Setiap Gedung Punya Cerita

Blog Sejarah Gedung-Gedung Indonesia

Iklan

Hotel Shangri-La Jakarta

Hotel Shangri-La Jakarta merupakan hotel Shangri-La pertama di Indonesia yang dibangun sebagai bagian dari kompleks Kota BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Hotel berketinggian 115 meter dengan 32 lantai ini dirancang bersama-sama oleh tim arsitek dari Jepang Kanko Kikaku Sekkeisha Yozo Shibata & Associates bersama dengan Architects & Town Planners Collaborative dari Singapura dan sebagai penyempurnanya dari Indonesia, dari Wiratman & Associates.

Hotel Shangri-La dibangun bersama-sama oleh Waskita Karya dan Société Auxiliaire d’Entreprises, pemenang tender proyek-proyek Robert Kwok di pelbagai negara, mulai akhir September 1991 hingga selesai dibangun sekitar Desember 1993. Proyek tersebut secara struktur sudah tutup atap pada akhir April 1993.

Hotel Shangri-La Jakarta dibuka secara resmi pada tanggal 22 Maret 1994 sebagai debut jaringan hotel milik Robert Kwok di Indonesia (hotel kedua di Surabaya). Hotel ini sempat ditutup selama tiga bulan mulai 23 Desember 2000 hingga 17 Maret 2001, imbas konflik ketenagakerjaan.

Hotel Shangri-La Jakarta
Hotel tetenger di Jakarta. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Profil Hotel Shangri-La Jakarta: Organik, tinggi, padukan hotel bisnis dan resor

Salah satu arsitek dari Wiratman & Associates, Tateng Djajasudarma, kepada pewarta Majalah Konstruksi, mengatakan bahwa desain Hotel Shangri-La dibuat lebih organik (alamiah) agar bisa bersatu dengan lingkungan sekitar yang luas – kata mereka, “massa yang organik lebih bisa menyatu dengan lansekap yang luas”. Puncaknya yang berundak seperti tangga memperkuat karakter gedung ibarat sebuah ukiran, dan menjadikan hotel ini landmark cakrawala Kota Jakarta. Gedung ini memiliki tinggi 115 meter menurut data Dewan Bangunan Tinggi dan Hunian Perkotaan (CTBUH).

Hotel Shangri-La Jakarta memiliki dua drop-off untuk hotel dan balai sidang secara terpisah. Argumen dari Tateng, untuk menjamin privasi tamu hotel. Tetapi Marco Kusumawijaya, dalam sebuah tulisannya di harian KOMPAS tertanggal 19 Maret 2000, berargumen bahwa dua drop-off tersebut mengganggu Jalan R.M. Margono Djojohadikoesoemo yang terletak di depan hotel tersebut, selain ketiadaan keterkaitan arsitektural dengan Wisma 46 dan Kantor Besar BNI.

Hotel shangri-la Jakarta tempo dulu, 1995
Hotel Shangri-La Jakarta pada 1995, dengan Wisma 46 dalam tahap pembangunan. Foto tidak diketahui, disadur dari Jakarta: 50 Tahun dalam Pengembangan dan Penataan Kota, 1995

Dengan 662 kamar yang terdiri dari 504 kamar deluxe, 118 kamar Horizon Club, 9 suite eksekutif, 29 kamar suite baik 1, 2 dan 3 kamar tidur, dan dua kamar presidensial, Hotel Shangri-La Jakarta (Agoda/Booking) berlokasi di daerah yang sangat strategis, selangkah jalan dengan Wisma 46 maupun gedung-gedung tinggi di bilangan Sudirman atau Thamrin, dan sangat dekat dengan stasiun Kota BNI yang melayani kereta api ke bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Sebagai hotel kombinasi resor dan bisnis, Shangri-La Jakarta menawarkan fungsi sebagaimana sebuah hotel resor, seperti kolam renang, lapangan tenis, spa dan sauna. Terdapat enam balai acara (Indonesia Room, Grand Ballroom, Ceria Room, Lotus Ballroom, Satoo Garden dan Poolside Garden), 9 ruang rapat, sebuah business centre, dan 6 rumah makan (JIA, Satoo, Rosso, Nishimura, B.A.T.S. dan lounge lobby) yang lebih menyajikan masakan berstandar dunia.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekKanko Kikaku Sekkeisha Yozo Shibata & Associates (arsitektur)
Architects & Town Planners Collaborative (arsitektur)
Wiratman & Associates (architect of record dan struktur)
Pemborong (J.O.)Waskita Karya
Société Auxiliaire d’Entreprises
Lama pembangunanSeptember 1991 – Desember 1993
Dibuka22 Maret 1994
Jumlah lantai32 lantai
2 basement
Tinggi gedung115 meter (CTBUH)
Jumlah kamar662
Biaya pembangunanRp. 354 milyar (1994)
Rp. 3,2 triliun (inflasi 2020)
SignifikasiPariwisata (hotel mewah, landmark kota Jakarta bersama dengan Wisma 46)
Referensi: Majalah Konstruksi #193 Mei 1994

Referensi

  1. Retnowati, Saptiwi Djati; Dwi Ratih (1994). “Hotel Shangri-La Jakarta: Berkarakter Dinamis di tengah Lansekap yang luas”. Majalah Konstruksi No. 193, Mei 1994.
  2. fan (1994). “Shangri-La Hotel Tertinggi di Indonesia”. Republika, 23 Maret 1994.
  3. Website resmi Hotel Shangri-La Jakarta, diakses 20 Oktober 2019. (arsip)
  4. Factsheet Hotel Shangri-La Jakarta, diakses 20 Oktober 2019.
  5. Website KKS Group, diakses 20 Oktober 2019. (arsip)
  6. ush (2001). “Info: Hotel Shangri-La Akan Dibuka Kembali”. KOMPAS, 13 Maret 2001.
  7. mon (2000). “Hotel Shangri-La Jakarta Tutup Sementara”. KOMPAS, 29 Desember 2000.
  8. Marco Kusumawijaya (2000). “Gedung Jangkung di Poros Jakarta”. KOMPAS, 19 Maret 2000.
  9. Indah Nuritasari (1993). “Shangri-La Jakarta Segera Beroperasi”. Majalah SWA No. 3/IX, Juni 1993, hal. 120
  10. iw (1991). “SAE menang tender Hotel Shangri-La.” Jawa Pos, 7 Agustus 1991, hal. 5

Lokasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *