Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Masih dengan hotel-hotel mewah nan mentereng di kakinya Pulau Dewata alias Bali Selatan, sekarang di Jimbaran. InterContinental Bali Resort adalah sebuah hotel mewah yang berdiri di wilayah Desa Jimbaran, Kec. Kuta Selatan, Kab. Badung. Hotel bintang lima yang merupakan bagian dari keluarga besar hotel InterContinental Hotel Group ini dimiliki oleh Media Group – pemilik Hotel Papandayan dan bekas Media Hotel & Tower – setelah bertahun-tahun dipegang oleh Grup Bimantara.

InterContinental Bali Resort menempati lahan seluas 14 hektar, dengan luas lantai total 64.188 m2 yang tersebar di empat lantai hotel ini, sehingga menampung 425 kamar sudah termasuk villa. Hotel tersebut dirancang oleh tim arsitek dari Hadiprana bekerjasama dengan kontraktor asal Korea Selatan, Ssangyong E&C, dan dibangun dari 1990 hingga 1993. Namun, secara historis di lokasi ini, ICBR bukan hotel dari baru sekali.

Bunga teratai yang pernah memperindah kolam di InterContinental Bali Resort…… 28 Agustus 2009. Foto oleh tanglp/Panoramio.

Iklan

Sejarah InterContinental Bali Resort: Di lahan ini pernah direncanakan hotel mewah lain

Secara historis lahan, InterContinental Bali Resort bisa ditarik ke pertengahan tahun 1979. Pada tanggal 10 Juni 1979, dilaksanakan peletakan batu pertama konstruksi Hotel Regent Jimbaran yang diinisiasi oleh Regent International Hotel yang saat itu dipimpin Siegfried Beil.

Hotel resort rancangan Palmer & Turner itu menempati lahan seluas 13,7 hektar dan direncanakan akan memiliki 186 kamar sudah termasuk 50 unit vila. Diharapkan selesai pada 1981, proyek di Jimbaran sempat dialihkan ke jaringan Beaufort milik Beil namun apa gerangan yang membuat pembangunan hotel ini macet sampai nyaris 1 dasawarsa lamanya saat lahan ini diakuisisi Bimantara.

Lobi hotel dalam tahap pembangunan, 25 Maret 1993. Foto: Dok. Hadiprana/Majalah Konstruksi No. 182

Pada bulan November 1989, Grup Bimantara dan InterContinental Hotels Corporation meneken surat Letter of Intent pengelolaan hotel baru di Jimbaran. Informasi yang diterima buletin Travel Indonesia edisi Desember 1989 menyebutkan bahwa kontrak pengelolaan IHC berlangsung selama 20 tahun dan akan membantu teknis perancangan bersama tim dari Hadiprana dan Ssangyong. Ini menjadi tanda kembalinya IHC ke Pulau Dewata setelah nyaris 15 tahun absen setelah purna tugas di Sanur.

Konstruksi InterContinental Bali Resort dimulai secara kebudayaan pada 1 Desember 1989, dalam sebuah upacara pecaruan. Secara riil pembangunannya baru terlihat sejak Agustus 1990, tujuh bulan setelah Hadiprana dan Ssangyong menyelesaikan tahapan perancangan. Pembangunan yang dikomandoi oleh kerjasama operasi Ssangyong-Cipta selesai pada bulan Juli 1993; BUMN konstruksi Wijaya Karya menggarap struktur.

Tahap penataan taman dan kebun, 25 Maret 1993. Foto: Dok. Hadiprana/Majalah Konstruksi No. 182

Operasional InterContinental Bali Resort dimulai secara bertahap; soft opening pada 8 Agustus 1993 dan diresmikan oleh Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto, bersamaan dengan pembukaan Hotel Grand Bali Beach dan Bali Cliff Hotel, pada tanggal 4 Oktober 1993. Konstruksi hotel ini menghabiskan biaya investasi total Rp. 296 milyar (1993, setara Rp. 3 triliun nilai 2023) untuk konstruksi dan perabotan saja.

Pasca-pengambilalihan oleh Media Group milik Surya Paloh, ditengah kecamuk pandemi Covid-19, hotel mewah berusia 28 tahun tersebut menjalani renovasi total, termasuk memperluas balai sidang menjadi Jimbaran Convention Centre.

Wajah baru hotel tersebut, termasuk balai sidang rancangan Arkdesign pimpinan Paul Tan, berlangsung dari 2015 hingga selesai pada 30 Oktober 2022 dengan peresmian Jimbaran Convention Centre.


Iklan

InterContinental Bali Resort padukan arsitektur Jawa dan Bali

Secebol apapun gedungnya filosofi kaki-badan-kepala masih berlaku. Sekitar akhir 1994. Foto: Oki Soetrisno/Majalah Laras

InterContinental Bali Resort – seperti yang SGPC singgung di awal paragraf – adalah rancangan dari tim arsitek Hadiprana bersama dengan kontraktor Ssangyong Engineering & Construction. Tata kebun digarap oleh Belt Collins & Associates. Agaknya, arsitektur hotel ini menarik perhatian media karena saat itu konsep arsitekturnya tidak biasa untuk ukuran Bali.

Konsep yang diusung oleh hotel ini memadukan tradisi dan kebudayaan Bali dengan keanggunan arsitektur Jawa, sesuatu yang secara kultural menjadi isu sensitif akhir-akhir ini, demi memecah keseragaman dari hotel-hotel lain yang saat itu membebek ke falsafah arsitektur tradisional Bali – yang kata pewarta majalah Laras (#72, Desember 1994), memiliki kesan “berat”. Ia juga menerapkan filosofi kaki, badan dan kepala walau gedungnya cebol karena regulasi batas maksimal tinggi gedung di Bali.

Jadi, bagaimana penerapannya? Masih di majalah yang sama (Laras #72, Desember 1994), penerapannya bisa ditemukan di mana saja – walau hotelnya sudah direnovasi. Diawali dari lobinya yang menggunakan atap joglo lengkap dengan kolom sokoguru-nya, hingga peneyederhanaan penggunaan elemen arsitektur Bali seperti bale kul-kul dan gapura di sela-sela bangunan, perpaduan unsur tersebut diperdalam dengan filosofi kesakralan serta ikatan masyarakat Bali dengan unsur air dengan penataan kebun di koridor menuju lobi sepanjang 13 meter serta keberadaan laguna di sekitar hotel.

Tapi laguna tersebut tidak bisa anda jadikan tempat berenang.


Iklan

Suasana kolam di dekat lobi, sekitar akhir 1994. Foto: Oki Soetrisno/Majalah Laras
Hadiprana ke Mira Larasati dari Majalah Laras (#72, Desember 1994): “Penghadiran sebuah tembok aling yang menutupi area kolam renang, boleh dikatakan sebagai salah satu keistimewaan area lobi utama ini.” Majalah Laras menyebut tembok aling tersebut mengantsipasi polusi pemandangan yang mengganggu orang yang melihat suasana gemercik lautan. Diambil saat dalam tahap konstruksi pada 25 Maret 1993. Foto: Dok. Hadiprana/Majalah Konstruksi No. 182

Dilihat dari bentuknya, hotel ini memanjang menghadap ke posisi pantai baik untuk memaksimalkan panorama pantai maupun memperkuat filosofi kesakralan tadi. Bahkan bentuk gedungnya – alias bahasa arsitekturnya gubahan massa – simetris.

Bangunan lobi dan resepsionis terhubung ke empat sayap yang menjadi tempat tamu menginap. Di setiap ujung sayap yang menghadap ke pantai, terdapat bangunan beranalogi candi bentar yang digunakan untuk kamar tipe presidental suite (paling luar) dan kamar suite lain serta sebuah restoran (sayap dalam).

Gapura Bali yang disederhanakan dimanfaatkan untuk mengisi celah pada sayap hotel berbentuk U. 25 Maret 1993. Foto: Dok. Hadiprana/Majalah Konstruksi No. 182

Secara profil hotel, InterContinental Bali Resort memiliki 425 kamar yang terbagi ke 3 tipe kamar (Classic, Premium Mezzanine (dupleks) dan Premium), 6 tipe suites (1 kamar tidur, Balinese, Uluwatu, Sanctuary, Bukit dan Pecatu) serta 2 tipe villa (Classica dan Jivana); susut sedikit dari awalnya sebanyak 431 kamar.

Fasilitas yang tersedia terdiri dari lima restoran (Bella Cucina (mediterania), KO (Jepang), Jimbaran Gardens (ikan), Sunset Beach (internasional), Taman GIta (internasional)), balai sidang Jimbaran Convention Centre dengan kapasitas maksimal 2.200 hadirin, 9 jenis ruangan rapat, fasilitas spa, sasana kebugaran, kolam renang dan lain sebagainya.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Uluwatu No. 45 Desa Jimbaran, Kec. Kuta Selatan, Kab. Badung, Bali
ArsitekGrahacipta Hadiprana-Ssangyong J.O. (arsitek)
Atelier 6 (struktur)
Belt Collins & Associates (pertamanan)
PemborongSsangyong Engineering & Construction-Cipta J.O.
Lama pembangunanAgustus 1990 – Juni 1993
Diresmikan4 Oktober 1993
Jumlah lantai4 lantai
Jumlah kamar425 kamar (termasuk villa)
Biaya pembangunanRp. 296 milyar (1993)
Rp. 3 triliun (inflasi 2023)

Referensi

  1. Halaman resmi InterContinental Bali Resort dan profil di Agoda, diakses 5 April 2024
  2. Dwi Ratih (1993). “Bali InterContinental Resort: Sejumlah atraksi di tengah suasana anggun dan dinamis.” Majalah Konstruksi No. 182, Juni 1993, hal. 47-50A
  3. Mira Larasati (1994). “Graha anggun di pesisir Jimbaran.” Majalah Laras No. 72, Desember 1994, hal. 48-54
  4. “The Regent of Bali breaks ground” (Pencangkulan lahan The Regent of Bali). Travel Indonesia Vol. 1 No. 1, Juli 1979, hal. 19
  5. “Agreement signed for Hotel Inter-Continental Bali” (Penandatanganan kesepakatan untuk Hotel InterContinental Bali). Travel Indonesia Vol. 11 No. 12, Desember 1989, hal. 7
  6. “Bali Inter-Continental Resort soft opens” (Pembukaan perdana Bali InterContinental Resort). Travel Indonesia Vol. 15 No. 9, September 1993, hal. 9
  7. “President dedicates 3 new hotels” (Presiden resmikan tiga hotel baru). Travel Indonesia Vol. 15 No. 11, November 1993, hal. 4, 6
  8. “Hotel InterContinental Bali dibangun di Jimbaran”. Bali Post, 2 Desember 1989, hal. 6
  9. “Diresmikan, tiga hotel di Bali.” Harian Ekonomi “Neraca”, 5 Oktober 1993, hal. 1
  10. “Presiden Soeharto akan resmikan BICR.” Bali Post, 29 September 1993
  11. Wajah baru InterContinental Bali usai renovasi.” DestinAsian, 7 November 2022. Diakses 5 April 2024 (arsip)
  12. Mia Vale (2022). “Mengusung artwork, Hotel InterContinental Jimbaran Bali resmikan Grand Ballroom terbesar dan tercantik.” Medcom, 1 November 2022. Diakses 5 April 2024 (arsip) Medcom berafiliasi dengan pemilik InterContinental Bali Resort

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *