World Trade Centre Jakarta, begitulah nama resminya dengan penulisan Inggris Raya. Kompleks perkantoran yang ditempati banyak perusahaan kelas dunia ini berada di pojokan Jalan Prof. Dr. Satrio dan Jenderal Sudirman, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 29-31 di Jakarta.
Kompleks WTC ini dimiliki dan dikembangkan oleh PT Jakarta Land, perusahaan kerja sama Central Cipta Murdaya (sebelumnya dipegang PT Metropolitan Kentjana) dan perusahaan properti asal Hong Kong, Hongkong Land.
Tiga blok pertama, WTC 1, WTC 5 dan WTC 6 keseluruhan dirancang oleh Palmer & Turner bersama dengan partner lokal Perentjana Djaja. Dua tower terbarunya, WTC 2 dan WTC 3 sudah tidak lagi melibatkan Palmer & Turner dan Perentjana Djaja, sebaliknya kedua gedung berlapis kaca tersebut dirancang Aedas bersama dengan partner lokal yang berbeda.
Selain perkantoran sewa, WTC Jakarta juga menyertakan instalasi seni permanen di tamannya, ruang ritel (termasuk perbankan, kafe, dan restoran), hingga ajang pernikahan Mercantile Penthouse Wedding di lantai penthouse WTC 1.
Penelusuran kilat
Minisejarah WTC Jakarta: Bagaimana Ciputra memilih tanah untuk Wisma Metropolitan
Minisejarah ini mimin kutip dari buku Ciputra the Entrepreneur karangan Alberthiene Endah.
World Trade Centre Jakarta awalnya merupakan prakarsa dari Grup Metropolitan Development pimpinan Ciputra pada tahun 1970an, melalui kerja sama dengan Grup Jardine Matheson (Hong Kong), Shing Kwan Group (Singapura) dan Grup Salim pimpinan Liem Sioe Liong alias Sudomo Salim yang selanjutnya membentuk PT Jakarta Land.
Salim awalnya mengusulkan membangun kompleks perkantoran prestisius di kawasan bisnis padat Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, namun Ciputra memikirkan bahwa lokasi bisnis terbaru kelak akan berlokasi di kawasan Sudirman yang saat itu belum seramai sekarang.
Hal ini disetujui oleh Salim dan dalam waktu dekat, sebelum 1973, pihak PT Jakarta Land mengakuisisi lahan seluas 10 hektar di sudut Jalan Sudirman yang mengarah ke kawasan Karet dan Kuningan. Sisanya kita bisa lihat sendiri.
World Trade Centre 5 (1976)
Inilah gedung pertama yang dibangun di kompleks World Trade Centre Jakarta, dengan gaya internasional dan dirancang oleh Palmer & Turner bersama dengan Perentjana Djaja.
Sebelumnya bernama Wisma Metropolitan dan selanjutnya diberi nomor 1 setelah Wisma Metropolitan 2 dibangun, WTC 5 yang merupakan gedung pertama di Indonesia dengan pratekan post-tensioning ini dibangun mulai 1973 dan selesai dibangun 1976, karena menurut pewarta majalah bulanan Southeast Asia Building, karena formwork-nya hanya berupa kayu, memperlambat lama kerja pembangunan. Versi Majalah Konstruksi memberi tanggal pembangunan mulai 1974 dan selesai 1976.
Wisma Metropolitan 1, yang pernah ditempati IBM, Sun Life Financial, FWD, Sun Microsystems, dan Metrodata ini diborong pembangunannya oleh kerjasama Tiwa Muda Contractors dengan Koninklijke Nederlandsche Maatschappij voor Havenwerken (Royal Netherlands Harbour Works).
WTC 5 memiliki luas lantai (semi gross) 18 ribu meter persegi yang bisa disewakan untuk umum. Gedung berlantai 19 ini diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada 15 Maret 1977. Sebelum Grup Salim membangun Wisma Indocement, Indocement dan Bogasari sempat berkantor di gedung ini.
Pada 14 Mei 1986, parkiran Wisma Metropolitan 1 diserang bom mobil oleh teroris kiri Jepang, merusak beberapa kendaraan. Tidak jelas mobil yang digunakan menyimpan bom: KOMPAS menyebut Mitsubishi Galant; koran Singapura menyebut Mitsubishi Lancer. Serangan diarahkan ke Kedubes Kanada yang saat itu berkantor di Wisma Metropolitan I.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1950an hingga 1970an dapat anda baca di artikel ini
World Trade Centre 6 (1985)
Karena Jakarta Land menganggap Wisma Metropolitan dengan konsep dan rancangan berlanggam internasionalnya berhasil, akhirnya Wisma Metropolitan 2 pun dibangun sesuai dengan rancangan besar yang dibuat Palmer & Turner/Perentjana Djaja.
Tak hanya itu, manfaat memiliki gedung kembar adalah memangkas ongkos jasa ke arsitek, mengingat desainnya kembar identik. Adapun pembeda WTC 6 dengan kakaknya adalah keberadaan podium berbentuk melengkung di sisi kanan bangunan (hadap Jalan Satrio).
Wisma Metropolitan 2, begitu nama lama WTC 6, dibangun oleh Jaya Konstruksi mulai Mei 1983 dan selesai dibangun Mei 1985, memakan 24 bulan penuh. Pembangunan gedung ini penuh perjuangan karena dilanda musibah dua kali.
Pertama terjadi pada malam tanggal 10 Agustus 1983. Saat struktur lantai mencapai lantai 3, proyek terbakar habis termasuk crane yang tumbang dan gudang yang ikut tersambar api. Diduga, kebakaran dipicu korsleting listrik. Khawatir struktur tidak stabil, struktur yang terbakar tersebut akhirnya dihancurkan dengan penggaruk dan dinamit.
Proyekpun diulang November 1983. Tak lama berselang pada 4 Januari 1984, salah satu buruh bangunan tewas terpleset dari lantai 2 proyek Wisma Metropolitan 2.
Gedung berkelir putih tersebut diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI R. Soeprapto pada tanggal 19 Oktober 1985, menjadikan Wisma Metropolitan gedung kembar pertama di Indonesia. Gedung yang dibangun bebas kolom dan berpratekanan ini memiliki atap penghubung yang berfungsi menghubungkan kedua gedung.
Saat selesai dibangun, WTC 6 menjadi kantor HSBC yang pindah dari Wisma Hayam Wuruk, sampai pada 1992 HSBC pindah ke WTC 1, dan Bank Indonesia Raya (Bank BIRA) sebelum runtuh oleh krisis ekonomi. Sebelumnya, WTC 6 juga merupakan kantor pusat Commonwealth Bank of Australia sejak 2 Juli 2001 berikut anak asuransi Commonwealth Life (menyusul pembukaan cabang di gedung ini yang terlebih dahulu dilakukan pada Desember 2000) hingga pada 21 September 2020 pindah ke kawasan SCBD, begitupun FWD Insurance.
Dengan keluarnya Bank Commonwealth, perusahaan asuransi ternama asal Jerman, Allianz mulai berkantor ke gedung ini.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini
World Trade Centre 1 (1992)
Sebelum dibahas terperinci, SGPC menglarifikasi soal “kapan gedung ini selesai”. Emporis dan Skyscraperpage sama-sama mengutip 1985 sebagai tahun penyelesaian World Trade Centre 1; tahun 1985 adalah tahun dimana Wisma Metropolitan 2 selesai, bukan WTC 1.
Ketika Majalah Konstruksi pada tahun 1985 mewawancarai Ir. Julianto Mudjiprawiro, Leasing Manager Jakarta Land kala itu, mereka sudah menyimpan rencana membangun gedung ketiga berlantai 30, yang menjadi bakalnya WTC 1. Nyatanya, WTC 1 hanya memiliki 20 lantai, dengan luas lantai lettable 40 ribu meter persegi.
Tim arsitek Palmer & Turner dan Perentjana Djaja yang bersama-sama merancang WTC 5 dan WTC 6, kembali berkolaborasi dalam perancangan WTC 1. Pemborongnya nyaris sama, andai Jaya Konstruksi tidak mengadakan J.O. dengan Dimensi Engineering. Pembangunan WTC 1 dilakukan mulai April 1990, dan selesai pembangunannya pada Januari 1992 dan dibuka 31 Januari 1992 oleh Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto. Keberadaan WTC 1 menjadikan Jakarta kota kedua di Indonesia dengan sebuah World Trade Centre.
Desain yang diusung gedung ini cukup sedikit variatif walau masih manut dengan gaya internasional agar harmonis dan berbaur dengan gaya arsitektur WTC 5 dan WTC 6. Variasi yang diberikan adalah bidang lengkung di lantai teratas gedung dengan ketinggian 90 meter ini. Finishing menggunakan aluminium cladding dan podium memakai granit.
