Hotel Shangri-La Surabaya di Jalan Mayjen Sungkono, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya adalah hotel berbintang lima yang dimiliki oleh pengembang Sinar Galaxy dan dimanajemeni oleh Shangri-La. Hotel berlantai 16 dengan satu basement itu merupakan Shangri-La ketiga di Indonesia setelah di Jakarta dan Bali saat dibangun, dan kini satu dari dua Hotel Shangri-La yang masih beroperasi di Indonesia (Shangri-La Bali telah berpindah ke Nusa Dua).

Sejarah Hotel Shangri-La di Kota Pahlawan dapat dirunut ke 1989, selepas Sinar Galaxy mengakuisisi dan membongkar kolam renang Taman Tirta. Saat itu, pemilik Sinar Galaxy Bambang Wijanto bersama rekan bisnisnya, Pit Yap, berencana akan membangun sebuah hotel bintang lima di lokasi tersebut. Saat itu, hotel dengan klasifikasi bintang tertinggi masih berbintang empat dan masih bisa dihitung jari, seperti Hotel Majapahit, Hotel Bumi Hyatt, Hotel Miramar dan Garden Palace.

Hotel Shangri-La Surabaya
Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Pit Yap selanjutnya memperkenalkan Robert Kwok, eksekutif kunci Shangri-La, kepada Bambang. Pihak Shangri-La bersama Pit Yap dan Bambang selanjutnya mengadakan tinjauan calon lokasi hotel itu sekitar awal 1991 dan memastikan membangun hotel Shangri-La di Surabaya. Hotel yang seharusnya bisa menjadi Shangri-La pertama di Indonesia, direncanakan akan punya mall dan apartemen 80 unit, konon sebagai hunian bagi ekspat.

Konstruksinya dimulai melalui pemancangan tiang pertama oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso pada 3 Desember 1991 dan selesai dibangun pada akhir tahun 1994, menghabiskan waktu 3 tahun lebih dan resmi dibuka pada tanggal 18 Januari 1995. Ia dibangun oleh kontraktor swasta nasional, Duta Graha Indah. Investasi hotel yang dilakukan oleh konsorsium properti Surabaya Sinar Galaxy dan pabrik terigu Bogasari ini dilaporkan menghabiskan Rp 140 milyar rupiah pada tahun 1993.

Arsitektur hotel dengan luas lantai total 47.751 meter persegi ini dirancang oleh arsitek Jepang Kanko Kikaku Sekkeisha, yang kebetulan juga merancang Hotel Shangri-La di Jakarta dengan gaya arsitektur modern yang elegan dan luwes, tetapi lebih angular ketimbang kakaknya di ibukota itu. Bentuknya, bila dilihat di atas, akan membentuk huruf “S” yang berarti “Shangri-La” atau Kota Surabaya.

Hotel ini memiliki taman di depan dan poolside yang cukup rindang, dan lobinya yang luas ditambah dengan ornamen ukiran yang dibuat oleh orang Malang. Seperti yang disinggung di paragraf kedua, hanya Hotel Shangri-La Surabaya yang terealisasi dari rencana kompleks yang salah satunya menyertakan pusat belanja dan apartemen sewa untuk keluarga besar.

Saat ini, Hotel Shangri-La Surabaya, yang merupakan hotel resor dan bisnis, memiliki total 380 kamar – berupa 304 kamar deluxe, 58 kamar executive (baik regular maupun Horizon) dan 18 kamar suite (terdiri dari empat jenis kamar), 6 rumah makan dan 2 kedai makanan ringan, sebuah balai acara, 6 ruang rapat dan kolam renang.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Mayjen Sungkono No. 120 Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur
ArsitekKanko Kikaku Sekkeisha Yozo Shibata & Associates
PemborongDuta Graha Indah
Lama pembangunanDesember 1991 – 1994
Dibuka18 Januari 1995
Jumlah lantai16 lantai
1 basement
Jumlah kamar380
Biaya pembangunanRp 140 milyar (1993)
Rp 1,4 triliun (inflasi 2020)
Referensi: Hotel Shangri-La Surabaya; Jawa Pos 18/1/1995; Republika 25/5/1993; Kanko Kikaku Sekkeisha

Referensi

  1. Website resmi Hotel Shangri-La Surabaya, diakses 11 Maret 2020
  2. rit (1995). “Dari Legenda Tibet Hadir di Surabaya”. Jawa Pos, 18 Januari 1995, hal. 3
  3. hdi (1993). “Shangri-La Ramaikan Bisnis Hotel di Surabaya”. Republika, 25 Mei 1993, hal. 3
  4. dwi/jr (1995). “Shangri-La Surabaya Dibuka, Dimarakkan HUT Lody”. Jawa Pos, 19 Januari 1995, hal. 3
  5. Website resmi KKS Group, diakses 11 Maret 2020 (arsip)
  6. Herry Mochammad; Hery Achmadi (1991). “Shangri-La Merambah Surabaya.” Majalah Prospek, 14 Desember 1991, hal. 25
  7. ds; el (1991). “Hotel itu dibangun atas ide mendiang Bambang.” Jawa Pos, 27 April 1991, hal. 2
  8. ds; el (1991). “Sinar Galaxy Akan Bangun Hotel di Mayjen Sungkono.” Jawa Pos, 27 April 1991, hal. 2

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *