1995). “Uji Coba ITC Roxy Mas”. Majalah Properti Indonesia No. 17, Juni 1995, hal. 10
- Saptiwi Djati Retnowati (1992). “Plaza dan Dusit Roxy Hotel”. Majalah Konstruksi No. 170, Juni 1992, hal. 58-59
- Sorita Meidiana (1992). “Ruko Roxy Mas”. Majalah Konstruksi No. 170, Juni 1992, hal. 61-62
- Enny S. (1994). “ITC Roxy Mas, segmentasinya para mahasiswa”. Majalah Konstruksi No. 189, Januari 1994, hal. 63-64
- ys/nat (1991). “Sinar Mas Group akan bangun hotel, investasi mencapai US$70 juta”. Bisnis Indonesia, 11 Mei 1991, hal. 4
- Advertorial (1995). “ITC Roxy Mas: Pusat Belanja Tradisional dengan Fasilitas Modern”. KOMPAS, 31 Maret 1995, hal. 17
- Halaman resmi ITC Roxy Mas, diakses 2 Oktober 2020 (arsip)
- Rudianto Anwar; Farid Mahmud; Yoyok Widoyono (1992). “Para Raksasa di Bisnis Ruko.” Warta Ekonomi, 14 September 1992, hal. 60-61
- Lin (1999). “ITC Roxy Mas Termahal di Indonesia.” Majalah Properti Indonesia No. 69, Oktober 1999, hal. 26-27
Leave a Reply