Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Support us through SGPC’s Trakteer and get early access and exclusive content.

Mimin kali ini bahas salah satu mal paling mewah se-Jakarta dan yang pertama dari dasawarsa 2010an setelah mimin sempat tinggalkan topik ini, yaitu Ciputra World Jakarta 1, disingkat CWJ. Sebagai salah satu proyek impian dari pemilik Ciputra Development yaitu Ir. Ciputra sendiri, ia memiliki sebuah pusat belanja berkelas dunia bernama Lotte Shopping Avenue, apartemen MyHome Apartment, Hotel dan Apartemen Raffles dan DBS Tower, yang bila digabungkan menyediakan ruang dagang, hunian, dan perkantoran seluas 583 ribu meter persegi.

Ciputra World Jakarta memiliki tiga tahapan pembangunan, artikel SGPC ini fokus membahas tahap kedua. Tahap pertama, yaitu Somerset Grand Citra, sudah mimin jelaskan sebelumnya. Tahap berikutnya, Ciputra World Jakarta 2, akan mimin bahas lain hari.

Ciputra World I
Kiri ke kanan…. Hotel Raffles, Apartemen MyHome dan Menara DBS Bank. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Ciputra World Jakarta 1 sokong pengembangan Jalan Satrio sebagai jalan belanja

Setelah pembangunan Jalan Satrio rampung, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan para pengembang properti berkeinginan mengembangkan jalan penghubung Jalan K.H. Mas Mansyur dan Jalan Casablanca tersebut sebagai pusat pariwisata dan perbelanjaan kelas internasional. Ir. Ciputra adalah yang paling getol mengampanyekan gagasan tersebut, dengan tiga alasan: barang buatan Indonesia masih kompetitif dengan pasar negara lain, masih banyaknya orang Indonesia yang belanja ke luar negeri, dan terakhir, lokasinya strategis.

Beberapa pengembang menanggapi kampanye Ciputra dan rencana Pemda DKI tersebut, seperti Duta Pertiwi (Sinar Mas) melalui pembangunan ITC Kuningan. Dan Ciputra benar-benar serius dengan gagasan tersebut. Sejak 1996, salah satu usaha propertinya, Ciputra Development (Cipdev), memperkenalkan proyek Kota Ciputra. Tak tanggung-tanggung, dalam advertorial Ciputra di majalah Properti Indonesia, direncanakan akan dibangun tiga gedung kantor berlantai 32, hotel Swiss-Bel dan Penninsula serta Mal Ciputra kedua di Jakarta dengan luas 125 ribu meter persegi. Konsep malnya sangat mirip dengan yang diterapkan di Mall Artha Gading sekarang, yaitu “berkeliling dunia” dengan empat atrium bertema Amerika, Eropa, Timur Jauh (Oriental) dan Nusantara (Indonesia), dihubungkan oleh koridor tunggal bertema transportasi darat, laut, udara dan luar angkasa.

Proyek yang sedianya akan dibangun mulai akhir tahun 1997 hingga 2000 itu sayangnya harus direhat karena krisis moneter 1998; ketika Cipdev mencari investor luar untuk superblok Kota Ciputra, kerusuhan 14 Mei 1998 meledak dan akibatnya para investor harus mengaji ulang rencana itu. Karena ketiadaan kata sepakat antara Cipdev dan calon investor, proyek Kota Ciputra pun mau tak mau ditangguhkan.


Iklan

Satu dasawarsa berselang, Cipdev akhirnya bisa menggeber kembali proyek Kota Ciputra setelah restrukturisasi utangnya beres. Tetapi, dalam menggeber kembali proyek ini, banyak perubahan yang dilakukan Cipdev untuk proyek ini. Tak lagi punya konsep sendiri dan dikepung oleh 3 bangunan kantor dan 2 hotel; sekarang superblok Ciputra World (nama barunya) terdiri dari apartemen, hotel dan kantor dengan ketinggian paling tinggi 254 meter dan yang sebelumnya belum ada di masa Kota Ciputra adalah museum seni dan teater seluas 10 ribu m2 di dalam mal. Ir. Ciputra memang dikenal sebagai pecinta seni rupa dan kolektor lukisan.

