Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Menara Astra adalah gedung perkantoran abad 21 yang berdiri begitu tingginya (nyaris melebihi tinggi Wisma 46) di sisi barat kawasan segitiga emas Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Dikembangkan dan dimiliki oleh Astraproperty, salah satu anak perusahaan Astra Internasional, gedung ini memiliki 49 lantai, dan 5 rubanah serta menyumbang ruang kantor (semikasar) 72.500 m2 ke dalam pasar properti ibukota. Gedung ini dirancang oleh Nikken Sekkei bersama dengan Airmas Asri.

Landmark Astra
Menara Astra, dengan Gedung Landmark sebagai pembanding. Foto oleh mimin SGPC

Sejarah Menara Astra: Berdiri di atas bekas kantor pusat Toyota Astra Motor

Menara Astra dibangun di atas bekas gedung Toyota Astra Motor (TAM), yang pernah dimanfaatkan oleh anak usaha bersama Astra dan Toyota Motor Corporation sebagai kantor pusatnya. Gedung berlantai empat tersebut diresmikan Kadirjen Perindustrian Dasar Ir. Suhartoyo pada 7 Mei 1973, yang dalam sambutannya mengapresiasi produksi otomotif dalam negeri, dan disusul dengan pidato dari Presdir TAM saat itu mengenai hasil penjualan dan pemasaran mobil Toyota di Indonesia.

Gedung lama Toyota Astra Motor. Foto oleh Ronald Simanjuntak/Info Bisnis, ed. 30 Januari 1996

Pasca-pindah kantor pusat ke Sunter, TAM menggunakan kantor di Jalan Jenderal Sudirman hanya sebagai dealer utama Toyota Auto2000. Tahun 2013, Astra Internasional yang terpincut dengan booming properti nasional dan memanfaatkan aset-asetnya sebaik mungkin, berencana membangun sebuah kompleks kantor dan apartemen (Apartemen Anandamaya) untuk anak-anak usahanya yang tercerai-berai di lahan eks Gedung TAM.

Untuk memuluskan proyek tersebut, yang diberi nama Menara Astra, Astra Internasional mengeksekusi pembelian afiliasi dengan TAM dengan mahar Rp. 432 milyar nilai 2013, serta membentuk PT Menara Astra bersama dengan Hongkong Land. Gedung TAM dibongkar tahun itu juga; pembangunan Menara Astra dimulai melalui groundbreaking pada Desember 2013.

Pembangunan gedung setinggi 261 meter itu dilakukan oleh kerjasama operasional Shimizu Corporation dan Total Bangun Persada selama 4 tahun lebih, dari Desember 2013, tutup atap Februari 2017, dan selesai secara keseluruhan pada 2018, lebih cepat dari rencana, dan proyek senilai Rp. 4,4 triliun itu diresmikan oleh Dirut Astra Internasional Prijono Sugiarto pada 20 Februari 2019.


Iklan

Arsitektur Menara Astra simbolkan filosofi bisnis

Seperti yang dibahas sebelumnya, Menara Astra dirancang secara keroyokan oleh Nikken Sekkei bersama dengan Airmas Asri untuk rancangan arsitektur, sedangkan struktur oleh Arup.

Secara eksterior, Menara Astra, seperti bangunan era 2010an, jauh lebih menjulang dari tetangganya (Wisma Keiai dan Wisma Nugra Santana) dan didominasi oleh lapisan kaca. Secara bentuk, gedung ini terilhami oleh dinamika Astra Internasional sebagai konglomerasi yang kuat di bidang otomotif. Sepasang lengkung dan sirip saling menyambung, membentuk seperti pusaran (dalam bahasa Nikken Sekkei, jabat tangan – interlocking of two hands) dari atas, yang mewakili kata “kerjasama” yang menjadi nilai penting bagi setiap insan di Astra Internasional dan mempersatukan beberapa sektor bisnis Astra yang berbeda. Sebagai gedung berlapis kaca yang kacanya dibuat di Tiongkok, gedung ini mendapat gelar “Platinum Green Mark” dari Dewan Bangunan dan Konstruksi Singapura (Building and Construction Authority).

Menara Astra menyumbang ruang kantor (semikasar) 72.500 m2 ke dalam pasar properti ibukota, dimana 20 persen diantaranya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan Astra Internasional. Tambahan yang menarik adalah keberadaan balai sidang berkapasitas 1.500 orang untuk mengadakan acara, dan ruangan pertokoan yang ditempati oleh dealer mobil Toyota.

Bentuk mirip pusaran dari atas ini, secara struktur, juga membantu mengurangi tekanan angin dari arah timur laut dan barat daya. Nah, di sisi lain, struktur gedung rancangan Arup, menurut catatan mereka, terdiri dari gabungan inti (core) beton dan rangka luar yang diperkaku oleh belt truss alias palang sabuk. Ruang untuk palang sabuk itulah yang dijadikan ruangan mesin dan listrik.

Sementara kerangka bagian mahkota bangunan menggunakan baja sebagai penopang kaca eksterior dan unit perawatan bangunan (building maintenance unit/BMU) plus sebagai penguat intinya. Konstruksinya memanfaatkan strategi semi-top-down untuk meminimalisir akibat dari konstruksi di tanah dan konstruksi sekitar.


Iklan

Data dan fakta

AlamatJalan Jenderal Sudirman Kav. 5-6 Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jakarta
ArsitekNikken Sekkei (arsitektur)
Airmas Asri (architect of record)
Ove Arup (struktur)
Pemborong (J.O.)Shimizu Corporation
Total Bangun Persada
Lama pembangunanDesember 2013 – Juni 2018
Diresmikan20 Februari 2019
Jumlah lantai49 lantai
5 basement
Tinggi gedung (Astra Internasional, CTBUH)261 meter
Biaya pembangunanRp. 4,4 triliun (2015 estimasi)
Referensi: Detikcom 10/12/2013; KOMPAScom 28/11/2018; CTBUH

Referensi

  1. Halaman resmi Nikken Sekkei, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  2. Halaman resmi Arup, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  3. Halaman resmi Shimizu Indonesia, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  4. Halaman resmi Menara Astra, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  5. bsp (1973). “Peningkatan Volume Perdagangan Diharapkan dari Mobil2 Komersil Bukan Mobil2 Penumpang.” KOMPAS, 8 Mei 1973, hal. 2
  6. Agustina Melani (2013). “Menara Astra di Sudirman Jakarta Mulai Dibangun 2014.” Liputan 6 SCTV, 10 Desember 2013, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  7. hen/dru (2013). “Pencakar Langit Astra 260 Meter di Sudirman Rampung 2017.” Detikcom, 10 Desember 2013, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  8. Giras Pasopati (2015). “Proyek Properti Perdana Astra Sudah Habiskan Dana Rp. 1,6 T.” CNN Indonesia, 8 September 2015, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  9. Wiji Nurhayat; Novan Nurul Alam (2017). “Penyewa di Menara Astra Mayoritas dari Perusahaan Asing.” Kumparan, 20 Februari 2017, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  10. Hilda B. Alexander (2017). “Senin, Menara Astra Tutup Atap.” KOMPAScom, 19 Februari 2017, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  11. Latief (2018). “Menara Astra Jadi “Rumah” Astra Internasional di Indonesia.” KOMPAScom, 28 November 2018, diakses 15 Februari 2022 (arsip)
  12. Imam Muzakir (2019). “Dibangun Sejak 2013, Menara Astra Diresmikan.” BeritaSatu, 20 Februari 2019, diakses 15 Februari 2022 (arsip)

Lokasi

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya....


Bagaimana pendapat anda......

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *