Denpasar, ibukota dan kota terbesar di Provinsi Bali yang berpenduduk hampir 1 juta jiwa (data Badan Pusat Statistik). Sebuah kota yang sarat dengan budaya, dan merupakan salah satu motor pariwisata Bali, karena dekat dengan Kuta dan Jimbaran, dan tak hanya itu, Sanur sebagai salah satu tempat wisata top di Pulau Seribu Pura menjadi bagian dari kota Denpasar.
Sebenarnya Denpasar tidak kalah kayanya soal arsitektur, tetapi berbeda dengan daerah lain, karena batasan hukum spasial disini, maka Denpasar tidak memiliki gedung-gedung tinggi. Namun, di balik keterbatasan tersebut, SGPC menemukan bahwa sebenarnya bangunan yang tak signifikan tersebut menyimpan banyak kisah yang sayang bila dilewatkan, sehingga lahirlah proyek SPEED. SPEED bukan soal kecepatan mobil, melainkan upaya blog ini mendata sejarah pembangunan di kota Denpasar.
Berikut merupakan gedung-gedung yang SGPC telah temukan jalan sejarahnya berdasarkan berita-berita/artikel di koran maupun majalah. Jenis gedung di Denpasar yang banyak terdata dan dibahas oleh SGPC terdiri dari tiga jenis: kantor terutama kantor bank dan kantor pemerintah, hotel-hotel terutama jenis resort, serta pusat belanja dan ruko/rukan. Hotel-hotel terutama resort di Sanur SGPC akan tambahkan lain hari, karena jumlahnya cukup banyak. Beberapa gedung mimin SGPC angkut sebagai artikel tersendiri. Karena besarnya lingkup sejarah gedung-gedung di Denpasar akan sangat banyak dan beragam, akan dipecah ke beberapa bagian sesuai dengan jenis gedungnya, yang bagian ini adalah untuk pusat belanja, rukan/ruko dan pertokoan.
Perubahan pada artikel ini akan terjadi secara rutin mengingat mimin blog ini harus ke Denpasar demi menggali arsip. Jika SGPC menemukan salah satunya, akan ditambah lain hari.
Penelusuran kilat
1980an: Kebanggaan masyarakat daerah
Era 1970an-90an diwarnai dengan pembangunan sarana-sarana pertokoan yang relatif lebih layak dibanding sebelum Presiden Soeharto naik jabatan pada 1966, baik dari pemerintah melalui pembenahan pasar tradisional maupun lahirnya pasar-pasar modern yang menawarkan kenyamanan berbelanja di tempat yang bersih dan serba ada. Rata-rata, bagusnya, di masa Orde Baru sarana pertokoan yang dimaksud didanai oleh investor-investor lokal.
Era 1970an masih didominasi oleh pasar-pasar tradisional seperti Pasar Payuk alias Kumbasari. SGPC sudah membahasnya secara detil sebagai artikel terpisah. Pasar Sari Suci Jaya sejak Januari 2024 juga dibahas dalam bentuk artikel tersendiri.
1986-2022: Tiara Dewata Mayjen Sutoyo
Di tahun 1980an, muncul pusat-pusat belanja milik swasta di Denpasar. Yang terawal adalah Tiara Dewata di Jalan Mayjend Sutoyo. Dikelola oleh PT Karya Luhur Permai, pusat belanja ini mulai beroperasi di bekas Gelanggang Remaja Udayana alias Indra Loka alias Balai Prajurit yang sudah ada sekitar 1962 (mimin sempat lihat plakatnya, sayangnya sudah dibongkar).
Operasional pusat belanja ikonik ini dimulai sejak 25 Maret 1986 untuk keseluruhan pasar swalayan, dan 12 Juli 1986 untuk kolam renang dan rumah makan “Tirta Dewata.” Tiara Dewata menyediakan pakaian, alat tulis kantor, buku-buku, majalah, kebutuhan sehari-hari dan hasil-hasil bumi segar seperti halnya supermarket pada umumnya.
Menariknya, bagi pecinta pop culture, anda baru tahu kalau Warkop DKI – Dono, Kasino dan Indro, hadir di Tiara Dewata untuk meresmikan kolam tersebut. Namun, karena sesuatu dan lain hal, kolam renang tersebut akhirnya ditutup sejak 2017. Tiara Dewata juga menjadi pusat belanja era 1980an di Bali yang paling terakhir tutup, setelah kontrak penggunaan lahan dengan Komando Daerah Militer IX/Udayana habis.
Relokasi ke cabang-cabang Tiara Dewata lainnya dilaksanakan sejak Juli 2022 ke cabang-cabang Tiara lainnya, sehingga nama Tiara Dewata tetap eksis.
M’A dan Libbi
Selain Tiara Dewata, tercatat ada beberapa pusat belanja lain yang muncul di kota ini, yaitu Gelael Dewata, Libbi Plaza (November 1987) dan M’A (Desember 1987).
Gelael Dewata pertama dibuka pada 10 September 1987 di Sanur, sebelum outlet keduanya di Kuta bersama dengan gerai KFC. Sayangnya, supermarket Gelael di Sanur tutup, sementara KFC pindah ke rukan Wayang, dan bekas gedungnya kini direnovasi menjadi Grand Lucky Supermarket.
Libi juga awalnya adalah sebuah supermarket dan department store kala dibuka pada 27 November 1987, yang merupakan kependekan dari “Lissa Busana Indah.” Sejak tahun 1992 supermarketnya beralih menjadi Hero dan selanjutnya Giant, dan juga ditempati oleh toko buku Toko Gunung Agung. Ya, itu dulu. Sejak 2017 sebagian dari Libbi Plaza sudah dibongkar dan hanya menyisakan sebuah restoran Italia dan karaoke Happy Puppy.
M’A Department Store yang beroperasi sejak 11 Desember 1987 dan merupakan salah satu department store (toko busana skala besar) terawal di Bali. Sayang seribu sayang, M’A sudah mati, bahkan lebih awal, kemungkinan karena krisis moneter 1998 dan gedungnya sudah menjadi bangkai.
New Dewata Ayu/Mal Denpasar
Dahulu, sebelum kata “new” disematkan, sebuah supermarket berdiri di pojok utara, seberang Duta Plaza sekarang, adalah supermarket Dewata Ayu yang dibuka pada 13 Desember 1989 oleh Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Supermarket tersebut memiliki 3 lantai dengan luas 1.500 m2 yang dimanfaatkan sepenuhnya untuk Dewata Ayu.
Namun supermarket tersebut telah direnovasi sehingga kini menyematkan nama “New Dewata Ayu”, ditempati oleh department store dan supermarket kaliber nasional Ramayana, Robinson dan McDonald’s, entah kapan dibukanya. NDA kini sudah tutup penuh sejak tenant terakhirnya, McDonald’s, menghentikan operasionalnya sejak Mei 2023.
Rukan-rukan era delapan puluhan
Bangunan model ruko/rukan sebenarnya sudah ada di kota-kota lain di Indonesia pada dasawarsa ini, termasuk di Denpasar. Di kota ini, ada beberapa ruko yang sama-sama dibangun dan diselesaikan di pertengahan 1980an, yaitu Duta Permai, Kertha Wijaya dan Batan Moning Mas.
Rukan Duta Permai (1986) dan Duta Plaza (1991)
Duta Permai adalah rukan berlantai tiga yang dikembangkan oleh Duta Anggada di tahun-tahun awalnya sebagai bagian dari Grup Gunung Sewu. Gaya arsitekturnya modern, dengan polesan kaca riben dan bata merah khas Bali. Pembangunannya yang hanya terdiri dari sekitar 34 deret (tahap I) sudah selesai sejak Maret 1986.
Tambahan kedua sekaligus terbaru adalah Duta Plaza. Ia adalah pusat belanja berlantai tiga dan satu basement dengan luas lantai total 10.800 m2 atau 2.700 m2 per lantai menurut pemberitaan Bali Post (9/1/1991). Mall ini dikenal karena menyediakan parkir di lantai 3.