Instansi dan perusahaan yang berkantor di gedung ini terdiri dari Kedutaan Besar Kanada, Irlandia, Panama dan Ekuador, HSBC sejak 1992, Walt Disney Indonesia, Colliers International, Hanwha Life, serta pelbagai perusahaan lainnya.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
World Trade Centre 2 (2012)
Setelah 16 tahun tidak ada perkembangan baru di World Trade Centre Jakarta, terutama setelah tumbangnya ekonomi Indonesia di masa krismon, baru pada 2008 Jakarta Land membangun gedung barunya di kawasan WTC. Desain gedungnya dirancang oleh Aedas dari Singapura, bekerja sama dengan PTI Architects dengan dominasi lapis curtain wall di sekujur tembok gedung, bertolak belakang dengan khittah arsitektural gaya internasional yang diusung Perentjana Djaja dan Palmer & Turner.
Pemborong World Trade Centre 2 adalah Balfour Beatty Sakti, patungan Berca alias CCM (salah satu pemilik Jakarta Land) dan pemborong asal Inggris Raya Balfour Beatty. Belakangan Balfour Beatty Sakti berganti baju menjadi BB Sakti atau Berca Buana Sakti. WTC 2 dibangun dari 2008 hingga 2012.
Gedung berlantai 30 lantai dengan luas lantai 60 ribu meter persegi ini menjadi kantor pusat dari Bank Permata sejak 18 Maret 2013 dan menyewa 21 ribu meter persegi ruang kantor, meninggalkan gedung lamanya yaitu Gedung Bank Permata. World Trade Centre 2 bersertifikat Green Mark dari Dewan Bangunan dan Konstruksi Singapura karena diklaim sangat irit listrik dan air, dan proteksi lingkungan yang baik. Biaya pembangunannya tergolong fantastis, yaitu Rp. 3 triliun rupiah (2013). Gedung ini pada saat 2014 disewakan dengan harga USD 48 per meter persegi (setara USD 52,94 atau Rp. 769 ribu nilai 2020).
Selain menjadi kantor pusat dan cabang utama Bank Permata, gedung ini juga menjadi kantor dari Apple, SAP, dan UNICEF di Indonesia (pindah dari WTC 6), juga Pertamina Hulu Mahakam, Total, Societe Generale, hingga Asahimas Chemical.
World Trade Centre 3 (2018)
Inilah gedung terakhir dari World Trade Centre Jakarta. Masih rancangan Aedas, namun dirancang bersama dengan Anggara Architeam, kaca beling ini memiliki tinggi 209 meter dan berlantai 44, tertinggi di kawasan WTC Jakarta.
Pemborongnya masih sama, yaitu Balfour Beatty Sakti mulai 2013 hingga selesai 2018. Kaca beling seluas 69 ribu meter persegi ini menghabiskan biaya Rp 3,3 triliun. Kaca beling ini bersertifikat Green Mark Gold – masih dari Dewan Bangunan dan Konstruksi Singapura – karena diklaim menerapkan konstruksi yang ramah lingkungan, dan memenangkan Indonesia Property Awards 2015 dalam kategori arsitektur perkantoran terbaik.
Adapun perusahaan yang berkantor adalah PricewaterhouseCoopers, ANZ yang berpindah dari kantor lamanya, ABB Sakti Industri (sebelumnya di WTC 1), Allianz, hingga Pfizer.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Jenderal Sudirman Kav. 29-31, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
WTC 5 (1976)
Nama lama | Wisma Metropolitan Wisma Metropolitan 1 |
Arsitek | Palmer & Turner (arsitek desain) Perentjana Djaja (architect of record) |
Pemborong (J.O.) | Koninklijke Nederlandsche Maatschappij voor Havenwerken Tiwa Muda Contractors |
Lama pembangunan | 1973 – 1976 |
Diresmikan | 15 Maret 1977 |
Jumlah lantai | 19 lantai 1 basemen |
Tinggi gedung | 70 meter |
WTC 6 (1985)
Nama lama | Wisma Metropolitan 2 |
Arsitek | Palmer & Turner (arsitek desain) Perentjana Djaja (architect of record) |
Pemborong | Jaya Konstruksi |
Lama pembangunan | Mei 1983 – Mei 1985 |
Diresmikan | 19 Oktober 1985 |
Jumlah lantai | 19 lantai 1 basemen |
Tinggi gedung | 70 meter |
WTC 1 (1992)
Arsitek | Palmer & Turner (arsitek desain) Perentjana Djaja (architect of record) |
Pemborong (J.O.) | Jaya Konstruksi Dimensi Engineering |
Lama pembangunan | April 1990 – Januari 1992 |
Diresmikan | 31 Januari 1992 |
Jumlah lantai | 20 lantai |
Tinggi gedung | 90 meter |
WTC 2 (2012)
Arsitek | Aedas (arsitek desain) PTI Architects (architect of record) |
Pemborong | Balfour Beatty Sakti/Berca Buana Sakti |
Lama pembangunan | 2008 – 2012 |
Jumlah lantai | 30 lantai |
Tinggi gedung | 160 meter |
Biaya pembangunan | Rp 3 triliun (2013) |
WTC 3 (2018)
Arsitek | Aedas (arsitek desain) Anggara Architeam (architect of record) Davy Sukamta & Rekan (struktur) |
Pemborong | Balfour Beatty Sakti/Berca Buana Sakti |
Lama pembangunan | 2015 – 2018 |
Jumlah lantai | 44 lantai 5 basemen |
Tinggi gedung | 209 meter |
Biaya pembangunan | Rp 3,3 triliun (2015) |
Referensi
- Rama Slamet; Angelina Lim; Andrew YC Loh (editor) (1985). “Wisma Metropolitan II: A Reflection of Success”. Southeast Asia Building, April 1985
- Muhammad Zaki; Urip Yustono; Ir. Santoso Sutrisno (editor) (1985). “Wisma Metropolitan II, meningkatkan fasilitas”. Majalah Konstruksi, Agustus 1985
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati; Urip Yustono (1992). “Gedung World Trade Centre: Satu Ekspresi Dengan Wisma Metropolitan I dan II”. Majalah Konstruksi No. 168, April 1992
- WE; J; NUG; DS; DN (1986). “Diusut Terus, Rangkaian Ledakan di Tiga Tempat. Pangdam Jaya: Masyarakat Tetap Tenang”. KOMPAS, 15 Mei 1986.
- y (1984). “Terjatuh dari Lantai II”. KOMPAS, 7 Januari 1984.
- Skyscraperpage untuk World Trade Centre 1, diakses 6 Agustus 2019.
- Info Ekspatriat di Indonesia, diakses 6 Agustus 2019. (arsip)
- Dina Mirayanti Hutauruk (2013). “Bank Permata Resmi Pindah Kantor ke WTC II“. Okezone, 18 Maret 2013.
- Catatan Council on Tall Buildings and Urban Habitat untuk WTC 2, diakses 6 Agustus 2019.
- Website resmi WTC 2 – detail (arsip – detail)
- PTI Architects (arsip)
- Berca Buana Sakti: WTC 2/WTC 3 (arsip: WTC 2/WTC 3)
- Website resmi WTC 3 – detail (arsip – detail)
- Catatan Council on Tall Buildings and Urban Habitat untuk WTC 3, diakses 7 Agustus 2019.
- Hilda Alexander (2015). “WTC 3 Sudirman Dirancang Setara Gedung Perkantoran di New York“. KOMPAS.com, 6 September 2015. Diakses 7 Agustus 2019. (arsip)
- Plakat gedung
- Tasya Simatupang (2017). “7 jenama Indonesia digandeng Disney”. Beritagar, 3 Maret 2017. Diakses 1 Oktober 2019 (arsip).
- Laporan Tahunan CommonwealthBank Indonesia 2004 (arsip)
- Website resmi Jakarta Land (arsip)
- J-3; U-2; R-7 (1983). “Bangunan Wisma Metropolitan II Habis Terbakar”. Sinar Harapan, 11 Agustus 1983.
- eb (1984). “Di Gedung Jangkung, Pembeli Tetap…….” TEMPO, 30 Juni 1984.
- Tabita Diela (2014). “Apple Indonesia Resmi Berkantor di World Trade Center II“. KOMPAS.com, 26 Mei 2014. Diakses 5 Juli 2020. (arsip)
- Mercantile Penthouse Wedding (arsip)
- ART at WTC (arsip)
- Profil Bank BIRA. Bloomberg. Diakses 5 Juli 2020 (arsip).
- Situs resmi:
- ANZ Indonesia (arsip)
- ABB Sakti Industri (arsip)
- Pertamina Hulu Mahakam (arsip)
- Asahimas Chemical (arsip)
- SAP (arsip)
- Societe Generale (arsip)
- Simon Elektrik (arsip)
- Total (arsip)
- Pfizer Indonesia (arsip)
- UNICEF (arsip)
- Colliers International (arsip)
- PwC Indonesia (arsip)
- Yang Razali Kassim; The Straits Times (1986). “Sorotan: Jakarta kembali tenang setelah serangan bom dan roket”. Berita Harian (Singapura), 28 Mei 1986, hal. 4 (via NLB Singapura)
- “Perpindahan Kantor Pusat Bank Commonwealth“. Bank Commonwealth, 24 September 2020. (arsip)
- “Pengumuman Pindah Kantor Pusat Allianz Indonesia“. Allianz Indonesia, 26 Februari 2021. (arsip)
- Alberthiene Endah; Ciputra (2019). “Ciputra the Entrepreneur: The Passion of My Life.” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 258-259
Tinggalkan Balasan