Plaza Mandiri adalah nama gedung perkantoran setinggi 140 meter yang berdiri di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, dekat dengan kawasan Sudirman CBD/KANTAS, Polda Metro Jaya dan Direktorat Jenderal Pajak. Gedung tersebut merupakan kantor pusat dari Bank Mandiri, BUMN bank gabungan dari empat bank milik negara terdahulu. Mulanya, ia adalah kantor pusat dari Bank Ekspor-Impor Indonesia.
Plaza Mandiri dirancang oleh tim arsitek dari Desakota Infra pimpinan Rivai Pulungan dan dibangun oleh Waskita Karya dari 1991 hingga selesai dibangun pada akhir 1995, sekaligus mulai ditempati sebagai Plaza Bank Ekspor-Impor Indonesia. Gedung tersebut dikelola oleh perusahaan bernama PT Gedung Bank Exim, yang juga menawarkan ruang perkantoran kepada perusahaan lainnya.
Sejarah Plaza Mandiri: Pindah dari markas lama era Belanda
Bank Ekspor-Impor Indonesia (BankExim) sebelumnya berkantor pusat di bekas kantor Nederlandsche Handels Maatschappij (NHM) di Jalan Lapangan Stasiun, Kota Tua sejak berpisah dari Bank Negara Indonesia sejak 1968. Secara garis kasar, gedung rancangan para meneer Belanda itu memiliki tiga lantai dengan luas total sekitar 11 ribu meter persegi (perkiraan dengan pengukuran manual di Google Maps) .
Karena kebutuhan BankExim yang makin mendesak, menurut dirut PT Gedung Bank Exim saat itu, A. Malik, saat diwawancarai pewarta dari Majalah Konstruksi yang terbit Desember 1995, pada 1988 diputuskan bahwa Bank Ekspor-Impor Indonesia harus pindah kantor pusat keluar Kota Tua, tepatnya Jalan Gatot Subroto. Karena biaya pembangunannya cukup tinggi bagi bank BUMN tersebut, maka dilaksanakan kerjasama operasional dengan Yayasan Dana Pensiun & Kesejahteraan Hari Tua BankExim; yang selanjutnya membentuk perusahaan bernama PT Gedung Bank Exim.
Pembangunan dimulai pada 30 Agustus 1990 dengan menggali tanah untuk pondasi, dilanjutkan dengan tahap pemancangan mulai 7 Maret 1991. Pembangunan berlangsung secara bertahap hingga selesai di pertengahan 1995; sejak Agustus di tahun yang sama, BankExim memulai relokasi ke gedung ini hingga selesai sepenuhnya pada 31 Desember 1995. Plaza Exim baru diresmikan penggunaannya oleh Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad pada 16 Februari 1996.
Bank Ekspor-Impor Indonesia hanya menempati gedung ini selama 3 tahun; mulai Juli 1999, BEII melebur bersama tiga bank BUMN lain (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya dan Bank Pembangunan Indonesia – link mengarah ke gedung kantor pusat masing-masing bank) menjadi Bank Mandiri. Bank Mandiri menempati gedung ini sebagai kantor pusatnya, dan mengubah nama gedung ini menjadi Plaza Mandiri, sekaligus mengambil alih kepemilikan gedung ini dari PT Gedung Bank Exim.
Sejak Agustus 2023, Plaza Mandiri menerima sentuhan ramah lingkungan (dalam konteks enersi dan iklim) dengan pemasangan panel surya berkapasitas 110 kilowatt peak di atap bangunan. Selain itu, penerapan efisiensi enersi juga diterapkan pada pemakaian lampu, alat transportasi vertikal (hemat 10,8%) serta instalasi pendingin udara (hemat 20,8%). Hal tersebut yang membuat gedung ini meraih penghargaan ASEAN Energy Awards 2023 untuk kategori gedung efisien energi, subkategori hasil renovasi (retrofitted building).
Arsitektur dan struktur Plaza Mandiri: Satu dari sedikit gedung pencakar langit karya arsitek anak bangsa
Plaza Mandiri dirancang sepenuhnya oleh tim arsitek dari PT Desakota Infra pimpinan Dipl. Ing. Rivai Pulungan, menjadikannya satu dari sedikit gedung di kawasan segitiga emas era 1990an yang dirancang oleh arsitek dalam negeri. Gedung ini terbagi ke dua komponen, yaitu blok podium dan gedung menara (“tower”) berlantai 32 dan 2 basement, dengan luas lantai total mencapai 83.648 m2. Konsep dasar perancangan gedung ini cukup sederhana yaitu fungsional, konservatif, kokoh, efisien dan ramah lingkungan (dalam konteks arsitektur).
Blok podium terdiri dari 3 lantai, memiliki luas lantai kasar 16.500 meter persegi, lebih luas dari luas lantai kasar gedung eks-NHM/de Factorij, namun dirancang sedemikian rupa, agar diharapkan arsitek, masyarakat biasa akan mengingatnya dengan gedung lama de Factorij. Ini yang sering disebut oleh pihak arsitek mewakili konsep ramah dengan lingkungan (konteks arsitektur).
Ketika dibuka, blok podium digunakan seluruhnya untuk keperluan BankExim; kemungkinan diteruskan oleh suksesornya Bank Mandiri. Blok ini juga memiliki ruang serbaguna berkapasitas 400 orang serta dua ruangan galeri seni. Di bawah tanah baik blok podium dan menara, terdapat ruangan parkir untuk 1.200 kendaraan roda empat, ruang mekanikal, tempat istirahat supir, dan pujasera.
Untuk menara dengan tinggi 140 meter (pembulatan, aslinya 139,9 meter) dan memiliki luas lantai k/l 67.000 meter persegi, desain gaya pascamodern yang diusung bersifat fungsional dan kokoh. Tak banyak yang bisa dibahas dari menara ini selain fleksibilitas ruangan perkantoran dan penataan kabel melalui sistem lantai yang diangkat (raised floor), menjadikannya tanggap perkembangan teknologi. Gedung ini juga memanfaatkan fasilitas gedung pintar (Intelligent Building System/Sistem Bangunan Pintar, IBS/SBP) dan otomatisasi gedung (SOB/BAS) di masa Orde Baru. Selengkapnya bisa dibaca di artikel Grha BNI.
Fininshing menggunakan granit dan khusus menaranya, menggunakan panel unit, memperkuat imej konservatif dan kokoh Plaza Mandiri. Hal yang saat itu dianggap gebrakan adalah teknologi kulit bernafas, dimana dinding dan granit diberi celah udara dengan mengaitkan granit pada struktur baja, bukan ke tembok – dan panel unit yang dipasang secara pra-fabrikasi, sehingga memberikan ruangan bagi udara keluar dari tembok, sehingga secara teoritis bisa mencegah tembok granit dari masalah jamur yang membekap banyak bangunan di Indonesia.
Struktur utama Plaza Mandiri tidak memiliki perbedaan yang berarti dibanding gedung disekitarnya, yaitu tembok core kombinasi rangka dengan balok beton prategangan untuk tower dan rangka terbuka untuk podium. Pondasi menggunakan tiang pancang.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1990an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Plaza Exim |
Alamat | Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Rivai Pulungan (Desakota Infra) |
Pemborong | Waskita Karya (struktur dan finishing menara) Bangun Tjipta Sarana (finishing podium) |
Lama pembangunan | Agustus 1990 – pertengahan 1995 |
Dibuka | 31 Desember 1995 |
Diresmikan | 16 Februari 1996 |
Tinggi gedung (koleksi pribadi Mustafa Pamuntjak) | 139,9 meter |
Jumlah lantai (menara) | 32 lantai 2 basement |
Jumlah lantai (podium) | 3 lantai 2 basement |
Referensi
- Dwi Ratih (1995). “Karakter Solid nan Dinamis Gedung Kantor Pusat BankExim”. Majalah Konstruksi No. 216, Desember 1995, hal. 39-43
- Advertorial (1995). “Plaza Exim, Kantor Pusat Baru BankExim.” Majalah Infobank No. 191, November 1995, hal. 38-39
- Iklan ucapan selamat peresmian Plaza Exim. Majalah Infobank No. 195, Maret 1996, hal. 40
- Halaman resmi PT Gedung Bank Exim, diakses April 2019 (arsip)
- Aprillia Ika (2023). “Lakukan efisiensi energi, Plaza Mandiri pasang panel surya.” KOMPAScom, 28 Agustus 2023. Diakses 4 Desember 2023 (arsip)
Tinggalkan Balasan