Mall ini sudah dibuka sejak sekitar 28 Maret 1991 menurut catatan Matahari Department Store per 2001, dimana hampir sepenuhnya ditempati oleh Matahari sendiri, toko buku Gramedia (sejak 27 Oktober 1992) dan Mr. DIY. Sebelumnya mall ini ditempati oleh Kentucky Fried Chicken.
Pertokoan Kertha Wijaya (1986) dan ex-Tragia (1992)
Setahun kemudian adalah Kertha Wijaya. Diresmikan oleh Gubernur Bali Prof. Dr. Ida Bagus Mantra pada 24 Desember 1986, kumpulan rukan ini memiliki dua blok dan puluhan unit, yang disewakan kepada banyak orang.
Sementara supermarket Kertha Wijaya milik Grup Kresna Karya mulai beroperasi enam tahun kemudian pada 4 Juni 1992 setelah direncanakan sejak 1991. Di masa kemunculannya, supermarket berlantai 4 tersebut mengalokasikan lantai 1 untuk kebutuhan sehari-hari, lantai 2 department store/pakaian, lantai 3 sebagai toko buku dan kerajinan tangan dan lantai 4 food court dan arena bermain.
Supermarket Kertha Wijaya kemudian bersalin baju menjadi Tragia sejak 16 Februari 1996. Sayangnya supermarket tersebut tutup sekitar 2004an lalu.
1990an: Kemunculan ritel nasional
Supermarket dan Department Store era 1990an di Denpasar
Dasawarsa 1990an, Denpasar sebagai ibukota pulau Dewata dan juga pusat perputaran ekonomi yang besar juga memancing banyak perusahaan ritel nasional untuk masuk ke kota ini untuk memperluas jejak mereka, atau pengusaha lokal membuka supermarket mereka sendiri, atau yang sudah ada, memperluas jejaknya. Maka, tidak heran nama seperti Matahari Department Store, atau Ramayana dan Alfa Gudang Rabat buka cabang disini.
Semisal Alfa Gudang Rabat yang memulai sepak terjangnya di Denpasar dengan membuka gerai di Jalan Diponegoro No. 183 pada 18 Februari 1991. Ritel milik Grup HM Sampoerna tersebut selanjutnya memperluas operasionalnya ke Jalan Imam Bonjol No. 440 empat tahun kemudian, tepatnya saat diresmikan oleh Gubernur Bali Ida Bagus Oka pada tanggal 18 Desember 1995, di sebuah gedung berlantai 3 dengan luas lantai 6.000 m2.
Pasca Alfa Gudang Rabat dicaplok Carrefour pada 2007, nasib kedua supermarket ini terbelah, yang di Diponegoro tutup, sementara Alfa Imam Bonjol bertransformasi menjadi Carrefour dan Groserindo sebelum digusur untuk pembangunan Trans Studio Bali (selanjutnya di bagian berikutnya). Setelah 15 tahun dibiarkan terbengkalai dan sempat dijadikan tempat parkir, bekas Alfa di Jalan Diponegoro berubah nasib.
Sejak April 2022, Tiara Dewata menyulap gedung ini menjadi Freshindo cabang Sanglah, namun empat bulan kemudian (Juli 2022) berubah menjadi Tiara Dewata setelah supermarket induknya di Jalan Mayjen Sutoyo ditutup (baca di bagian sebelumnya). Tetapi di akhir tahun 2022, nama Freshindo kembali digunakan untuk supermarket di Jalan Diponegoro.
17 Desember 1994, di Jalan Gunung Agung No. 30-32 berdiri sebuah supermarket berlantai tiga bernama Siwa. Sayangnya, blog ini tidak punya informasi cukup dari Supermarket Siwa selain dari iklan ulang tahunnya di koran Bali Post. Sempat selanjutnya menjadi Alfa Gudang Rabat dan selanjutnya Carrefour dan kantor Telkomsel, gedung eks-Supermarket Siwa saat ini kosong.
Tahun 1995 adalah tahunnya Tiara Dewata. Di tahun tersebut, jaringan supermarket tersebut membuka Tiara Grosir di Jalan HOS Cokroaminoto No. 16 pada 3 Agustus 1995 dan Tiara Monang Maning pada tanggal 12 November 1995. Tiara Grosir tutup sejak Mei 2014 karena kalah dalam sengketa hukum dengan Pemkot Denpasar. Eks-Tiara Grosir pun dialihfungsikan sebagai pasar tradisional, awalnya untuk menampung relokasi eks Pasar Badung yang terbakar, dan sejak Januari 2022, pedagang eks Terminal Wangaya.
Banjir rukan di Denpasar tahun 1990an
Sementara dari sektor rukan, sepertinya terlihat gencar. Sejak 1990, telah berdiri sebuah proyek yang bernama “Batan Moning Mas”, disusul dengan adanya rukan Genteng Biru pada awal 1991 dan Diponegoro Megah setahun kemudian.
Tercatat oleh SGPC juga adalah Sentral Kembang Jepun di Jalan R.A. Kartini No. 83 berdiri pada awal 1996 dengan sekitar 13 unit rukan, disusul dengan rukan yang terbesar dan termegah yaitu Grand Sudirman yang berlokasi di selatan Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman.
Rukan Batan Moning Mas (1990)
Batan Moning Mas adalah proyek pertokoan yang berdiri di Jalan Wahidin No. 1 Denpasar Barat, dekat dengan persimpangan ke kota tua Jalan Gajah Mada Denpasar. Pertokoan yang direncanakan melalui kepanitiaan itu berlantai dua itu memiliki 11 unit pertokoan dengan luas lantai total 615,30 m2, ditempati oleh pengusaha secara sendiri-sendiri – lapor Bali Post pada 24 Februari 1990.
Pertokoan tersebut diresmikan oleh Bupati Badung Pande Made Latra pada 21 Februari 1990, setelah menjalani konstruksi senilai Rp. 150 juta (1989, setara Rp. 2 milyar nilai 2024). Di samping rukan terdapat sebuah monumen peringatan puputan.
Genteng Biru (1991)
Kompleks Genteng Biru, atau yang dahulu merupakan pabrik minyak goreng IDT (Indonesia Timur). Pertokoan yang dikenal dengan warna gentengnya yang khas ini menyediakan 66 unit dan diperkenalkan ke media pada awal Januari 1991. Proyek ini juga menyediakan jalan tembus Jalan Diponegoro dengan Jalan Pulau Seram.
Tidak ada catatan kapan rampung; tetapi lowongan pekerjaan pada pertengahan Juni 1991 mengindikasikan bahwa kompleks Genteng Biru sudah menyelesaikan pembangunannya. Sepanjang sejarah, diketahui sejak eksistensi Level 21, kawasan ini menjadi lebih ramai dari biasanya.
Diponegoro Megah (1993)
Kedua dibangun di selatan Kertha Wijaya rukan bernama Dipenogoro Megah, yang berdiri di bekas Lapangan Pekambingan. Kompleks tersebut berlantai 3 dengan tiga blok dan 66 unit rukan yang mulai dibangun pada tahun 1992 hingga rampung awal 1993. Kompleks ini diresmikan oleh Walikota Denpasar Drs. Made Suwendha pada tanggal 18 Juni 1993.
Grand Sudirman (1995)
Nah, Grand Sudirman, sebuah proyek superblok berskala besar yang dibangun kelompok Ongko dengan jumlah unit mencapai 144 unit dan sebuah kantor bank Bank Umum Nasional. Proyek ini ada informasi arsitekturnya: ia dirancang oleh Development Design Group dari Baltimore, AS dan strukturnya oleh tim pengembang. Ya, ngapain pakai perancang asing rancang ruko, boros.
Memang ada keunikan dari rukan ini, yaitu pemakaian jembatan di lantai dua sebagai akses antar blok, awalnya agar di lantai dua pemilik rukan bisa buka dua jenis usaha sekaligus atau disewakan salah satunya tanpa mengganggu operasional salah satu unit rukan pemiliknya.
Namun, ide bagus ini sepertinya tidak dipahami masyarakat, karena kebanyakan rukan yang buka ada di lantai 1. Proyek ini dimulai pembangunannya oleh Walikota Denpasar Drs. Made Suwendha pada 28 April 1995 dan dijadwalkan berlangsung pembangunannya dari Mei 1995 hingga Desember 1995 – alias enam bulan. Entah kapan sebenarnya rukan ini jadi.
Sekitar 1996-97 pihak pengembang merencanakan pembangunan tambahan unit rukan dan mall berkapasitas 50-60 kios, namun mangkrak di tahap pondasi, tidak diketahui kapan terhenti, sehingga tergenang air dan kini menjadi tempat pancingan ikan.
Dealer mobil di Denpasar pada 1990an
Di bagian ritel lainnya, industri otomotif juga berangsur membuka dealer-dealernya di Bali. Pada 18 November 1992 divisi otomotif Astra yang menaungi Daihatsu, Fiat, Nissan, Peugeot, Renault dan BMW memindahkan operasinya dari Jalan Setiabudi ke Bypass Ngurah Rai No. 17, yaitu sebuah gedung baru dengan fungsi banyak, dari kantor operasional, dealer mobil sampai bengkel. Astra mengucurkan biaya 500 juta rupiah (1994, setara Rp. 5,4 milyar nilai 2023) untuk membangun kantor mereka.
Namun, dalam sejarahnya, beberapa merk lepas dari pengelolaan Astra, menyisakan hanya Daihatsu dan bahkan sejak 2000an akhir, dealer Daihatsu pindah ke lokasi lain di Jalan Bypass Ngurah Rai, sementara lokasi di Bypass Ngurah Rai No. 17 beralih fungsi menjadi taman bermain Peek-a-boo hingga tutup permanen akibat pandemi COVID-19 di tahun 2020-21.
Setahun kemudian, pada 28 Agustus 1993, Indomobil meresmikan operasional dealer mobil Suzuki PT United Indobali Trada di Jalan Imam Bonjol 417. Ketika dibuka, dealer ini memiliki tampilan tradisional ala rumah-rumah adat Jawa, namun kini menjadi biasa-biasa saja khas dealer mobil Suzuki.
2000-2010an: Mal lifestyle menjadi gaya hidup
Pasca krisis moneter, praktis tidak ada mall yang dibangun di Kota Denpasar. Malahan, kota ini agak terlambat dalam adaptasi perubahan tren pusat belanja di Indonesia, semisal hadirnya mall berkonsep “hangout” alias gaya hidup. Sementara itu, mal-mal eksisting semacam Tiara Dewata dan Carrefour seakan semakin mencengkram kukunya di Kota Dewata. Baru di pertengahan 2010an, pasca-sukses Beachwalk (SGPC bahas ini di tulisan terpisah mengenai Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua di lain waktu), mall-mall model gaya hidup baru terlihat di Bali. Dua mall tersebut adalah Trans Studio Bali dan Level 21.
Pertama adalah Level 21, yang dulu adalah Denpasar Junction yang mati suri sejak muncul di sekitar 2009-an. Mall yang dibuka pada bulan November 2016 ini memiliki empat lantai yang seluruhnya diisi oleh tenant-tenant berskala besar semacam Foodmart Primo milik Matahari, Toko Buku Gramedia, bioskop lima layar XXI dan sasana kebugaran Celebrity Fitness. Mall ini, saat dibuka, memiliki fasilitas makan di luar dan juga food court.
Yang kedua, dari dekat Sunset Road dan berdiri di atas bekas Alfa Gudang Rabat di Jalan Imam Bonjol No. 440 adalah Trans Studio Bali, sebuah mall yang memadukan taman bermain canggih buatan Amerika dengan pusat belanja gaya hidup. Mal milik Grup Transcorp tersebut mulai konstruksi per Januari 2018 dan selesai di tahun 2019 dan membuka operasionalnya mulai 29 Maret 2019 untuk Trans Studio Mall, dan 12 Desember 2019 untuk wahana bermainnya.
Agaknya mall baru tak banyak memiliki tenant yang bisa dikatakan besar, dimana per Oktober 2022 tenant utama dari mal ini berupa Transmart (ex Carrefour), H&M dan bioskop XXI.
Sementara rukan/ruko mimin blog tidak sampaikan karena penyebarannya yang semakin kecil dan tak lagi terkonsentrasi, tidak seperti pada tahun 1980an/90an.
Referensi
- Iklan Tirta Dewata di Bali Post pada tanggal 12 dan 15 Juli 1986
- Iklan Tiara Dewata di Bali Post pada tanggal 25 Maret 1986, hal. 12
- Arsip halaman resmi Tiara Dewata, diarsip 25 Januari 2014
- Ni Made Lastri Karsiani Putri (2022). “Perpindahan Tiara Dewata Capai 60 Persen.” Detikcom, 22 Juli 2022, diakses 28 Oktober 2022 (arsip)
- Ni Made Lastri Karsiani Putri (2022). “Manajemen Tiara Dewata Tepis Isu Tutup Permanen: Hanya Pindah Lokasi.” Detikcom, 16 Juli 2022, diakses 28 Oktober 2022 (arsip)
- Iklan M’A Department Store di Bali Post 11 Desember 1995
- “Hero Supermarket Tidak Mengabaikan Masyarakat Kecil.” Bali Post, 5 Oktober 1992, hal. 13
- “Karyawan Dewata Ayu Diberi Pesangon.” Bali Post, 10 Oktober 1992, hal. 1
- Iklan Gramedia Duta Plaza di Bali Post 27 Oktober 1992 hal. 14
- Iklan Duta Permai di Bali Post, 25 Maret dan 13 Mei 1986
- Iklan Pacific Video Centre & Toko Busana “Pacific” di Bali Post, 9 Mei 1987
- “Diresmikan, “Alfa Multi Retail” Tanpa Iming-Iming Hadiah Berlebihan.” Bali Post, 28 Februari 1991, hal. 7
- Iklan Alfa Multi Retail di Bali Post, 20 dan 27 Februari 1991 (Diponegoro)
- “Alfa Jalin Kemitraan Dengan Koperasi dan Pengusaha Kecil.” Bali Post, 19 Desember 1995
- Iklan Alfa Toko Gudang Rabat di Bali Post, 18 Desember 1995
- Iklan HUT ke-1 Siwa Supermarket di Bali Post, 17 Desember 1995
- Halaman resmi Alfa Gudang Rabat, diarsip 12 November 2007
- Iklan Diponegoro Megah di Bali Post, 19 Oktober 1991 dan 19 Agustus 1993
- IU (1995). “Ruko Terpadu di Denpasar.” Majalah Properti Indonesia No. 14, Maret 1995. Halaman 20-21
- Saptiwi Djati Retnowati (1995). “Grand Sudirman Bali.” Majalah Konstruksi No. 204, April 1995, hal. 65
- Iklan peletakan batu pertama Grand Sudirman di Bali Post, 29 April 1995
- “Bangunan Fisik Pertokoan Harus Perhatikan Keteraturan Bangunan.” Bali Post, 29 April 1995
- “Carrefour Akuisisi Alfa Supermarket.” Liputan 6 SCTV, 23 Desember 2007. Diakses 29 Oktober 2022 (arsip)
- Post facebook Freshindo, 20 April 2022. Diakses 28 Oktober 2022 (arsip)
- “Duh, Izin Belum Jelas, Trans Studio Mulai Digarap.” Radar Bali, 30 Januari 2018. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Aditya Mardiastuti (2019). “Trans Studio Mall Bali Resmi Dibuka, Pengunjung Antusias.” Detikcom, 29 Maret 2019. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Utik (2019). “4 Fakta Menarik Trans Studio Mall Bali Yang Wajib Diketahui.” Nusa Bali, 31 Maret 2019. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- “Trans Studio Mall Awali Pembukaan Trans Studio Theme Park di Bali.” LokaBali, 29 Maret 2019. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- “Taman Hiburan Trans Studio Bali Resmi Dibuka.” CNN Indonesia, 12 Desember 2019. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- “Level 21 Mall Hadirkan Lifestyle Center Terbaru di Jantung Kota Denpasar.” Metro Bali, 12 November 2016. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Halaman resmi Level 21 Mall, diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Halaman resmi Trans Studio Mall Bali, diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Iklan KFC dan Gelael Dewata Sanur di Bali Post, 10 September 1987
- “Kompleks “Suci Sari Jaya” Diresmikan Hari Ini.” Bali Post, 24 Agustus 1988
- “Diresmikan Gubernur, “Suci Sari Jaya” di jantung kota Denpasar.” Nusa Tenggara, 25 Agustus 1988
- “Pertokoan Pasar Suci Sari Jaya Banyak yang Tutup“. Nusa Bali, 14 Januari 2018. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- I Putu Supartika (2019). “Kompleks Pertokoan Suci Sari Jaya Kini Dikelola PD Pasar Kota Denpasar.” Tribun Bali, 5 Juni 2019. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- “Grand Opening GrandLucky Sanur.” Halaman resmi PT Mandiri Agangta Sejahtera, diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Asmara Putera (2022). “Pasar Cokroaminoto Masih Cukup Tampung Pedagang Terminal Wangaya.” Bali Post, 6 Januari 2022. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Imam Suryanto (2014). “Eksekusi Tiara Grosir Berlangsung Damai.” Tribun Bali, 26 Mei 2014. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- “Pasar Badung Baru di eks Tiara Grosir.” Pemkot Denpasar, 16 Mei 2016. Diakses 30 Oktober 2022 (arsip)
- Iklan PT United Indobali Trada di Bali Post, 28 Agustus 1993
- “Pengadaan Mobil Murah Perlu “Political Will.” Bali Post, 31 Agustus 1993
- Iklan Sentral Kembang Jepun. Bali Post, 13 Desember 1995
- “PT Astra Internasional MVD Tempati Gedung Baru di Sanur.” Bali Post, 19 November 1992
- Advertorial (1988). “Satu tahun Libi berkiprah.” Bali Post, 27 November 1988, hal. 12
- “Pusat perbelanjaan Dewata Ayu diresmikan Gubernur Bali.” Bali Post, 14 Desember 1989, hal. 6
- “Bye Bye Robinson! McDonald’s Legendaris New Dewata Ayu Resmi Pamitan.” NusaBali, 5 Juni 2023, diakses 7 Maret 2024 (arsip)
- “Diresmikan Kompleks Pertokoan “Batan Moning Emas.” Bali Post, 24 Februari 1990, hal. 2
- “Di Denpasar, minimal tiga pusat perbelanjaan beroperasi tahun ini.” Bali Post, 9 Januari 1991, hal. 7
- Iklan Kertha Wijaya Plaza. Bali Post, 4 Juni 1992, hal. 9
- “Plaza Kertha Wijaya, alternatif perbelanjaan baru bagi masyarakat Bali.” Bali Post, 8 Agustus 1992, hal. 13
- Iklan penyewaan ruko di Batan Moning Emas. Bali Post, 26 Februari 1990, hal. 9
- Iklan lowongan pekerjaan usaha salon di Kompleks IBT. Bali Post, 19 Juni 1991, hal. 14
- Daftar gerai Matahari per 31 Desember 2001, diarsip 3 September 2004
- “Investor di Lapangan Pekambingan merasa membangun sesuai kesepakatan.” Bali Post, 8 Januari 1993, hal. 1 dan 11
- “Walikota Resmikan Kompleks Pertokoan Denpasar Megah.” Bali Post, 19 Juni 1993, hal. 13
Tinggalkan Balasan