Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Grand Inna Malioboro, atau menterengnya disebut Hotel Merdeka atau Hotel Garuda, adalah hotel bersejarah yang berdiri di ujung utara Jalan Malioboro, Yogyakarta. Bersejarah dalam artian merupakan sebuah hotel yang punya peran penting dalam sejarah negara Indonesia, Grand Inna Malioboro mengawali sejarahnya sejak 1908 sebagai sebuah barak tentara Belanda sebelum akhir 1930an beralih fungsi sebagai hotel seperti saat ini, dan peran sejarah nasionalnya terlihat sejak 1946 setelah Yogyakarta menjadi ibukota sementara Republik Indonesia, sebagai kantor pemerintah. Di sisi lain hotel ini juga pernah menjadi kediaman resmi Panglima Besar Sudirman.

Mungkin bagi anda pembaca SGPC akan paham jalan cerita sejarah hotel ini dari 1908 hingga sejak bernama Hotel Merdeka, namun di blog ini mimin fokuskan di tahun 1980an hingga sekarang.

Hotel Inna Garuda atau Hotel Grand Inna Malioboro
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Perluasan tahap 1 Grand Inna Malioboro, 1983-1985

Perencanaan untuk merenovasi dan memperluas Hotel Garuda sudah dicanangkan sejak tahun 1980 dan diperkirakan rampung dalam rangka menyambut fenomena Gerhana Matahari 1983 di Indonesia, sayangnya aral terlintang buat Natour dan Pemda DI Yogyakarta sehingga baru memulai pembangunan ekstensi dan perluasan Hotel Garuda pada tanggal 18 Mei 1983. Peresmian pembangunan dilakukan dengan menanam kepala kerbau, oleh Paku Alam VIII (selaku Wakil Gubernur DIY).

Perluasan tersebut sekaligus menjadi renovasi pertama bagi Hotel Garuda sejak 1930, saat alih fungsi dari barak tentara. Setahun kemudian, sekitar April 1984 alias 11 bulan setelah konstruksi dimulai, gedung perluasan Hotel Garuda tutup atap melalui sebuah upacara.

Hotel Inna Garuda
Mengikuti desain era kolonial Belanda. Foto oleh mimin SGPC

Konstruksi perluasan dan renovasi berlangsung hingga selesai sepenuhnya akhir Januari 1985 dan beroperasi mulai sebulan setelahnya (Februari 1985), setelah 3 bulan terlambat karena harus menunggu impor bahan bangunan. Saat uji operasi, baru ada 48 kamar yang tersedia, dan para wisatawan Jepang dan hadirin dari PATA Travel Mart menjadi penjajal pertama caloh hotel berbintang empat tersebut.

Hotel Garuda “tampilan baru” diresmikan pada 29 Juni 1985 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bertepatan dengan momen Yogya Kembali. Dalam renovasi tahap pertama tersebut, jumlah kamar yang tersedia bertambah menjadi 120 kamar, terdiri dari 93 kamar standar, 22 junior suite, 4 executive suite dan sebuah Sudirman Suite, didedikasikan bagi Jenderal Sudirman, atas sepengetahuan istrinya, yang menempati kamar bekas milik Panglima Besar ABRI di wing gedung lama. Beberapa fasilitas juga membangkitkan memori Yogya Kembali dan Serangan 1 Maret 1949 seperti restoran Janur Kuning dan bar “Enam Jam di Jogja”.

Desain gedung perluasan berlantai tujuh yang dirancang tim arsitek dari Unitri Cipta (Travel Indonesia edisi Agustus 1985 menyebut perancangan arsitektur dilakukan oleh PT Futura, yang juga merancang Arjuna Plaza di Jakarta), menurut laporan harian KOMPAS, “tidak menyimpang dari bentuk aslinya, dan sesuai dengan iklim Yogyakarta yang spesifik” (baca: iklim tropis Indonesia). Ketika berdiri, hotel ini juga disebut sebagai “kebanggaan Natour” oleh majalah pariwisata Travel Indonesia karena merupakan hotel bintang empat pertama Natour, yang saat itu kebanyakan mengelola hotel bintang 2 dan 3.

Biaya pembangunan perluasan dan renovasi Hotel Garuda memakan biaya Rp. 9 milyar rupiah tidak termasuk biaya tanah dan bunga pinjaman sebesar Rp. 8 milyar (1985, setara Rp. 148 milyar nilai 2023). Pada bulan Juli 1987, Hotel Natour Garuda menerima status bintang empat dari Kementerian Pariwisata Postel.


Iklan

Perluasan tahap 2 Grand Inna Malioboro, 1990-1991

Hotel Inna Garuda atau Hotel grand Inna Malioboro
Foto oleh mimin SGPC

Buat Hotel Indonesia Natour, tahap pertama dan status bintang empat saja masih tak cukup. Pada 18 Januari 1990, Sultan Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Paku Alam VIII mengecorkan pondasi pertama perluasan hotel yang berdiri diatas lahan Polwil (polisi wilayah) Yogyakarta ini sebagai tanda seremonial dimulainya pembangunan perluasan Hotel Inna Garuda. Secara riil perluasan tersebut dimulai sebulan kemudian.

Pembangunan dilaksanakan oleh PT Pembangunan Perumahan dan berlangsung selama 14 bulan, rampung pada bulan Maret 1991. Perluasan hotel ini menyumbang 120 kamar tambahan lagi (105 kamar standar, 5 junior suite dan 10 executive suite) sehingga total keseluruhan mencapai 240 kamar. Perluasan lainnya terdiri dari perluasan ruang rapat dari awalnya 500 menjadi 700 orang, perluasan rumah makan dan bar.

Kembali tanggal Yogya Kembali (29 Juni 1991) ditetapkan sebagai hari peresmian perluasan kedua Hotel Natour Garuda oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X (selaku Gubernur DIY) dan Menteri Parpostel Soesilo Soedarman. Pembangunan perluasan tahap kedua ini menghabiskan 11,5 milyar rupiah, sebagian besar berasal dari kredit Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) senilai Rp. 10 milyar.

Inna Garuda setelah 1991

Hotel Natour Garuda berganti nama menjadi Inna Garuda mulai 1993-2001, dan sejak 2001 bernama Grand Inna Malioboro, namun sebagian orang termasuk mimin SGPC masih menyebut nama lama dari 1993-2001 (Hotel Inna Garuda). Renovasi berikutnya, seperti renovasi ballroom dan kamar, berlangsung dari 2018 hingga 2020. Renovasi berikutnya telah mengurangi jumlah kamar Grand Inna Malioboro menjadi 227 kamar, terbagi ke dalam kategori Superior, Deluxe (biasa, Colonial, Premier Floor), Junior Suite, Executive Suite dan Sudirman Suite untuk kategori tertinggi.

Namun, baru tiga tahun setelah merenovasi isi ballroom dan kamar hotel, Hotel Indonesia Group, pengelola hotel milik Negara, masih tidak puas dengan Grand Inna Malioboro, sehingga tepat di tahun ke-115 eksistensinya, mulai 5 Januari 2023, hotel ini tutup dalam rangka renovasi besar-besaran dan bersalin jatidiri menjadi Meru plus mendapatkan tambahan satu bintang menjadi bintang lima. Sayangnya, dalam rencana Inna ke depan, desain eksterior Inna Malioboro dari tahun 1985 dan 1991 dirombak total, sementara mempertahankan desain asli gedung era kolonial Belanda.


Iklan

Data dan fakta

Nama lamaHotel Garuda
Hotel Natour Garuda
Hotel Inna Garuda
AlamatJalan Malioboro No. 60 Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Arsitek (perluasan 1985)Unitri Cipta
Pemborong (perluasan 1991)Pembangunan Perumahan
Lama pembangunan (perluasan 1985)Mei 1983 – Januari 1985
Lama pembangunan (perluasan 1991)Februari 1990 – Maret 1991
Diresmikan (perluasan 1985)29 Juni 1985
Diresmikan (perluasan 1991)29 Juni 1991
Jumlah lantai (perluasan 1985 dan 1991)7 lantai
Jumlah kamar227
Biaya pembangunan (perluasan 1985)Rp. 9 milyar (1985)
Rp. 163,7 milyar (inflasi 2022)
Biaya pembangunan (perluasan 1991)Rp. 11,5 milyar (1991)
Rp. 133,4 milyar (inflasi 2022)
SignifikasiSejarah (lebih ke gedung era pra-perluasan)

Referensi

  1. wp (1983). “Pembangunan Renovasi Hotel Garuda Sesuai Perkembangan Kepariwisataan.” Kedaulatan Rakyat, 19 Mei 1983
  2. pam (1983). “Taman Garuda Tak Akan Hilang.” KOMPAS, 21 Mei 1983, hal. 8
  3. P12 (1985). “Pembukaan Hotel Garuda Bertepatan Dengan Peringatan “Yogya Kembali”.” Suara Merdeka, 31 Januari 1985
  4. P12 (1985). “Hotel Garuda Diresmikan 29 Juni.” Suara Merdeka, 24 Juni 1985
  5. pam (1985). “Rampung, Renovasi Hotel Garuda Yogyakarta.” KOMPAS, 17 Juni 1985, hal. 2
  6. Ronnie S. Viko (1991). “Hotel Garuda Menyimpan Citra Perjuangan.” Kedaulatan Rakyat, 29 Juni 1991
  7. Halaman resmi Grup Inna – Hotel Indonesia Group, diakses 15 Mei 2022 (arsip)
  8. Halaman resmi Hotel Grand Inna Malioboro, diakses 15 Mei 2022 (arsip)
  9. Arsip halaman resmi Hotel Grand Inna Malioboro, diarsip 26 April 2016
  10. Arsip halaman resmi PT Pembangunan Perumahan, diarsip 15 April 2004
  11. Ahmad Syarifudin (2018). “Renovasi Hotel Grand Inna Malioboro, Padukan Konsep Modern, Sejarah dan Kolonial.” Tribunnews Yogyakarta, 10 Desember 2018, diakses 15 Mei 2022 (arsip)
  12. Luqman Hakim (2019). “Grand Inna bangun “ballroom” terbesar di kawasan Malioboro.” ANTARA, 26 Desember 2019. Diakses 15 Mei 2022 (arsip)
  13. ANTARA (1990). “Hotel Garuda Yogya Tambah 120 Kamar.” Bali Post, 20 Januari 1990
  14. Press release (2023). “Grand Inna Malioboro Tutup Sementara Untuk Renovasi Menuju Wajah Baru Hotel Brand Bintang 5, Meru.” Hotel Indonesia Group, 12 Januari 2023, diakses 12 Februari 2023 (arsip)
  15. Philip Jenamun (2023). “Grand Inna Malioboro tutup sementara.” Berita BERNAS, 6 Januari 2023, diakses 12 Februari 2023 (arsip)
  16. Halaman resmi PT Unitri Cipta, diakses 29 Juni 2023
  17. “Hotel Garuda opens, a perfect blending of the old and new” (Hotel Garuda dibuka, perpaduan baru dan lama yang sempurna). Travel Indonesia Vol. 7 No. 8, Agustus 1985, hal. 14-16
  18. “Facelift and extension for Natour’s Hotel Garuda” (Renovasi dan perluasan Hotel Garuda). Travel Indonesia Vol. 6 No. 5, Mei 1984, hal. 15-16

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *