Grand Tropic Suites di Jalan Ngagel, Surabaya, adalah sebuah hotel yang dimiliki oleh Indonesia Prima Property (d/h Ometraco Realty) dan dikelola sendiri. Hotel rancangan Budiman Hendropurnomo dari Denton Corker Marshall ini memiliki 209 kamar yang tersebar di bangunan berlantai tiga dan apartemen berlantai 10.
Sebelum 1993, lahan tempat Grand Tropic Suites berdiri dahulunya adalah pabrik Unilever, yang tanahnya dibeli oleh Ometraco. Sejak 1980an, Unilever sudah memiliki pabrik di kawasan SIER Rungkut. Pemancangan hotel dimulai pada bulan Februari 1994, dan pembangunan hotel bergaya pascamodern tersebut dilakukan oleh PT Nusa Raya Cipta hingga selesai keseluruhan pada bulan Agustus 1996 dengan selesainya apartemen di belakangnya.
Selama pembangunan, pihak Ometraco menjadi salah satu pihak yang mendorong perbaikan fasilitas jalan dan regenerasi kawasan Ngagel, dahulu pusat manufaktur, sebagai pusat bisnis baru di Surabaya. Pembangunan hotel berlantai 3 itu sendiri selesai di tahun 1995.
Hotel ini dibuka pada tanggal 29 April 1995, sebagai Novotel Surabaya bersamaan dengan peresmian 4 hotel Novotel lain di Indonesia (Medan, Bukittinggi, Tana Toraja dan Manado). Sebulan sebelumnya, konstruksi apartemen sewa Novotel dimulai dan selesai pada Agustus 1996, menjadikannya salah satu apartemen yang dibangun di Surabaya pada tahun 90an (untuk gedung lainnya baca Java Paragon, Kondominium Graha Famili, Puri Matahari, Verwood, Royal Residence Tunjungan Plaza dan Apartemen Puncak Marina). Konstruksi Novotel Ngagel menghabiskan 17 milyar rupiah untuk hotel dan Rp, 8 milyar untuk apartemen.
Setelah hampir 29 tahun beroperasi di bawah bendera Novotel, sejak Februari 2024 hotel ini berganti nama menjadi Grand Tropic Suites Surabaya, menyesuaikan diri dengan adiknya di Jakarta yang satu pemilik dan satu manajemen.
Arsitektur Grand Tropic Suites Surabaya teruskan citra resort perkotaan
Bangunan rancangan DCM ini merupakan gabungan arsitektur gaya klasik kota Surabaya dengan citra modern, dibagi ke dalam empat sayap, yaitu sayap bangunan utama, dua bangunan untuk ruangan hotel dan apartemen, menghasilkan sebuah hotel dengan konsep resort di kota, konsep yang sama diterapkan oleh Hotel Singgasana dan Hotel Bumi.
Catatan resmi IAI dalam buku Karya Arsitektur Arsitek di Indonesia tahun 1997 menyebut bahwa penggabungan gaya klasik Surabaya dan gaya modern, yang dihasilkan dengan bidang geometris tipis dan melengkung, dengan unsur vertikal, diatur dalam ritme kolom yang sama, dalam wujud kolom pendukung yang dipuncaki oleh atap lancip. Elemen tersebut dimanfaatkan sebagai pemecah bangunan utama yang panjang dan tingginya pendek. Kedua bangunan untuk ruangan hotel terbagi lagi menjadi tiga, terhubung oleh “jembatan ringan” (atau anggap saja koridor) dan diatur secara informal (bahasa IAI).
Posisi bangunan dibuat lebih tinggi dari Jalan Ngagel dalam rangka mendukung penataan Kalimas di sebelah Grand Tropic Suites, sementara bagian tengahnya merupakan teras kolam renang dan taman, membentuk penampilan resort. Majalah Konstruksi, mengutip pernyataan Budiman, berhasil mewujudkan penampilan khas bangunan tropis Surabaya yang formal, tetapi di belakangnya merupakan sebuah resort.
Fasilitas di Grand Tropic Suites ditempatkan di bangunan utama yang menonjol oleh lima bangunan beratap lancip tersebut, menempatkan hampir keseluruhan fasilitas publik seperti lobi, balai sidang, rumah makan dan pusat kebugaran di sana. Total terdapat 209 kamar yang terbagi ke dalam 136 unit hotel dan 73 unit apartemen yang disewakan (tidak dijual karena apartemen karena perhitungan pihak Ometraco soal kelebihan pasok apartemen milik di Kota Pahlawan).
Majalah Konstruksi menyebut 73 unit; Ometraco dua kali berubah pernyataan ke Jawa Pos, dari 74 (14 April 1995) menjadi 75 (23 April 1995). Yang dicatat oleh SGPC adalah keterangan versi Majalah Konstruksi
Data dan fakta
Alamat | Jalan Ngagel 173-175 Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur |
Arsitek | Budiman Hendropurnomo (Denton Corker Marshall, arsitektur) Davy Sukamta & Partners (struktur) |
Pemborong | Nusa Raya Cipta |
Lama pembangunan (hotel) | Februari 1994 – April 1995 |
Lama pembangunan (apartemen) | Maret 1995 – Agustus 1996 |
Jumlah lantai (hotel) | 3 lantai |
Jumlah lantai (apartemen) | 10 lantai |
Jumlah kamar | 209 |
Biaya pembangunan (hotel) | Rp. 17 milyar (1995) Rp. 148 milyar (inflasi 2024) |
Biaya pembangunan (apartemen) | Rp. 8 milyar (1995) Rp. |
Signifikasi | Arsitektur |
Referensi
- Aria (1995). “Novotel Surabaya: Nuansa tropis masa lampau dalam penampilan modern.” Majalah Konstruksi No. 206, Juni 1995, hal. 47-50, 104-105
- Ikatan Arsitek Indonesia (1997). “Karya Arsitektur: Arsitek di Indonesia”. Jakarta: Ikatan Arsitek Indonesia. Halaman 132-133
- hq (1996). “Apartemen Novotel Siap Operasi.” Jawa Pos, 10 Agustus 1996, hal. 11
- dwi (1994). “Ometraco Minta Ngagel Dibenahi.” Jawa Pos, 15 September 1994, hal. 5
- nov/mz (1995). “Accor Operasikan Lima Hotel Baru.” Jawa Pos, 15 April 1995, hal. 5
- dwi (1995). “Apartemen Ometraco Tetap Dilanjutkan.” Jawa Pos, 24 April 1995, hal. 5
- Halaman resmi Grand Tropic Suites Surabaya, diakses 31 Mei 2021
- Halaman resmi Indonesia Prima Property, diakses 31 Mei 2021
Tinggalkan Balasan