Pembangunan Ciputra World Jakarta 1 berjalan kembali pada tanggal 15 Januari 2008. Dalam pembangunannya, Cipdev merangkul beberapa kontrak dengan operator hotel ternama Raffles Hotel & Resorts untuk hotel dan apartemen, serta Lotte – dulu terkenal sebagai merk permen karet – untuk pengelolaan pusat belanja selama 20 tahun.

Konstruksi keseluruhan kawasan Ciputra World Jakarta “tahap 2” (catatan: Somerset Grand Citra dianggap bagian dari Ciputra World Jakarta secara historis) selesai pada tahun 2013, perlahan dengan dibukanya DBS Tower (Menara Bank DBS) di bulan April 2013, Lotte Shopping Avenue (disingkat LOVE oleh anak-anak trendy (Dilanowcy per kamus SGPC, millennial atau gen Z)) mulai 22 Juni 2013, Ciputra Artpreneur pada tahun 2014 dan disusul oleh Hotel Raffles pada Maret 2015. Proyek tersebut menghabiskan biaya 10 triliun rupiah.

Pada tahun 2015, 185 unit apartemen di menara Apartemen MyHome dilego ke Ascott yang sudah mengelola unit-unit tersebut sejak 2014.

Tidak banyak sejarah operasional yang SGPC catat di rentang 2016 hingga 2022. Sejak akhir 2022, dengan Pemerintah Korea Selatan dan agensi K-pop SM Entertainment menempatkan tokonya di LOVE, wajar mall ini mulai berasosiasi dengan tren budaya Hallyu di Indonesia yang marak ketika SGPC memperbarui artikel ini. Sejak Maret 2023, Lotte Shopping Avenue ganti nama menjadi Lotte Mall.


Iklan

Arsitektur dan profil Ciputra World Jakarta 1

Ciputra World Jakarta 1 terbagi ke dalam empat gedung: Lotte Shopping Avenue, Apartemen MyHome, Menara Bank DBS dan Hotel Raffles Jakarta. Semua perancangan tahap kedua megablok Ciputra World Jakarta ditangani oleh CallisonRTKL bersama dengan Perentjana Djaja.

Raffles Ciputra World
Hotel Raffles. Foto oleh mimin SGPC

Trio pencakar langit: DBS Tower, MyHome Apartment dan Hotel Raffles Jakarta

Seperti yang mimin SGPC bahas sebelumnya, Ciputra World Jakarta 1 memiliki 3 gedung pencakar langit yang berdiri tegak di atas podium berlantai 6 dan 1 basement, dengan penggunaan yang berbeda dan ketinggian yang berbeda pula. Secara desain, tidak banyak yang dijelaskan selain ukuran gedungnya yang besar dan ketersediaan taman umum di depannya mencirikan suasana urban serta ramah lingkungan melalui pemanfaatan kaca insulasi seluas 35 ribu m2 yang melapisi sekujur eksterior gedung, sistem kendali cahaya dan pengolahan air limbah.

DBS Tower alias Menara DBS bila diindonesiakan, adalah yang paling buncit dengan ketinggian hanya 194 meter dengan 37 lantai (bila besmen sudah termasuk dalam perhitungan lantainya). Terdapat luas lantai 61 ribu meter persegi (Annual Report Ciputra 2013 ke bawah menyebut luas lantainya 68 ribu m2) yang dicampur jual dan sewa dengan rasio 30-70. Sesuai nama gedungnya, Development Bank of Singapore menjadikan gedung ini pangkalan operasionalnya di Indonesia. Tenant lain yang menempati gedung ini, adalah kantor pusat Cipdev.

MyHome Apartment dan Ascott Serviced Residence menempati gedung kedua, posisi di belakang, dengan 49 lantai dan ketinggian 207 meter. Apartemen MyHome merupakan apartemen hak milik alias strata title dengan 136 unit yang terbagi ke dalam kategori 2 dan 3 kamar tidur, sementara Ascott mengelola apartemen servis dengan 185 unit terdiri ke dalam 1, 2 dan 3 kamar tidur. Total jumlah unit apartemen di gedung kedua ini adalah 323 unit.

Sementara menara tertinggi dari Ciputra World Jakarta, dengan tinggi 253 meter dan 52 lantai, ditempati oleh hotel mewah yaitu Raffles Jakarta Hotel & Residence. Hotel tersebut menyediakan 174 kamar dan 88 unit apartemen kelas premium dengan luas lantai tiap unitnya mencapai 470 meter persegi. Kamar yang disediakan oleh Raffles Jakarta terbagi ke dalam 3 tipe kamar dan 4 tipe suite.

Bar “Writers’ Bar” yang termasyhur di Hotel Raffles Singapura juga tak ketinggalan dibawa ke Jakarta, dengan beberapa sentuhan ala seniman Hendra Gunawan yang konon berwarna. Lihat subbab “Podium penuh cinta” untuk detil singkatnya.


Iklan

Podium penuh cinta: Lotte Mall Jakarta & Ciputra Artpreneur

View this post on Instagram

A post shared by Ade Irawan (@ade.irwn21)

Sementara 6 lantai terbawah ditempati oleh pusat belanja yang nge-hits di kalangan anak muda masa kini, bersama dengan sebuah pusat seni.

Lotte Mall Jakarta, masih dikenal dengan nama lama Lotte Shopping Avenue alias LOVE dalam kamus Dilanowcy Jakarta atau LottaJak dalam tulisan SGPC ini, memiliki 1 basement dan 6 lantai dengan luas keseluruhan mencapai 122 ribu meter persegi, 77 ribu meter persegi diantaranya ditempati tenant. Pusat belanja yang disebut memadukan konsep ala Jepang dan Korea (Lotte Alley) ini dirancang “santai dan terbuka,” “bergaya”, dan tanpa sekat-sekat diantara tenant dagangannya. Beberapa tenant ternama yang menempati LottaJak terdiri dari Uniqlo, H&M, FamilyMart, Sports Station, Ace Hardware, Kidz Station, bioskop XXI, Kwangya Store hingga dealer mobil Hyundai.

Sementara lantai 4 sampai 6 mal ditempati oleh Ciputra Artpreneur, sebuah pusat kebudayaan yang menjadi salah satu impian sang pengembang, Ir. Ciputra. Pusat budaya ini menyimpan koleksi lukisan dan seni rupa karya Hendra Gunawan terbanyak se-Indonesia. Hendra Gunawan – hanya komunitas seni, Ciputra dan Tuhan yang tahu siapa dia – adalah seniman dan pemahat patung ternama, sekaligus bekas kombatan era perang kemerdekaan Indonesia. Selain sebagai museum, Artpreneur juga menyediakan ruang pameran seni seluas 1.500 m2 dan ruang serbaguna berkapasitas 1.200 orang, yang rutin digunakan untuk pementasan teater hingga rapat dan perkenalan produk.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaKota Ciputra (nama pra-krismon)
AlamatJalan Prof. Dr. Satrio Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekCallisonRTKL (arsitektur)
Perentjana Djaja (architect of record)
Wiratman & Associates (struktur)
Pemborong (J.O.)Jaya Konstruksi
Tatamulia Nusantara Indah
Nusa Raya Cipta
Lama pembangunanakhir 1997 – 1998 (pondasi)
Januari 2008 – Maret 2015 (tambahan pondasi dan struktur utama)
Jumlah lantai (apartemen)48 lantai
1 basement
Jumlah lantai (Raffles Hotel)51 lantai
1 basement
Jumlah lantai (DBS Tower)36 lantai
1 basement
Tinggi gedung (apartemen, CTBUH)207 meter
Tinggi gedung (Raffles Hotel, CTBUH)253 meter
Tinggi gedung (DBS Tower, CTBUH)194 meter
Jumlah kamar & unit (Raffles Hotel)174 kamar dan 88 unit apartemen
Jumlah unit (apartemen)323 unit
Biaya pembangunanRp. 10 triliun (2013)
Rp. 13,7 triliun (inflasi 2022)
SignifikasiPop culture, terutama menyangkut citra Lotte dan pusat kebudayaan Ciputra Artpreneur.

