Google Translation avaliable here. Use at your own risk; some translation may be incorrect or misleading:

Dalam rangka memperkaya khazanah sejarah gedung-gedung di Kota Gudeg yang menurut blog ini masih dipenjara oleh syarat harus dibangun di era kolonial atau era Soekarno alias “bernilai sejarah”, Setiap Gedung Punya Cerita memperkenalkan artikel khusus untuk Jalan Jenderal Sudirman. Ya, jangan salah kira, karena ini juga Jalan Jenderal Sudirman yang sarat gedung tinggi dan kantor bisnis walau dengan skala yang lebih mini dari nama jalan yang sama di Jakarta. Inilah kawasan keuangan di kota yang terkenal sebagai pusat budaya Pulau Jawa.

Tidak diketahui pasti jalan ini dulunya diberi nama apa (fanatik bangunan antik biasanya suka yang berbau Belanda dan bakal tahu soal ini……), tetapi jalan sepanjang 1,3 kilometer ini bisa dibilang salah satu pusat perdagagan di Yogyakarta yang sayangnya kurang begitu menggema dibanding lintang Jalan Pangeran Mangkubumi atau Jalan Malioboro yang sekaligus menjadi urat nadinya pariwisata Kota Pelajar.

Artikel ini juga berfungsi sebagai penampung “tulisan pendek” untuk setiap bangunan di Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta. Bilamana SGPC tidak menyebut sejarah dari gedung tersebut, itu artinya blog ini belum menadpat datanya.


Iklan

Sisi barat banyak Bank Mandiri-nya

Sisi barat, memanjang dari Tugu Nol Kilometer hingga Kali Code, didominasi kantor-kantor pendahulu Bank Mandiri. Namun, itu tidak berarti mutlak didominasi oleh BUMN perbankan beromzet ribuan triliun rupiah itu. Ada beberapa hotel-hotel top semacam Phoenix Hotel dan Santika Premiere, kantor Otoritas Jasa Keuangan dan asuransi Bumiputera, toko-toko bergaya indisch yang menjadi semacam mimpi basah para fanatik bangunan antik, dan bahkan rumah makan.

Tak semua gedung di ruas ini SGPC bahas karena blog ini tidak mendapatkan semua datanya. Seperti yang dibahas di alinea awal, ada keterbatasan waktu, sedang dalam penelusuran mimin SGPC, Kedaulatan Rakyat (XR) antara enggan membahas proyek swasta atau hanya mencari berita yang nilai sospolnya nendang sehingga ceruk berita bisnis-properti semacam yang dibahas oleh blog ini didominasi oleh BERNAS.

Di timur Tugu Nol Kilometer, nomor 2 sampai 16, anda akan menjumpai toko-toko kecil bergaya “indisch”, diisi oleh ragam usaha dari toko pancing hingga dealer mesin jarit Singer dan Circle K. Dibangunnya kapan, blog ini tidak tahu. Mungkin pecinta bangunan antik yang biasanya paling tahu. Disebelahnya (No. 18) adalah gedung yang mungkin adalah Phonix, rumah dan sebelahnya lagi adalah eks Bank Harapan Sentosa yang mangkrak sejak BHS dibubarkan pemerintah saat krisis moneter 1997.

Gedung Bumiputera Yogyakarta
Kantor AJB Bumiputera ini menarik buat dikuliti. Foto oleh mimin SGPC

Gedung-gedung yang terlihat tinggi dan menonjol di sisi ini adalah kantor semua. Yang kelihatan paling tua dan senior adalah kantor asuransi Bumiputera, disusul oleh dua kantor Bank Mandiri di Kav. 32-36 (ex Bank Exim) dan No. 67 (ex Bank Dagang Negara) yang menghimpiti kantor Bumiputera, dan yang ter-gress adalah kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di No. 32. Berhimpitan diantara kantor OJK dan Bank Mandiri ex BDN adalah TKK dan SD BOPKRI Gondolayu (No. 24) yang sudah ada sejak 1908, awalnya sebagai sebuah sekolah untuk kulit putih Belanda.

Sisi utara alias arah Solo juga masih kantor modern seperti kantor Bank CIMB Niaga (ex-Bank Niaga, No. 13), Badan Kepegawaian Daerah D.I. Yogyakarta (No. 5), Bank Mandiri (ex-Bank Bumi Daya, No. 7). Selain gedung eks-BBD, seluruh gedung yang dimaksud tidak memiliki catatan jelas yang dipegang oleh blog SGPC. Malahan semua hotel yang berdiri di sisi utara ini yaitu Hotel Phoenix dan Hotel Santika Premiere Yogyakarta, ada datanya dan keduanya punya artikel terpisah.

Bank Dagang Negara/Bank Mandiri, No. 63 (1993)

Bank Mandiri Sudirman Yogyakarta II
Bekas Bank Dagang Negara, tapi enggak terlalu cokelat warnanya. Foto oleh mimin SGPC

Mari kita bahas kantor BDN dulu. Gedung berlantai empat ini mulai dibangun oleh kontraktor milik negara PT Pembangunan Perumahan awal tahun 1993 hingga Agustus 1993. Bank Dagang Negara dan suksesornya, Bank Mandiri, menempati gedung ini sejak tanggl 16 Agustus 1993, menggantikan bekas rumah Menkeu era Orde Baru, Radius Prawiro, di Jalan Jenderal Sudirman No. 67 (sekarang Gereja Baptis Indonesia “Anugerah”).

Gedung Otoritas Jasa Keuangan, No. 32 (2020)

OJK DIY
Gedung OJK. Besar dan panjang. Foto oleh mimin SGPC

Gedung Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah gedung baru berlantai tujuh dengan dua ruangan bawah tanah yang menempati petak nomor 32, di lahan seluas 2.200 m2 yang sebelumnya adalah bekas kantor Indosat yang tanahnya dibeli pemerintah.

Kantor baru ini, yang desainnya seperti menyatukan gaya modern abad 20 pertengahan dan modern akhir, dibangun oleh PT Adhi Karya dari peletakan batu pertama pada 22 Juni 2019 hingga selesai dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merangkap Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 24 Agustus 2020 – alias tidak terpengaruh masalah pandemi COVID-19. Ia dibangun sebagai pengganti sebuah kantor sewaan di Jalan Timoho.

Gedung Mandiri Graha Tugu, No. 7 (1984)

Bank Mandiri Sudirman Yogyakarta III - 1
Foto oleh mimin SGPC

Bank Mandiri di sisi utara Jalan Sudirman ini adalah satu-satunya Bank Mandiri yang berdiri di ruas utara. Gedung Mandiri Graha Tugu awalnya merupakan kantor cabang Bank Bumi Daya untuk seluruh Yogyakarta sejak 1971; gedung yang ada sekarang adalah gedung yang dibangun dan digunakan sejak 1984.

Informasi gedung berlantai tiga ini agak minim – tidak diketahui arsitek dan kontraktornya; ia diresmikan oleh Gubernur D.I.Y. merangkap Sultan Yogyakarta Hamengkubuwono IX bersama dengan Menteri Keuangan Radius Prawiro pada 17 November 1984. Biaya konstruksinya nyaris mencapai semilyar rupiah nilai 1984 saat itu, yaitu Rp. 977 juta (setara Rp. 18,7 milyar nilai 2023). Luas lantai gedungnya secara kasar disebut mencapai 2.622 m2, awalnya lantai 1 untuk ruangan pelayanan bank (banking hall), 2 untuk Tabanas dan ekspor/impor dan lantai 3 untuk administrasi.

Gedung ini masih digunakan dalam kapasitas sebagai pusat call centre Bank Mandiri sejak 4 September 2015.


Iklan

Sisi tengah lebih banyak kantor (bank) yang berdiri

Iya, anda benar. Jalan Sudirman ruas Kali Code-Perempatan Gramedia, cukup banyak ditemukan gedung-gedung yang bisa dikatakan tinggi dan menonjol, alias di atas 3 lantai. Namun, lagi-lagi SGPC tak banyak mengumpulkan data mengenai gedung-gedung tersebut. Di bagian selatan, cukup banyak kantor bank dan restoran yang berkumpul seperti Bank Syariah Indonesia (ex Mandiri Syariah dan Bank Universal 1995-2002, No. 42), Bank Mega (No. 46), restoran Richeese Factory (48), Maybank (48C), Holland Bakery (48C), Gedung CIMB Niaga (50), Tribun Jogja (52) dan toko buku Gramedia (54-56).

Semetara di utara sisi ini juga banyak ditemukan gedung-gedung berlantai banyak yang disandingkan dengan gedung era kolonial Belanda semacam rumah Radius Prawiro yang sekarang Gereja Baptis Indonesia “Anugerah” (67) dan Pizza Hut (65). Gedung modern yang ada di sisi utara, ruas Kali Code-Perempatan Gramedia Jalan Sudirman terdiri dari Wisma Hartono (59), Asuransi Jasindo (61), Hotel Sapta Gria (63), Hotel Swiss-Belboutique (69) dan kantor Bank Tabungan Negara (71). Wisma Hartono dan Hotel Swiss-Belboutique mimin bahas sebagai artikel terpisah.

Walau tidak berada di Jalan Sudirman, SGPC menyertakan kantor BRI Kanwil Yogyakarta dan kampus Universitas Islam Indonesia, keduanya di Jalan Cik Ditiro karena ada sumbangsih kepada Jalan Sudirman sebagai pusat bisnis Yogyakarta.

Gedung Bank BRI Kantor Wilayah Yogyakarta, Jalan Teuku Cik Ditiro No. 3

BRI Kanwil Yogyakarta
Foto oleh mimin SGPC

Gedung berlantai enam ini memang agak misterius sejarahnya, karena SGPC belum 100 persen menemukan catatan jalan sejarah gedung ini di koran-koran. Pada bulan April 1995, harian BERNAS mencatat bahwa kantor BRI cabang Teuku Cik Ditiro No. 3 pindah ke Jalan Jenderal Sudirman No. 75 (Museum Dharma Wiratama) selama dua tahun dan membongkar gedung lama mereka, dalam rangka pembangunan gedung barunya yang lebih luas, berlantai enam.

Bila sesuai rencana, pembangunannya dimulai bulan Mei 1995 hingga November 1996 dan bisa ditempati lagi pada bulan Mei 1997.


Iklan

Gedung Bank Syariah Indonesia, No. 42

Gedung Bank Syariah Indonesia Yogyakarta
Foto oleh mimin SGPC

Kantor wilayah Bank Syariah Indonesia atau dahulunya adalah kantor Bank Mandiri Syariah ini berdiri di lahan yang dulunya Bank Universal yang berkantor di alamat yang sama dari 24 Juli 1995 hingga dilebur ke Permata Bank sekitar tahun 2002 sementara gedung yang lama sudah digusur.

Gedung BSI sekarang ini adalah aset milik bank sendiri, alias tidak lagi menyewa. Ia dibangun dari sekitar November 2016 (melalui upacara pemancangan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X) hingga selesai setahun berikutnya. Ia berlantai empat, satu besmen untuk parkir mobil dan motor, memiliki luas lantai 3.570 m2.

Gedung CIMB Niaga, No. 50

Gedung CIMB Niaga Yogyakarta
Ya, bentuk meru a la KBRI KL/Kantor Gubernur Jateng. Foto oleh mimin SGPC

Gedung berbentuk meru a la KBRI Kuala Lumpur atau Kantor Gubernur Jawa Tengah ini awalnya kurang terekspos sejarahnya. Berdasarkan pemberitaan BERNAS yang dibongkar SGPC, gedung ini sudah berumur 30 tahun lebih, diresmikan oleh Paku Alam VIII dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DIY pada tanggal 21 Maret 1991. Gedung berlantai lima ini menyediakan ruang perkantoran seluas 2.450 m2, sedikit sempit dibanding lawannya yaitu Wisma Hartono yang muncul 4 tahun berikutnya.

Saat masih bernama Gedung Lippobank, gedung yang dibangun oleh kontraktor Surya Bangun Persada Indah ini juga ditawarkan kepada khalayak banyak. Namun, saat ini gedung tersebut digunakan sepenuhnya oleh CIMB Niaga.

Toko Buku Gramedia, No. 54-56

Gramedia Yogyakarta
Neoklasik picisan. Foto oleh mimin SGPC

Gramedia adalah toko buku besar yang dikelola dan dimiliki oleh kelompok media KOMPAS Gramedia, membuka banyak gerainya di seluruh Indonesia sejak berdiri pada tahun 1970. Salah satunya berlokasi di pojok Jalan Sudirman dengan Jalan Suroto. Tidak diketahui pasti sejak kapan TB Gramedia menggelar kegiatan perdagangannya dari jalan ini, tetapi gedung yang berdiri sekarang sudah mulai digunakan sejak September 1992 sebagai perluasan gedung lama.

Gedung tersebut awalnya memiliki 3 lantai dan 1 basement dengan luas lantai bersih 1.400 m2, menyediakan tak hanya buku melainkan juga alat tulis dan kantor dan barang hobi. Sejak direnovasi pada tahun 2020, TB Gramedia sudah memiliki 4 lantai, alias luas lantainya lebih besar dari 1.400 m2. Menariknya, SGPC menerima kabar dari salah satu pembaca tetap blog ini bahwa Gramedia awalnya ingin membangun toko buku berlantai 7 sebelum Rencana Induk Kota 1986 membuyarkan rencana tersebut.


Iklan

Sisi timur adalah Rumah Sakit Bethesda

Sayangnya, sektor ini, meliputi Perempatan Gramedia hingga perempatan RS Bethesda/Galleria sebenarnya tak banyak punya bangunan. Dari catatan SGPC, di luar RS Bethesda, hanya ada sebelas bangunan di bagian timur ini. Yang tertinggi dan menonjol adalah kantor Bank Central Asia (49-51) dan Hotel Kimaya eks Novotel (89); sementara Mall Galleria (99-101) merupakan pusat belanja modern kedua di Kota Gudeg.

Gedung lainnya adalah bangunan era Belanda macam Museum Dharma Wiratama (75), rumah dokter praktik dan SMA BOPKRI 2, atau yang biasa-biasa saja seperti gedung Honda Safety Riding Centre. Baik Hotel Kimaya dan Mall Galleria SGPC akan bahas sebagai artikel tersendiri. Di sisi selatan atau arah Tugu, hanya kantor Partai Golkar (58), eks GraPARI Telkomsel (60, kemungkinan eks Bank Umum Nasional (BUN)) dan Bank UOB (62) yang berdiri, karena di sisi ini RS Bethesda (70) menempati hampir keseluruhan lahan yang ada. Sehingga, tak seperti dua bagian sebelumnya, tulisan mimin untuk sisi ini pendek.

Gedung BCA, No. 49-51

BCA Yogyakarta
Gedung BCA. Foto oleh mimin SGPC

Gedung Bank Central Asia di petak nomor 48-51 merupakan satu-satunya “tulisan pendek” yang berasal dari sisi timur. Gedung berlantai lima dengan dua ruang bawah tanah ini memiliki luas lantai 12.500 m2, dibangun oleh afiliasi dari BCA yaitu Total Bangun Persada mulai tahun 1993 hingga selesai keseluruhan setahun kemudian. Peresmian gedung yang difungsikan sebagai kantor cabang utama BCA untuk Kota Yogyakarta ini diadakan pada tanggal 16 Desember 1994, dengan upacara potong tumpeng oleh Gubernur DIY Paku Alam VIII, bersama dengan petinggi Bank BCA.

Gedung BCA Yogyakarta menggantikan kantor di Jalan Urip Sumohardjo No. 62 (sekarang BPR Natasha) sebagai kantor cabang utama. Namun, di awal-awal pembukaan gedung ini, BCA bukan satu-satunya penghuni. Awal 1995, Supermarket Gelael menempati ruang basement 2 dengan luas 1.200 m2, lebih luas dari outlet lama di Jalan Adisucipto No. 167 Depok, Sleman (sekarang pusat kulakan ponsel, dan sempat jadi gudang Gelael pasca-pindah). Sayangnya outlet yang dibuka pada 17 Februari 1995 itu tidak bertahan lama sehingga lagi-lagi gedung ini murni hanya ditempati oleh bank milik kelompok Djarum tersebut.

Referensi tambahan

  1. “Calon Gedung BDN Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 9 Juli 1993, hal. 5.
  2. dhi (1993). “BDN Yogya Tempati Gedung Baru.” Harian Berita Nasional (Bernas), 18 Agustus 1993, hal. 5.
  3. Ropesta Sitorus (2019). “OJK Mulai Membangun Gedung Baru di Yogyakarta.” Bisniscom, 22 Juni 2019. Diakses 28 November 2022 (arsip)
  4. Rilis pers (2019). “Pemkot Dukung Pembangunan Gedung Baru OJK.” Pemerintah Kota Yogyakarta, 21 Juni 2019. Diakses 29 November 2022 (arsip)
  5. Rilis pers (2020). “Peresmian Gedung Otoritas Jasa Keuangan – OJK Kota Yogyakarta.” Adhi Karya, 24 Agustus 2020. Diakses 29 November 2022 (arsip)
  6. Erick Setiadi (editor) (2020). “Gedung OJK di Yogyakarta telah diresmikan.” Investor Daily, 26 Agustus 2020. Diakses 29 November 2022 (arsip)
  7. danar (2021). “Ditinggal dalam kondisi rusak, Pemilik kantor lama OJK DIY ungkap kekecewaan.” Kedaulatan Rakyat, 14 Desember 2021. Diakses 29 November 2022 (arsip)
  8. Profil di Balai Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan & Kebudayaan:
  9. reh/afh (1991). “Lippobank Yogya Diresmikan.” Harian Berita Nasional (Bernas), 22 Maret 1991, hal. 5
  10. Iklan Peresmian Gedung Lippobank. Harian Berita Nasional (Bernas), 21 Maret 1991, hal. 11
  11. Arsip halaman resmi Bank Exim, diarsip 9 Juli 1998
  12. Arsip halaman resmi Bank Dagang Negara, diarsip 24 Januari 1998
  13. tra (1992). “Ribuan Warga Masyarakat Hadiri Uji Coba TB Gramedia.” Harian Berita Nasional (Bernas), 28 September 1992, hal. 2
  14. ans (1992). “Diversifikasi Produk Jual di Toko Buku.” Harian Berita Nasional (Bernas), 4 November 1992, hal. 5
  15. Petrus Dabu (2017). “Bank Syariah Mandiri resmikan kantor baru di Jogja.” KONTAN, 23 November 2017. Diakses 30 November 2022 (arsip)
  16. dhi (1994). “Gedung Kantor Baru BCA Cabang Utama Yogya Diresmikan: BCA Yogya Raih Aset Terbesar di DIY.” Harian Berita Nasional (Bernas), 16 Desember 1994, hal. 5
  17. dhi (1995). “Hari Ini Gelael Mulai Beroperasi: Langsung Menggebrak lewat tiga jenis promosi.” Harian Berita Nasional (Bernas), 17 Februari 1995, hal. 5
  18. dhi (1995). “Gelael Yogya Pindah ke Outlet Baru: Di Gedung BCA Cabang Utama Yogya.” Harian Berita Nasional (Bernas), 24 Januari 1995, hal. 5
  19. dhi (1995). “BRI Cabang Yogya-Tiro Bangun Gedung Kantor Berlantai 6.” Harian Berita Nasional (Bernas), 25 April 1995, hal. 5
  20. Arsip halaman resmi Total Bangun Persada, diarsip 17 April 2019. “Bank Central Asia office building”
  21. ANTARA (1984). “Kehadiran Bank Mutlak Diperlukan Masyarakat.” Berita Yudha, 19 November 1984, hal. 7 [catatan: judul dan isi artikel tertukar]
  22. Fuska Sani Evani (2015). “Bank Mandiri buka contact centre di Yogyakarta.” BeritaSatu, 5 September 2015, diakses 6 April 2023 (arsip)
  23. “BBD agar dapat melayani kepentingan rakyat kecil.” Harian Berita Nasional (Bernas), 8 November 1984, hal. 1

Iklan

Kunjungilah Trakteer SGPC untuk mendapatkan konten-konten akses dini dan eksklusif, dan bila anda perlu bahan dari koleksi pribadi SGPC, anda bisa mengunjungi TORSIP SGPC. Belum bisa bikin e-commerce sendiri sayangnya….


Bagaimana pendapat anda……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *