Wisma 46 adalah gedung perkantoran berbentuk pena yng merupakan bagian dari kawasan Kota BNI di pusat kota Jakarta, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman. Gedung ini dirancang oleh Zeidler Robert Partnership bersama DP Architects dan diborong pembangunannya secara kerja sama oleh BUMN Waskita Karya dan Société Auxiliaire d’Entreprises.
Dikembangkan oleh Swadharma Primautama, yang merupakan kerjasama Dana Pensiun BNI, Grup Salim, dan Grup Lyman, Wisma 46 adalah lanjutan dari proyek Kota BNI setelah Kantor Besar BNI dan Hotel Shangri-La.
Gedung berketinggian 262 meter dengan 51 lantai ini tercatat sebagai gedung tertinggi di Indonesia selama 19 tahun, mulai 1996 hingga 2015, setelah disalip oleh Menara Gama di kawasan Jalan H.R. Rasuna Said sejak 2016. Desain yang cukup menarik untuk dilihat, terinspirasi oleh kapal phinisi yang menjadi logo Bank Negara Indonesia 1946 saat itu (1988-2004). Bukan kejutan lagi, dengan desainnya yang khas, Wisma 46 menjadi simbol dan ciri khas Kota Jakarta.
Pembangunan Wisma 46 dimulai dari pemasangan pondasi tiang pancang bor pada bulan November 1992 dan selesai dibangun per November 1996. Finishing Wisma 46 memakai cetakan beton dan lapis kaca; untuk “kepala pena”nya menggunakan lapis kaca yang dirancang khusus agar kuat diterpa siklus angin di Jakarta. Dengan tinggi dan jumlah lantai yang sangat banyak, gedung ini dilengkapi dengan 24 unit lift, salah satunya memiliki kecepatan 360 meter/menit.
Di samping menjadi kantor dari berbagai perusahaan kelas dunia, tercatat beberapa bank, rumah makan, dan pertokoan menggelar gerainya di podium gedung yang memiliki luas lantai total 127.898 meter persegi ini. Info lengkap bisa anda lihat di web resmi Wisma 46.
Sebelumnya, di masa kejayaannya pada 2000, diperkirakan 8 ribu orang bekerja di gedung ini. Pada 7 Juni di tahun yang sama, seorang pialang valas terjun dari lantai 37 Wisma 46, akibat menanggung kerugian besar dalam perdagangan valas yang diduga oleh polisi senilai setara dengan Rp 5 milyar nilai 2019.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Zeidler Roberts Partnership (arsitektur) DP Architects (architect of record) |
Pemborong (J.O.) | Waskita Karya Société Auxiliaire d’Entreprises |
Lama pembangunan | November 1992 – November 1996 |
Jumlah lantai | 50 lantai 2 basement |
Tinggi gedung | 262 meter |
Biaya pembangunan | USD 150 juta (1996) Rp 351 milyar (kurs 1996) Rp 2,7 triliun (inflasi 2020) |
Signifikasi | Arsitektur (bergaya pena dan tertinggi dua dekade) Pariwisata (landmark kota Jakarta dan ikon Indonesia modern) |
Referensi
- Umi Suswatiani (1996). “Wisma 46 – Kota BNI: Menambah nuansa sky line kota Jakarta”. Majalah Konstruksi No. 239, November 1996.
- fan (1994). “BNI City Tower Dibangun Setinggi 46 Lantai”. Republika, 8 Desember 1994.
- Rohani Tanasal (tanpa tanggal). “Gedung Berbentuk Pena itu Bernama Wisma BNI 46”. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, diakses 16 Oktober 2019. (arsip)
- Web resmi Wisma 46, diakses 16 Oktober 2019. (arsip)
- LOK/p08 (2000). “One Stop Building: Kenyamanan Bagi Kaum Profesional”. KOMPAS, 2 Juli 2000.
- drm (2000). “Diduga Rugi Besar dan Stres: Pialang Valuta Asing Terjun dari Lantai 37 Wisma 46”. KOMPAS, 8 Juni 2000.
Tinggalkan Balasan