Puri Matari adalah sepasang gedung yang berdiri di Jalan RS Mata Aini, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, yang kini dikelola secara mandiri. Gedung tersebut terdiri dari gedung yang diberi nama Puri Matari I (PM1) dan Puri Matari II (PM2), yang seluruhnya merupakan kantor sewa untuk perusahaan.

Puri Matari yang dibangun bertahap selama 18 tahun memiliki arsitek yang berbeda: PM1 dirancang oleh tim arsitek Encona Engineering dan dibangun di awal 1980an, sementara PM2 dirancang oleh Anggara Architeam di paruh terawal 2000an. Selama 26 tahun gedung ini menjadi kantor pusat operasional dari biro iklan Matari Advertising – sekarang Matari Inc. – bentukan Ken Sudarto tahun 1971.

Puri Matari 1 dan 2, 2017
Puri Matari pada 2017. Tertutup pohon adalah Puri Matari 1. Foto oleh mimin SGPC

Iklan

Sejarah Gedung Puri Matari: Kantor Pusat Matari Advertising

Mayoritas tulisan mengenai lokasi kantor Matari Advertising, termasuk subyek utamanya Puri Matari, disarikan dari buku “Rumah Iklan: Upaya Matari Menjadikan Periklanan Indonesia Tuan Rumah di Negeri Sendiri” karangan Bondan Winarno, salah satu jurnalis yang juga membuat advertorial untuk beberapa klien Matari.

Selama 13 tahun pertama eksistensinya biro iklan tersebut nomaden, pertama di sebuah garasi rumah di Jalan Cideng Timur No. 65 (sekarang Graha A. Kusumawijaya) dan selanjutnya operasionalnya dipindahkan ke Jalan Juanda III No. 10 (sekarang rukan). Keberadaan kantor di Juanda, menurut Bondan Winarno, “menguntungkan Matari” karena dekat dengan kantor Astra International, salah satu klien penting Matari.

Baru setahun berkegiatan di Juanda, Matari pindah lagi ke Jalan Tanah Abang II No. 91 (sekarang kantor Andaru Sinarmatra), hingga pada tahun 1976 perusahaan iklan tersebut menyewa kantor milik Tigaraksa eks Johnson & Johnson di Jalan Letjen S. Parman No. 78 – yang sekarang menjadi Hotel Menara Peninsula. Cepatnya Matari melakukan perpindahan operasional berkaitan erat dengan perkembangan di industri periklanan Tanah Air.

Pada tahun 1980 Ken Sudarto dan Paul Karmadi – juga salah satu tokoh kunci Matari – membeli lahan di Jalan RS Mata Aini seluas 1.100 m2 dari juragan tanah dan pengusaha properti Jan Darmadi dengan harga “teman dekat”. Tawaran awal berupa tanah di Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1 tidak dipilih karena dianggap kemahalan; kavling tersebut kini ditempati Wisma Bakrie.

Setiap 16 Maret mulai 1981 hingga 1983, Matari mengadakan upacara menanam pohon di lahan tersebut sembari menunggu izin pendirian bangunan dan perancangannya dari Encona Engineering rampung. Di tahun yang sama, izin pendirian dan penggarapan karya arsitektur selesai sehingga pelaksanaan konstruksi bisa dilaksanakan.

Tidak disebutkan kapan Matari mengadakan upacara peletakan batu pertama pembangunan gedung barunya di belakang kompleks Setiabudi milik Jan Darmadi itu. Konstruksi berlangsung delapan bulan, hingga pada tanggal 24 Agustus 1984 gedung berlantai lima tersebut diresmikan pemakaiannya.

Puri Matari awalnya “jomblo” selama 17 tahun, dengan semakin beragamnya kegiatan Matari Advertising, alamiah bila Matari memerlukan gedung baru untuk mendukung kegiatan tersebut. Pada bulan Maret 2001 diadakan peletakan batu pertama dimulainya konstruksi gedung bernama Puri Matari 2 (PM2).

Konstruksi gedung yang ditugaskan kepada Total Bangun Persada dimulai pada Mei 2001 hingga selesai keseluruhan pada bulan Januari 2002 alias 7 bulan. Gedung tersebut diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti, teman insan advertensi Matari – bila SGPC benar – pada bulan Mei 2002.

Sejak November 2010 Matari Advertising pindah kantor pusat lagi, kini ke Graha Tedja di Jalan Kelapa Dua – sekarang bernama Grha Muncul Mekar. Pemindahan kelima itu menyebabkan Puri Matari bertransformasi sebagai gedung perkantoran sewa biasa. Bahkan, PM1 pernah disebut Puri Vads karena PT VADS Indonesia menempati ruangan kantor tersebut sebelum pindah ke Mampang Prapatan.


