Selanjutnya di SGPC adalah sebuah gedung kampus. Gedung yang seharusnya menarik perhatian kalangan arsitek karena langgam arsitekturnya menganut paham brutalisme yang kurang pasaran di Tanah Air, namun entah kenapa gedung ini juga kurang mendapat perhatian dari insan, walau sempat menerima penghargaan di tahun 1980. SGPC bahas di bagian lain. Ini adalah Gedung Bina Manajemen yang merupakan bagian dari kampus PPM Manajemen, perguruan tinggi swasta yang bergerak di bidang manajemen dan kewirausahaan yang sudah berusia senior.
Terdapat empat bangunan yang ada di kampus PPM Manajemen di Jalan Menteng Raya No. 9, Gedung A, Gedung B dan dua gedung dari zaman kolonial Belanda. Yang zaman kolonial tidak kami bahas, karena mereka bukan urusan blog ini.
Gedung A, Gedung Bina Manajemen pertama
Sejarah gedung ini dimulai sejak 1969, tepatnya tanggal 9 September, saat Yayasan Pembinaan & Pendidikan Manajemen (YPPM) meneken kerjasama pendanaan dengan Kedutaan Besar Belanda di kampus darurat LPPM di Blok M, sehingga pendanaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda melalui Nederlandse Organisatie voor Internationale Samenwerking (Organisasi Kerjasama Internasional Belanda), organisasi yang juga membantu terwujudnya Panti Trisula Perwari. Tidak hanya Samenwerking, para uskup dari Jerman dan organisasi Oikoumene Internasional – The World Council of Churches – juga mengguyur YPPM dengan duit untuk membangun gedung bergaya brutalist itu.
Tidak jelas kapan peletakan batu pertama Gedung Bina Management, nama lama gedung ini, terlaksana, yang pasti gedung berlantai empat ini selesai dibangun pada tahun 1972; tepatnya pada tanggal 1 Juni 1972 LPPM mulai mengadakan kegiatan perkuliahannya di gedung di Jalan Meteng Raya No. 9 ini. Bersamaan dengan operasional resmi Yayasan Pembinaan & Pendidikan Manajemen, gedung ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX – dalam kapasitas Wakil Presiden Republik Indonesia – pada 6 September 1973.
Gedung berlantai empat ini dirancang oleh Ary Mochtar Pedju bersama timnya dari Encona Engineering, dan sayangnya SGPC tidak bisa mengidentifikasi pemborong gedung ini. Desain bergaya brutalist ini disebut yang pertama diterapkan di Indonesia, menurut pemberitaan Sinar Harapan (6/9/1973) – dan yang pertama dari beberapa bangunan brutalist Encona, yang dilanjutkan ke kantor Hutama Karya, GKN Denpasar, Gedung Chairul Saleh maupun kantor Sekretariat Negara.
Pada tembok eksterior, terdapat rongga-rongga, yang diakibatkan oleh pemakaian baut untuk memasang triplek yang digunakan untuk cetakan beton, menurut Pedju. Dipilihnya beton telanjang alias bebas cat, konon demi menghemat biaya perawatan lapisan luar, dan di interior gedung ini bisa disetel posisi temboknya mengikuti rencana kampus ke depan. Sayangnya, beton telanjang itu sudah tak lagi telanjang karena dicat warna putih dan abu.
Gedung B yang tinggi, pendek kata.
Tinggi, tetapi data yang tersedia sangat minim.
Gedung berlantai 9 ini dibangun dari tahun 2009 hingga 2011, menurut data citra Google Earth, dan kemungkinan merupakan perluasan dari gedung A mengingat pesatnya perkembangan dunia manajerial di Tanah Air.
Data dan fakta (hanya Gedung A)
Nama lama | Gedung Bina Management |
Alamat | Jalan Menteng Raya No. 9 Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Ir. Ary Mochtar Pedju (Encona Engineering) |
Selesai dibangun | Juni 1972 |
Diresmikan | 6 September 1973 |
Jumlah lantai | 4 lantai |
Referensi
- Halaman resmi PPM Manajemen, diakses 4 Februari 2023 (arsip)
- asp (1973). “Wakil Presiden Meresmikan Gedung Bina Management.” Sinar Harapan, 6 September 1973, hal. 1
- “Gedung Bina Management Diresmikan: LPPM Didik Manager2 Umum.” Sinar Harapan, 6 September 1973, hal. 5, 8
- jm (1973). “Yayasan Lembaga Pendidikan & Pembinaan Management Diresmikan” KOMPAS, 7 September 1973, hal. 2
- Curricullum vitae Ary Mochtar Pedju per 1975 dalam proposal perumahan murah Perumnas Jawa Tengah-DIY, Perumnas 1975. Diakses via Kementerian PUPR pada 1 Januari 2023 (arsip)
Leave a Reply