Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Iklan

Sequis Center

Ditulis pada tanggal

oleh

Terbaru:

Sequis Center, dahulu bernama S. Widjojo Centre, adalah bagian tak terpisahkan dari kompleks Sequis yang sarat dengan nuansa arsitektur hijau dan gaya arsitektur yang tidak konvensional. Gedung yang dewasa ini dipegang oleh Farpoint Realty merupakan rancangan tim arsitek lokal dibawah tampuk PT International Design Consultant bersama dengan Hasan Vegel dari Intaren Architects asal Thailand (sayangnya, biodata arsitek dan firma asal Bangkok ini tidak terdokumentasi), dan dibangun swadaya oleh S. Widjojo, sebuah perusahaan pembuat panel GRC yang memasok panel-panel beton ke beberapa proyek.

Gedung Sequis - aka S Widjojo Centre
Pionir arsitektur tropis era 1980an. Foto oleh mimin SGPC
Iklan S. Widjojo Centre, Sequis Center 1974
Iklan S. Widjojo Centre, 1974. Sinar Harapan, 17 Juni 1974

Iklan

Pembangunan gedung berlantai 13 plus 1 basement dengan luas lantai bersih 16.300 meter persegi (net) diketahui bisa dimulai sekitar awal tahun 1970an dan dijanjikan bisa ditempati paling awal akhir 1975, tetapi karena krisis ekonomi global tertunda dari 1974 hingga 1976. Eksterior Sequis Centre dirampungkan pada bulan Februari 1980, tetapi keseluruhan gedung belum selesai sampai pada akhir 1980. S. Widjojo membangun sendiri gedung ini.

Saat pertama dibangun, British Council (diresmikan 2 Oktober 1979 dan pindah 2005), Bank Susila Bhakti (dulu banknya kelompok Subud), Shell, dan S. Widjojo sudah menempati 3 lantai pertama sejak sekitar 1977-1980, dan BSB sudah berkantor di gedung ini terlebih dahulu, saat gedungnya masih dalam tahap pembangunan awal. Pusat Kebudayaan Inggris Raya baru dibuka pada 15 September 1980 di lantai 11; menyusul British Council, pusat kebudayaannya pindah per 2005 ke Gedung BEI. Saat ini instansi kebudayaan Inggris Raya itu berkantor di Office 8.

S. Widjojo Centre menghabiskan biaya Rp. 6 milyar belum termasuk biaya tanah dimana pembeliannya diklaim hasil dari pra-kontrak tenant BSB dengan S. Widjojo. Farpoint Realty membeli gedung ini tahun 2008 yang lalu; Sequis Centre meraih gelar emas Bangunan Hijau dari Majelis Bangunan Hijau Indonesia (Indonesia Green Building Council) pada bulan Oktober 2015, menimbang efisiensi Sequis Center mencapai hampir 30 persen. Mulai 2013 hingga 2017, Farpoint membangun gedung pencakar langit hijau di belakang gedung berlantai 12 ini, dengan penampilan yang lebih “datar.”

S Widjojo Centre
Meski kini ia terlihat kecil, tetapi pancaran keindahannya tetap menyilaukan. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Favorit fanatisme bangunan tropis

Gedung Sequis Center Jalan Sudirman, 1980. Jakarta tempo dulu 1980an
Gedung S. Widjojo/Sequis Centre saat dibangun.
Foto: iklan S. Widjojo Centre, Majalah Konstruksi Februari 1980

Sequis Center sering dibahas oleh beberapa penggemar arsitektur nasional karena penggunaan panel pelindung sinar matahari (sunscreen/tabir surya) yang efektif mengurangi penggunaan AC dan lampu, dan sesuai dengan kaidah arsitektur tropis. Penggunaan tabir surya itu mengondisikan udara dan panas matahari diolah secara alamiah.

Tabir surya berbentuk seperti tongkol jagung tersebut merupakan rancangan dari Hasan Vegel, dan elemen ini bersifat arsitektural, tidak memengaruhi struktur bangunan keseluruhan karena ringannya GRC. Konsep tabir surya a la S. Widjojo Centre/Sequis Center inilah yang direplikasi tim arsitek internal S. Widjojo dalam perancangan kantor Kedutaan Besar Swiss di Jalan H.R. Rasuna Said.

Ketika dibangun, pihak tim arsitektur International Design Consultants menyebut gedung ini sebagai antitesa Wisma Kosgoro yang menurut mereka “melawan panas matahari dengan teknologi” yang “memerlukan energi yang cukup besar dan berarti beban AC akan lebih besar pula”.

Tabir surya inilah yang semakin spesial karena berbahan dasar glass-reinforced concrete, yang merupakan spesialisasi S. Widjojo. Struktur bangunan tidak terlalu istimewa: beton bertulang dengan portal dua arah, dan core gedung sebagai penahan gempa, dan pondasi rakit dengan tebal 1 meter. Gedung ini menyediakan ruangan perkantoran seluas 16.300 m2 (bersih, 20.475 m2 kasar, berdasakan luas tanah yang digunakan) yang juga menyediakan fasilitas seperti auditorium.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaS. Widjojo Centre/Building
AlamatJalan Jenderal Sudirman Kav. 57 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekIntaren (Bangkok)
International Design Consultants (Jakarta)
PemborongS. Widjojo
Selesai dibangun~akhir 1980
Jumlah lantai13 lantai
1 basement
Tinggi gedung49 meter
Biaya pembangunanRp. 6 milyar (1980)
Rp. 173,8 milyar (inflasi 2023)
SignifikasiArsitektur (penerapan arsitektur tropis dan hijau)
Referensi: Majalah Konstruksi Februari 1980

Referensi

  1. NN (1980). “S. Widjojo Centre, Gedung perkantoran yang “Berswasembada”. Majalah Konstruksi, Februari 1980.
  2. Hilda B. Alexander (2015). “Sequis Center Raih Peringkat “Gold” Bangunan Hijau“. KOMPAScom, 22 Oktober 2015. Diakses 22 Agustus 2019. (Arsip)
  3. Komunitas Subud tentang Bank Susila Bhakti dan S. Widjojo Centre. Diakses 22 Agustus 2019. (Arsip)
  4. Web resmi British Council, diakses 31 Agustus 2019. (arsip)
  5. ANTARA (1979). “Menteri P&K Resmikan Gedung British Council”. KOMPAS, 4 Oktober 1979.
  6. NN (1980). “Ruang Kesenian Pusat Kebudayaan Inggris”. KOMPAS, 15 September 1980.

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *