Kategori: Artikel Khas SGPC
Artikel dalam kategori ini membahas seluk beluk segala bidang yang berkaitan dengan gedung (arsitektur, industri real estate, konstruksi, politik spasial, keselamatn dan lain sebagainya) dan juga keberlangsungan blog ini. Kategori anak membahas aspek arsitektur dan industri real estate di luar negeri dan gedung-gedung yang tulisannya kurang menguntungkan dari segi SEO.
-
Yang Lawas Paling Dibela: “Heritage”-mania di Tanah Air
Tidak seperti gedung-gedung lainnya di Indonesia, bangunan kuno yang dibangun di era kolonial Belanda dan era-era kerajaan masih menjadi favorit masyarakat dan sering kali dipertahankan keberadaannya. SGPC mewawancarai beberapa pecinta gedung kuno mengenai kecintaan mereka pada gedung-gedung “heritage” dan pandangan mereka pada masyarakat mengenai gedung-gedung yang mayoritas berdiri sebelum Indonesia merdeka itu.
-
Plakat Peresmian, Jalan Termudah Menggali Informasi Sejarah Bangunan
Sejarah gedung bisa diulik dari sebuah potongan marmer berisi tandatangan pejabat negara atau perusahaan. Berikut contohnya!
-
Sebuah catatan untuk April 2022
Informasi penting mengenai tulisan SGPC yang akan terbit di bulan April.
-
Hotel-hotel kecil di Jakarta: Sofyan dan Datuk Basa
Bagaimana perkembangan hotel-hotel milik keluarga Sofyan Ponda dan Datuk Basa yang mewarnai industri perhotelan di ibukota Indonesia? SGPC memberi gambaran kecilnya dari sumber-sumber yang SGPC bisa dapatkan di majalah dan koran.
-
Blog dalam bentuk teks masih relevan. Mengapa harus ikut zaman?
Di luar topik arsitektur, SGPC merupakan satu dari sedikit laman web yang masih memanfaatkan format blog konvensional. Dan alasan yang SGPC sodorkan masuk akal.
-
“Gedung era Belanda lebih kokoh dari zaman sekarang.” Ah, masa?
Apakah benar bangunan era kolonial Hindia Belanda kualitasnya lebih baik dari bangunan dan struktur di bawah insinyur Indonesia? Setiap Gedung Punya Cerita, dengan dasar 3 tahun membahas sejarah gedung Indonesia menjawab.
-
Jumlah lantai tidak menentukan tinggi gedungnya. Meter menentukan.
Masih banyak mispersepsi ketika kita mengukur dan menentukan gedung tertinggi di tanah air. SGPC membahas penyebab dan contoh bahwa jumlah lantai tidak bisa dijadikan patokan gedung tertinggi.
-
SGPC tumbang selama 8 hari. Ada apa?
Jika anda tidak sempat baca berita (atau anda malas membacanya) dan menyadari bahwa Setiap Gedung Punya Cerita tiba-tiba mati, ini penyebabnya.
-
Sudah tiga tahun, terus kita ngapain nih?
Setiap Gedung Punya Cerita sudah berusia 3 tahun. Bacalah apa-apa saja yang SGPC sudah lakukan selama setahun terakhir.
-
Minder dan tak puas: Kisah dibalik tiadanya supertall di Indonesia
Kini sudah ada Trinity dan Gama di SGPC, dan ternyata masih banyak publik yang kurang suka. Maka, blog ini berupaya menjelaskan bagaimana supertall memengaruhi persepsi publik pada kebanggan terhadap suatu negara dan penyebab ketiadaan gedung itu.