Referensi

  1. Laporan Tahunan Ciputra Development Tbk., diakses 12 Mei 2022:
    1. 2008
    2. 2009
    3. 2011
    4. 2012
    5. 2013 (arsip)
    6. 2014 (arsip)
    7. 2015 (arsip)
  2. Khairul Azhar (1997). “Wajah Orchard Road di Jalan Satrio”. Majalah Properti Indonesia No. 36, Januari 1997, hal. 34-35
  3. Advertorial (1997). “Superblok Kota Ciputra, Jl. Dr. Satrio Segitiga Emas Jakarta,” dalam “Properti Indonesia: Top Tokoh Properti Indonesia & Karya-Karyanya.” Jakarta: InfoPapan Press. Hal. 138E
  4. Genuk Christiastuti; Umi W. Moehadi; Satrija Budi Wibawa (1998). “Tak Ada Proyek Baru Hingga Tahun 2000.” Warta Ekonomi, 22 Juni 1998, hal. 50-51
  5. Hilda B. Alexander (2008). “Adu Kuat Properti Konglomerat.” Blog pribadi, 3 Juni 2008. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  6. Ciputra Bangun Museum di Jl. Satrio Jakarta.” KOMPAScom, 31 Maret 2008, diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  7. Adisti Dini Indreswari (2013). “Mal Ciputra World Jakarta Segera Beroperasi.” KONTAN, 25 Maret 2013. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  8. dnl (2013). “Ada Apa Saja di Mal Megah Baru Milik Ciputra?” Detikcom, 26 Juni 2013. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  9. Press release (2013). “Ciputra World 1 Jakarta Mulai Beroperasi.” Ciputra Development, 28 Juni 2013. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  10. dru (2013). “Mall Canggih dan Megah Senilai Rp. 10 Triliun Milik Ciputra Mulai Beroperasi.” Detikcom, 26 Juni 2013. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  11. Halaman resmi Perentjana Djaja, diarsip 29 Oktober 2019
  12. Halaman resmi Hotel Raffles Jakarta, diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  13. Halaman resmi Ciputra World Jakarta, diarsip 12 Juni 2019
  14. Ni Luh Made Pertiwi F. (2015). “Hotel Raffles Hadir di Jakarta.” KOMPAScom, 17 Maret 2015. Diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  15. Halaman resmi Global Bangun Erajaya, diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  16. Halaman resmi CallisonRTKL, diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  17. Halaman resmi Multigraha Alumindo, diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  18. Halaman resmi Ascott Jakarta, diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  19. Dewald Haynes (2014). “The dawn of a dream.” Indonesia Design, 29 Mei 2014. Diakses 12 Mei 2022 (arsip)
  20. Halaman resmi Ciputra Artpreneur, diakses 14 Mei 2022 (arsip)
  21. Halaman resmi Lotte Shopping Avenue, diakses 13 Mei 2022 (arsip)
  22. Aisyah Sekar Ayu Maharani (2023). “Surga K-popers Berubah Nama Jadi Lotte Mall Jakarta.” KOMPAScom, 13 Maret 2023. Diakses 29 Maret 2023 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, serta mendukung blog ini secara saweran. Bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *