Bagi kalangan anak-anak distro dan indie di Parijs van Java akan mengenal pusat belanja ini. Parahyangan Plaza adalah pusat belanja berlantai 6 dan 1 basement yang berdiri di pojok Jalan Dalem Kaum dan Jalan Dewi Sartika. Pusat belanja veteran ini sudah ada sejak 1983, namun sejarah sebenarnya baru dibahas secara terperinci melalui artikel di Setiap Gedung Punya Cerita. Bagi pengelola mal, ini adalah kado baginya karena sekarang eksistensinya bisa dirayakan.
Awalnya Parahyangan Plaza direncanakan dibangun sebagai hotel; karena luas lahannya tidak memungkinkan, diputuskan membangun mall dan akhirnya bersaing dengan Kings Shopping Centre, Palaguna Plaza dan Plaza Asia-Afrika yang satu kawasan. Ia dirancang oleh orang kurang ternama bernama satu yaitu Ir. Sunaryo dan Ir. Subiawadi.
Menariknya, mall ini didesain tanpa kolom di tengah lantai gedung mirip kantoran sehingga terasa lega. Mal ini juga menyediakan parkir bawah tanah bagi 100 kendaraan roda empat – sempit untuk ukuran zaman sekarang. Dibangun oleh perusahaan bernama Prasarana Marga (yang anda kenal sebelumnya sebagai kontraktor Gedung Bank Dewa Rutji 6 tahun kemudian), konstruksinya berlangsung dari tanggal 13 Agustus 1982 hingga Desember 1983.
Walau konstruksi strukturnya sudah jadi keseluruhan, tiga lantai teratasnya belum diisi hingga setidaknya tahun 1984. Sementara penggunaan Parahyangan Plaza sendiri diresmikan oleh Walikota Bandung Ateng Wahyudi pada 15 Desember 1983.
Tenant yang menghuni pusat belanja hasil kembangan PT Yala Sena Sarana ini – hingga awal 1994 menurut pemberitaan Majalah Properti Indonesia – cukup bervariasi, dari toko-toko kecil, Ramayana Department Store, “Takara Kiddyland” di lantai lima, restoran siap saji “Amigo” dan masih banyak lagi yang ada di luar radar SGPC; lantai teratas adalah untuk ruang pertemuan dan selanjutnya menjadi balai olahraga. Mall ini merupakan yang pertama di Bandung dengan lift, dimana instalasinya direalisasikan sekitar Februari 1984.
Sayangnya, pada tahun 2001 petaka terjadi, sebuah kebakaran menghanguskan lantai empat sebuah restoran pada malam 29 Maret. Beberapa selang kemudian di tahun yang sama, Ramayana keluar dari Parahyangan Plaza. Tidak ingin terpuruk, pengelola Parahyangan Plaza, kini di tangan Indonesia Prima Property, mencoba menggaet tenant-tenant kecil, mulai dari gerai ponsel, jeans hingga distro, dan mengubah fungsi lantai 6 dari ruang pertemuan menjadi arena futsal dan melakukan pembenahan internal seperti penambahan atrium dan perbaikan fasilitas gedung. Baru di tahun 2005, kata pengelola, saat industri distro mulai booming di Bandung, mall ini mulai bersalin diri dari sebuah mall biasa menjadi sentra distro.
Data dan fakta
Alamat | Jalan Dalem Kaum No. 54 Regol, Kota Bandung, Jawa Barat |
Arsitek | Ir. Sunaryo dan Ir. Subiawadi |
Pemborong | Prasarana Marga |
Lama pembangunan | Agustus 1982 – Desember 1983 |
Diresmikan | 15 Desember 1983 |
Jumlah lantai | 6 lantai 1 basement |
Signifikasi | Pop culture (Sentra distro Bandung) |
Referensi
- “Walikota Akan Resmikan “Parahyangan Plaza.” Pikiran Rakyat, 12 Desember 1983
- Iklan Peresmian Parahyangan Plaza, Pikiran Rakyat, 15 Desember 1983, hal. 12
- “Parahyangan Plaza” Hendaknya Diterima Baik.” Pikiran Rakyat, 16 Desember 1983
- Patria Hidayat (2001). “Pertokoan Plasa Parahyangan Terbakar.” Liputan 6 SCTV, 30 Maret 2001, diakses 16 September 2022 (arsip)
- Halaman resmi Parahyangan Plaza, diakses 16 September 2022 (arsip 2022, arsip 2013)
- Herman Syahara (1994). “Mengintip Peluang di Kota Kembang.” Majalah Properti Indonesia No. 1, Februari 1994, hal. 94-95
Tinggalkan Balasan