Inilah Summitmas. Dua perkantoran kembar di ujung selatan Jalan Jenderal Sudirman ini menggenggam dua desain arsitektur yang sangat berbeda, ciri dari perbedaan tren arsitektur yang melanda global, termasuk Indonesia. Dikembangkan oleh keiretsu Sumitomo, kompleks ini sepenuhnya dirancang oleh Nikken Sekkei.
Summitmas 1
Gedung Summitmas 1 merupakan bangunan pertama yang dibangun oleh Sumitomo di Indonesia, dan juga bangunan pertama di kawasan yang bernama sama. Dahulu bernama “Summitmas Building”, bangunan berlantai 20 dengan 2 basement ini, dibangun oleh konsorsium kontraktor Hutama Takenaka, Jaya Obayashi dan Sumicon Utama dan selesai dibangun pada tahun 1985, tahun dimana pasok perkantoran Jakarta sedang melimpahnya.
Desain gedungnya mengotak dan jendela hitam membentuk garis vertikal yang formal dan kokoh, berlapis warna putih, ciri khas bangunan di Indonesia di era 1980an. Summitmas Property mengklaim bahwa bangunan ini dirancang tahan gempa. Bangunan berwarna putih ini menjadi kantor dari perusahaan-perusahaan asing yang menggelar bisnisnya di Indonesia.
Sayangnya, sejauh ini, bangunan rancangan Nikken Sekkei ini minim informasi di dunia maya maupun di media cetak selain data resmi di laman Summitmas Property.
Data dan fakta
Nama lama | Summitmas Tower |
Alamat | Jalan Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Nikken Sekkei |
Pemborong (J.O.) | Hutama Takenaka Jaya Obayashi Sumicon Utama |
Selesai dibangun | 1985 |
Jumlah lantai | 20 lantai 2 basement |
Summitmas 2
New Summitmas Building, begitu nama gedung yang terkini saat selesai dibangun pada akhir tahun 1992. Nikken Sekkei kembali didapuk merancang bangunan ini bersama dengan Encona Engineering, dan trio Indo-Nippon Jaya Obayashi-Hutama Takenaka-Sumicon Utama pun kembali bekerja membangun gedung bertapak letter H ini mulai 23 Januari 1991 sampai pembangunan keseluruhan kelar pada bulan November 1992, menghabiskan biaya Rp 81,8 milyar nilai 1992 (setara Rp 864 milyar nilai 2020). Sama dengan kakaknya, gedung ini lahir di tengah melubernya ruang pekantoran di ibukota Indonesia; muncul bersamaan dengan tetangganya Menara Sudirman.
Berbeda dengan kakaknya, Summitmas 2 memiliki karakteristik horizontal, berlapis kaca biru dan wafer aluminium berwarna abu-abu, dan sama dengan kakaknya yang didominasi vertikal, struktur pondasi tiang pancang dan beton bertulangnya dirancang dengan beban yang sangat besar per meter persegi dan tahan gempa. Gedung ini juga tidak memiliki basement seperti kakaknya, hanya 19 lantai.
Sama dengan kakaknya, info mengenai gedung ini, di luar majalah Konstruksi dan laman Summitmas Property, minim.
Data dan fakta
Nama lama | New Summitmas Tower |
Alamat | Jalan Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Nikken Sekkei (arsitektur) Encona Engineering (architect of record) |
Pemborong (J.O.) | Hutama Takenaka Jaya Obayashi Sumicon Utama |
Lama pembangunan | Januari 1991 – November 1992 |
Jumlah lantai | 19 lantai |
Biaya pembangunan | Rp 81,8 milyar (1992) Rp 864 milyar (inflasi 2020) |
Referensi
- Web resmi Summitmas Property, diakses 7 Agustus 2020 (arsip)
- Web resmi Sumitomo Indonesia, diakses 7 Agustus 2020 (arsip)
- Web resmi Jaya Obayashi, diakses 7 Agustus 2020 (arsip)
- Dwi Ratih; Saptiwi Djati Retnowati (1992). “Gedung New Summitmas: Mengupayakan Nilai Lebih Untuk Jaring Penyewa”. Majalah Konstruksi No. 176, Desember 1992, hal 52-54
Tinggalkan Balasan