Plaza Kuningan merupakan kompleks perkantoran yang terdiri dari dua gedung perkantoran berlantai 11 dan sebuah gedung parkir yang berlokasi di bilangan Rasuna Said Jakarta. Kompleks berlapis kaca ini dikembangkan oleh Tri Dharma Sakti Indah, anak perusahaan dari Grup Mulia dan dirancang oleh tim arsitek Nihon Architects (atau sekarang bernama Nihon Sekkei) bersama dengan Dacrea sebagai firma pendamping.
Pemborong pembangunan gedung kembar tersebut adalah Jaya Obayashi, mulai 1 November 1983 hingga 15 Oktober 1984 untuk tahap I (Menara Utara dan gedung administrasi + eksterior) dan 21 Maret 1984 hingga 31 April 1985 untuk tahap II (Menara Selatan dan gedung parkir + eksterior).
Plaza Kuningan menjadi satu dari beberapa gedung korban serangan bom yang dilakukan oleh anak buah teroris kelas kakap Dr. Azahari dan Noordin M. Top dari Jemaah Islamiyah pada tanggal 9 September 2004. Serangan bom mobil boks tersebut menyebabkan keseluruhan gedung berlapis kaca tersebut babak belur oleh imbas ledakan dan getaran, dengan banyak lapis kacanya tercerai-berai.
Tidak diketahui kerugian spesifik pada kerusakan Plaza Kuningan akibat dampak bom di depan Kedubes Australia; Djoko Tjandra, pimpinan Grup Mulia yang mengasuh Plaza 89, Plaza Kuningan dan Sentra Mulia (sekarang gedung Dirjen Imigrasi Kemenkumham) menyebut kerugian kerusakan gedung yang mereka kelola mencapai 5 juta dolar AS tahun 2004. Gedung berlapis kaca tersebut diperbaiki dan dioperasionalkan seminggu kemudian.
Arsitektur Plaza Kuningan terdiri dari tiga bangunan
Kompleks Plaza Kuningan memang dirancang serbaguna, selain Menara Utara dan Menara Selatan, terdapat juga gedung parkir dan gedung administrasi 3 lantai yang berfungsi sebagai kontrol sistem gedung. Sementara gedung parkir memiliki 8 lantai yang terdiri dari 5-6 parkir yang menampung 850 kendaraan dan 2 lantai ruang kantor, awalnya merupakan rumah makan Casablanca yang tersohor dengan interior gaya Timur Tengahnya. Total floorplate kasar gedung adalah 16.164 meter persegi untuk Menara Utara, 27.900 meter persegi untuk Menara Selatan dan 9.100 meter persegi untuk gedung parkir/Annex, keseluruhan adalah 53.164 meter persegi dengan 43.223 meter persegi bisa dihuni.
Finishing Plaza Kuningan hanya menggunakan lapis kaca tebal berwarna biru dengan bingkai aluminium warna hitam, menegaskan nuansa bersih dan modern. Sementara rangka bangunan untuk Menara Utara dan Menara Selatan menggunakan beton bertulang dikombinasikan dengan balok beton pratekan dengan frame terbuka; sementara gedung parkirannya memakai tembok geser karena split-level. Tinggi lantai-ke-lantai bangunan untuk lantai 1 (dasar) adalah 4,9 meter sementara lantai 2-10 adalah 3,85 meter.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Kuningan Plaza |
Alamat | Jalan H.R. Rasuna Said Kav. C11-14 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Nihon Sekkei (arsitek utama) Dacrea (architect of record) |
Pemborong | Jaya Ohbayashi |
Lama pembangunan (menara utara) | November 1983 – Oktober 1984 |
Lama pembangunan (menara selatan dan parkir) | Maret 1984 – April 1985 |
Jumlah lantai (menara utara dan selatan) | 11 lantai |
Jumlah lantai (gedung parkir) | 8 lantai |
Signifikasi | Sejarah (korban pengeboman Gedung Kedubes Australia) |
Referensi
- “Kuningan Plaza kompleks perkantoran serba lengkap”. Majalah Konstruksi No. 97, April 1986.
- Imelia Pebreyanti/Riz (2014). “9-9-2004: Ledakan Bom Depan Kedubes Australia di Jakarta”. Liputan 6 SCTV, 9 September 2014. Diakses 19 September 2019. (arsip)
- Julius Pour (2004). “Kerugian akibat Bom Lima Juta Dolar AS Lebih”. KOMPAS, 15 September 2004.
- iy (2004). “Pasca Bom, Perkantoran Kuningan Dibuka Kembali Selasa”. Detikcom, 10 September 2004. Diakses 19 September 2019. (arsip)
- KOMPAS, 10 September 2004. (Infografik di Halaman 1, judul “Ledakan Bom Mobil”).
- Website resmi Plaza Kuningan, diakses 19 September 2019. (arsip)
Tinggalkan Balasan