Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah sebuah lembaga negara kementerian yang bertugas dalam menyusun, membina dan mengimplementasikan urusan Pemerintah Republik Indonesia dalam tugas-tugas yudikatif, penegakan hukum, peradilan serta pengembangan dan improvisasi hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Kementerian Hukum dan HAM berkantor di kompleks perkantoran Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Jakarta, yang terdiri dari lima bangunan, yaitu Gedung Balitbang HAM, Gedung Utama, Gedung Ditjen Administrasi Hukum dan bekas Sentra Mulia.

Gedung Balitbang HAM

Gedung Balitbang HAM
Foto oleh mimin SGPC

Ini merupakan gedung pertama yang dibangun di kawasan Kemenkumham H.R. Rasuna Said. Ketika Menteri Kehakiman Mudjono menginstruksikan Ditjen Pembinaan Badan Peradilan Umum untuk meninggalkan Gedung BP7 dan pindah ke Jalan H.R. Rasuna Said, di 2 kavling yang dialokasikan oleh Sekretariat Negara, memang tidak ada rencana untuk membuat blok perkantoran untuk spesifik satu kementerian di Rasuna Said – itu khusus untuk Ditjen BPU. Tidak diketahui siapa perancangnya, tapi seperti gedung-gedung di kawasan Kemenkumham lainnya, masterplannya dirancang tim arsitek Accasia.

Pembangunan dimulai dari peletakan batu pertama oleh Menteri Kehakiman Ali Said pada 19 Agustus 1982. Pembangunannya selesai dengan peresmian oleh Menteri Kehakiman Ismail Saleh SH, 1 Oktober 1984.

Per Agustus 2019, gedung ini menjadi kantor Badan Penelitian dan Pengembangan HAM.


Iklan

Gedung Utama

Kementerian Hukum dan HAM
Gedung utama setelah mengalami perubahan. Foto oleh mimin SGPC

Dengan pembangunan Gedung Ditjen BPU, praktis Departemen Kehakiman mulai mengembangkan kawasan Ditjen BPU. Di era Menteri Ali Said, Dep. Kehakiman mulai merencanakan pindah kantor dari Jalan Hayam Wuruk No. 7 ke Rasuna Said, bahkan ada relokasi Ditjen Dep. Kehakiman ke Rasuna Said.

Gedung ini dirancang oleh tim arsitek Atelier 6 bekerjasama dengan tim arsitek Accasia, membawa langgam modernisme dengan nuansa form follow function. Dengan 8 lantai dan 1 basement, Graha Pengayoman memiliki luas lantai total sekitar 15.500 meter persegi. Maklum, pemerintah tidak mengizinkan gedung kementerian melebihi 8 lantai, dan saat itu Graha Pengayoman berada di jalur jaringan mikrowave Perumtel.

Saat dibangun hingga kini, Graha Pengayoman dikenal memiliki kebun depan kantor yang penataannya baik. Erlita Rachman, wartawati Femina, dalam artikelnya mengenai gedung-gedung di Rasuna Said mengatakan bahwa kantor Kementerian Hukum dan HAM, walau disebut angker, menjadi lebih indah dan sederhana karena penataan kebunnya yang menurut Erlita harmonis dengan ukuran arsitekturnya.

Sebelum renovasi. Sumber foto: Majalah Konstruksi, Desember 1985

Secara struktur, pondasinya menggunakan Frankipile berkedalaman rentang 18-26 meter dan struktur bangunan utama portal beton bertulang dengan cantilever pratekan untuk lantai teratas.

Pembangunan dilakukan oleh Adhi Karya mulai 20 Juni 1983 dan berakhir akhir Agustus 1985, sebulan lebih cepat dari jadwal. Finishing menggunakan keramik dan jendela warna hitam, walau sekarang rancangan arsitekturnya sudah diubah macam-macam walau keramiknya sudah diganti komposit.

Gedung Utama Departemen Kehakiman diresmikan oleh Menkopolkam Surono pada 30 Oktober 1985. Dengan dibangunnya gedung Departemen Kehakiman, setiap bangunan memiliki selasar yang menghubungkan setiap gedung di kompleks perkantoran kementerian.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Gedung Ditjen Administrasi Hukum

Kementerian Hukum dan HAM
Gedung lama Ditjen Imigrasi, sekarang bagian dari Ditjen Administrasi Hukum. Foto oleh mimin SGPC

“Insya Allah, tahun depan (1986, red) Gedung Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan sudah bisa selesai dan saya resmikan, tahun berikutnya (1987) gedung Direktorat Jenderal Imigrasi dan terakhir, tahun 1988 Gedung Direktorat Jenderal Permasyarakatan bisa terselesaikan”

Menteri Kehakiman Ismail Saleh kepada wartawan majalah Konstruksi, akhir November 1985

Kenyataan, hanya ada dua gedung yang dibangun, dan keduanya sudah berubah penampilan karena disarung dengan kaca biru dan komposit. Sebelumnya gedung kembar ini merupakan kantor Ditjen Imigrasi.

Salah satu gedungnya diborong Total Bangun Persada pada kurun 1991 – 1992, membuktikan rencana Ismail Saleh kepada wartawan Konstruksi terlambat atau sekedar wacana.

Gedung Ditjen Imigrasi eks Sentra Mulia

Gedung ini merupakan satu-satunya gedung yang bukan bagian dari masterplan Accasia. Dirancang oleh Architects Pacific (Arc-Pac) dari A.S. bersama dengan tim arsitek dari Dacrea, gedung berlantai 18 ini berlanggam pascamodernisme dengan dominasi lapis curtain wall, aluminium yang dicat bubuk, granit impor untuk podium dan kubah ala Timur Tengah-nya yang menonjol.

Total Bangun Persada memborong pembangunan gedung dengan luas kotor total 48 ribu meter persegi (gross) ini dari 1990 dan selesai 1992. Gedung Ditjen Imigrasi saat itu dibangun oleh pengembang aslinya Mulialand, melalui kerjasama bangun guna serah (BOT – build, operate & transfer) dengan Departemen Kehakiman, sekaligus menjadikan Sentra Mulia bangunan keempat Mulialand di Jalan H.R. Rasuna Said setelah Atrium Mulia, Plaza Kuningan dan Plaza 89.

Sentra Mulia, juga awalnya dikenal sebagai Mulia Center, disebut oleh pewarta majalah Prospek menonjolkan dinamika kegiatan bisnis Jakarta dan sering diidentikkan dengan gedung diplomasi karena keanggunannya. Sementara dari majalah wanita Femina, Erlita Rachman mengatakan bahwa gedung ini “mencuri mata” pejalan kaki dengan kubahnya alias “kepala botaknya”. Rachman juga menyebut bahwa Sentra Mulia merasa menyatakan dirinya tetenger Rasuna Said.

Gedung ini pernah terimbas bom Kuningan 9 September 2004, merusak kaca bangunan. ANTV, tenant Sentra Mulia, sempat merekam dampak bom tersebut dari gedung ini dalam keadaan kaca gedung hancur. 4 tahun sebelumnya, 20 November 2000, Sentra Mulia sempat diancam bom oleh orang tak dikenal. Tenant lainnya adalah grup Texmaco.

Ditjen Imigrasi Kemenkumham sudah berkantor secara penuh di gedung ini sejak 2013, mengakhiri status komersil Sentra Mulia. Belum diketahui kapan Kemenkumham membeli gedung ini dari Mulialand.

Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini


Iklan

Data dan fakta

Gedung Balitbang HAM

AlamatJalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
Lama pembangunanAgustus 1982 – Oktober 1984
Diresmikan1 Oktober 1984
Jumlah lantai8 lantai
Biaya pembangunanRp 4,55 milyar (1984)
Rp 88,5 milyar (inflasi 2020)
Referensi: KOMPAS 2/10/1984

Gedung Utama

Nama lamaGedung Utama Departemen Kehakiman
AlamatJalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
Arsitek (J.O.)Accasia
Atelier 6
PemborongAdhi Karya
Lama pembangunanJuni 1983 – Agustus 1985
Jumlah lantai8 lantai
Tinggi gedung34 meter
SignifikasiSospol
(berwenang dalam pembuatan undang-undang)
Referensi: Majalah Konstruksi #92, Oktober-November 1985

Gedung Ditjen Administrasi Hukum

AlamatJalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
PemborongTotal Bangun Persada
Lama pembangunan1991 – 1992
Jumlah lantai8 lantai
Referensi: Total Bangun Persada

Gedung Ditjen Imigrasi

Nama lamaSentra Mulia
AlamatJalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekArchitects Pacific (arsitektur)
Dacrea (architect of record)
PemborongTotal Bangun Persada
Lama pembangunan1990 – 1992
Jumlah lantai18 lantai
Referensi: Total Bangun Persada; Prospek 2 Mei 1992

Referensi

General

  1. Halaman resmi Kementerian Hukum dan HAM, diakses 21 November 2023 (arsip)

Gedung Balitbang HAM

  1. ak/nmp (1984). “Diresmikan, Gedung Dirjen Pembinaan Badan Peradilan Umum”. KOMPAS, 2 Oktober 1984

Gedung Utama

  1. KOMPAS, 31 Oktober 1985 (foto)
  2. NN (1985). “Proyek Gedung Utama Departemen Kehakiman: Untuk Ciri Pengayoman dengan Cantilever”. Majalah Konstruksi No. 92, Oktober-November 1985.
  3. NN (1985). “Lagi, Tentang Gedung Departemen Kehakiman: Konsep Jembatan Selasar Yang Serba Guna”. Majalah Konstruksi No. 93, Desember 1985.
  4. Erlita Rachman (1994). “‘Koridor’ Rasuna Said, Jalur Wisata Arsitektur di Jakarta.” Femina No. 25/XXII, 30 Juni 1994, hal. 103-106

Gedung Ditjen Administrasi Hukum

  1. Website resmi Total Bangun Persada (arsip)
  2. NN (1985). “Lagi, Tentang Gedung Departemen Kehakiman: Konsep Jembatan Selasar Yang Serba Guna”. Majalah Konstruksi No. 93, Desember 1985.

Gedung Ditjen Imigrasi

  1. Website resmi Total Bangun Persada (arsip)
  2. Website Mulialand, 5 Maret 2010
  3. “Bom di Kedubes Australia: Sedikitnya 10 Gedung Rusak”. Detikcom, 9 September 2004. (arsip)
  4. Kementerian Hukum dan HAM (2013). “Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual Resmi Mendiami Gedung Baru”. Dirjen Imigrasi Kemenkumham, 3 September 2014. (arsip)
  5. Fransambudi dan Hendro Wahyudi (2000). “Gedung Sentra Mulia Diancam Bom“. Liputan 6 SCTV, 20 November 2000. Diakses 9 Agustus 2019. (arsip)
  6. Danke Dradjat; Irma Nurhayati; M. Gafar Yudtadi et.al. (1992). “Ruang-Ruang Mewah Yang Dijajakan”. Prospek, 2 Mei 1992.
  7. Medial Syukur (1995). “Gaya Posmo: Ketika Arsitektur Modern Mulai Menjenuhkan”. Majalah Properti Indonesia No. 14, Maret 1995, hal. 80-85
  8. Prospektus Ringkas Mulialand. Merdeka, 31 Mei 1996
  9. Erlita Rachman (1994). “‘Koridor’ Rasuna Said, Jalur Wisata Arsitektur di Jakarta.” Femina No. 25/XXII, 30 Juni 1994, hal. 103-106

Lokasi

Google Translate:

Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Banyak tulisan gedung yang SGPC buat sebelum dijadwalkan terbit. Penasaran? Dukung kami via Trakteer.