Iklan

Detail arsitektur Puri Matari: Mencitrakan identitas Matari Advertising

Karena perancangan arsitektur kedua gedung Puri Matari 1 dan 2 dirancang oleh tim arsitek yang berbeda, maka konsep dan profilnya menjadi beda. Total luas lantai (PM1 semi-gross, PM2 gross) adalah 5.650 m2 atau hampir 6.000 m2. Berikut adalah detailnya.

Puri Matari 1 (Encona Engineering)

Puri Matari tempo dulu
Puri Matari saat masih “jomblo”, 1990an. Foto oleh Matari Advertising/Majalah SWA No. 2/VIII, Mei 1992

Puri Matari 1 dirancang oleh Encona Engineering, biro arsitek yang mungkin dikondangkan oleh blog ini sebagai arsitek bangunan brutalist seperti PPM Manajemen dan Gedung Keuangan Negara Denpasar, dengan interior digarap oleh Hadiprana. Berdasarkan laporan Colliers International, ia berlantai empat menyediakan luas lantai 2.750 m2 semi gross untuk perkantoran. Mulai 2018, gedung tersebut dicat putih murni.

Sayangnya tidak banyak detil dari penampilan eksterior yang sedikit melenceng dari pakem brutalist Encona yang dalam waktu yang bersamaan menggarap Gedung Kementerian Sekretariat Negara. Bondan Winarno hanya mengatakan bahwa “di luar tampak bentuknya yang artistik, sekaligus futuristik” dengan beberapa polesan batu bata di lantai teratas.

Sementara interiornya yang diracik oleh Hendra Hadiprana disebut Bondan “dihiasi dengan berbagai elemen hiasan ukiran kayu yang istimewa” sehingga membuat para pengunjung takjub. Tetapi bagi Paul Karmadi, catat Bondan, instalasi tangga utama bundar dianggapnya sebuah kemewahan dan kerumitan yang tidak perlu.

Sebelum pindah ke Grha Mekar Muncul, sebagai kantor biro iklan Matari Advertising, terdapat fasilitas perpustakaan, amfiteater, laboratorium audiovisual dan ruang diskusi.

Puri Matari 2 (Anggara Architeam; Total Bangun Persada D&B)

Sementara Gedung Puri Matari 2 karya Anggara Architeam yang memoles dan memperdalam konsep dasar dari Total Bangun Persada – secara design & built – cenderung terlihat mengotak dan konservatif, tidak seliar desain Encona. Sama dengan PM1, PM2 memiliki empat lantai dengan luas lantai total 3.000 m2 gross.

Agar lebih mudah dikenal, saat itu PM2 bermain gradasi warna yang mewakili unit-unit kerja Matari; unit usaha bernama MatariOne berwarna biru, MatariTwo berwarna merah dan warna jingga merepresentasikan MatariThree. Sementara tembok putihnya disebut merupakan warna induk usahanya – Matari Advertising. Untuk memudahkan operasional, terdapat jembatan penghubung antar kedua gedung.

Hal yang sama juga berlaku untuk interiornya; pemilihan warna tergantung siapa yang saat itu akan menempati. Tetapi, pada 2018, seluruh warna yang berkonotasi ke Matari Advertising diganti dengan cat warna putih polos.


Iklan

Data dan fakta

Puri Matari 1

Nama lamaPuri VADS
AlamatJl. H. R. Rasuna Said Kav H1-2 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekEncona Engineering
Lama pembangunan1983 – 1984
Diresmikan24 Agustus 1984
Jumlah lantai4 lantai
1 basement

Puri Matari 2

AlamatJl. H. R. Rasuna Said Kav H1-2 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta
ArsitekTotal Bangun Persada (D&B)
Anggara Architeam (arsitektur)
PemborongTotal Bangun Persada
Lama pembangunanMei 2001 – Januari 2002
Jumlah lantai4 lantai
1 basement

Referensi

  1. Bondan Winarno (2008). “Rumah Iklan: Upaya Matari Menjadikan Periklanan Indonesia Tuan Rumah di Negeri Sendiri.” Jakarta: KOMPAS Penerbit. Halaman 34, 36, 52, 215-217
  2. “Puri Matari 2: mudah dikenal dari warnanya.” Majalah Konstruksi No. 309, Mei 2002, hal. 43-45
  3. Halaman resmi Matari Advertising:
  4. Profil Puri Matari 1 di Colliers International, diakses 12 Mei 2024 (arsip)

Lokasi

Google Translate:


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *