Hi-Tech Mall adalah sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Kusuma Bangsa di Tambaksari, Surabaya, dibangun sebagai bagian dari pengembangan Taman Hiburan Rakyat Surabaya yang legendaris, berdiri di bekas lahan Pasar Malam dan THR itu sendiri. Mal yang kini dikelola oleh Pemkot Surabaya memiliki sejarah yang agak erat berkaitan dengan keberadaan THR dan Pasar Malam/Remaja itu sendiri, namun “oleng” mengingat mal ini mengalami kesalahan target pasar.
Secara historis, Hi-Tech Mall adalah mall besar di Surabaya yang dibangun di tahun 1980an, selain Tunjungan Plaza, Tunjungan Centre, Indo Plaza dan Surabaya Delta Plaza.
Sejarah: Dari THR Surabaya Mall menuju Hi-Tech Mall, mencari gegap gempita
Sebagai pengembangan THR Surabaya, pusat perbelanjaan tersebut pernah diberi nama THR Surabaya Mall. Hi-Tech Mall dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya, yang mengambilalih pusat perbelanjaan ini dari Sasana Boga, pengelola lama pusat perbelanjaan dari 1989 sampai 2019 (30 tahun). Pengembangan peremajaan Taman Hiburan Rakyat, yang juga menyertakan pembangunan THR Surabaya Mall, telah dimulai sejak 1982 tetapi pemancangannya baru dimulai sejak 18 Desember 1984.
THR Surabaya Mall dibangun oleh Putra Duta Anggada mulai tahun 1986 hingga selesai sekitar awal 1989, setelah sejak 1984 hingga 1986 hanya pancang pondasi. Selain pusat perbelanjaan itu sendiri, juga dibangun pusat kesenian baru yang terdiri dari panggung Srimulat, wayang, ketoprak, ludruk, kolam renang dan arena terbuka yang sudah diserahkan kepada Pemkot Surabaya dan dikontrakkan ke pihak ketiga lain. Awalnya mall ini hanya diberi nama “Surabaya Mall”, tetapi pihak Pemkot menolak karena ketiadaan kata “Taman Hiburan Remaja” yang menjadi ikon dari pengembangan mal ini.
THR Surabaya Mall, atau Mal Surabaya, diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur sore hingga malam tanggal 31 Mei 1989, sebagai kado hari jadi Kota Surabaya yang ke-696. Perayaannya berlangsung meriah dengan banyak acara hiburan baik tarian maupun kehadiran dari band legendaris Panbers. Keseluruhan proyek menghabiskan biaya Rp. 46 milyar. Selang beberapa minggu, pada 16 Juni 1989, pujasera THR Surabaya dibuka, dan bulan Oktober 1989, swalayan Daimaru dan department store Riseta. Beberapa tenant awal lain terdiri dari KFC, Texas Fried Chicken, Toko Buku Siswa dan Citra Kosmetik.
Layu sebelum berkembang hingga reposisi
Pasca dibuka, THR Surabaya Mall justru mengalami masalah dimana beberapa penghuninya memutuskan meninggalkan pusat perbelanjaan yang dijanjikan akan menjadi tambang usaha itu. Beberapa tenant seperti Riseta menyebutkan ketidakjelasan pangsa pasar THR Mall Surabaya memaksa mereka hanya bertahan enam bulan di tempat ini dan berhenti beroperasi sejak Mei 1990. Bahkan pada tahun 1991, KOMPAS melaporkan bahwa pengelola THR Surabaya Mall membanting tarif sewa, dan muncul rumor mall ini akan dijual ke PT Bayu Beringin Lestari (Grup Salim), yang dibantah baik pihak Salim maupun Sasana Boga (sebenarnya Salim mengakuisisi Surabaya Delta Plaza dan Wijaya Shopping Centre). Soal penyebab sepinya THR Mall Surabaya bisa dibaca di bagian Arsitektur.
Puncaknya, pada tahun 1992, pengelola pusat perbelanjaan tersebut mulai menunggak pajak penghasilan, pertambahan nilai dan pajak bumi & bangunan. Direktorat Pajak menyita gedung dan tanah tersebut dan mobil operasional milik pengelola Sasana Boga pada Februari 1995. Agar tidak dilelang, pengelola langsung bergerak melunasi tunggakan pajak tersebut dengan pinjaman bank, dirumorkan mencapai Rp. 1,8 milyar (1995, setara Rp. 15,7 milyar nilai 2021), di tanggal 28 Februari 1995. Tercatat saat itu hanya 20 persen ruang ritel Surabaya Mall yang terisi.
Padahal, di periode 1992-94, pihak THR Surabaya Mall sudah melakukan beberapa perubahan. Sejak 1 Mei 1992, Sasana Boga sudah di bawah manajemen baru, serta mengubah posisi pasarnya menjadi pusat bisnis dan grosiran, yang artinya pesaingnya adalah semacam Pasar Turi. Pada tahun 1994, mal ini mulai merenovasi fasilitas pusat jajanan serba ada dan menggaet Matahari Department Store guna mengisi ruangan toko di mall ini. Mega M THR Surabaya Mall, dengan luas lantai 10.085 m2 mulai beroperasi pada 17 Juni 1997.
Tenant lain yang menggelar usahanya disini adalah Ramayana. Pada tahun 2001, saat booming produk IT di Indonesia, Sasana Boga membuka tawaran tenant untuk toko-toko IT, sehingga kembali melakukan reposisi pangsa pasar menjadi pusat perbelanjaan komputer dan ponsel yang difinalisasi sejak Januari 2004. THR Surabaya Mall juga berganti nama menjadi Hi-Tech Mall Surabaya. Matahari, di bulan yang sama, menutup tokonya (dahulu Mega M) di THR Surabaya Mall. Pasca tutupnya Matahari, efektif Hi-Tech Mall menjadi sebuah pusat perbelanjaan komputer terbesar di Indonesia bagian Timur.
Merosotnya gegap-gempita mal komputer Hi-Tech Mall
Memasuki akhir dekade 2010an gegap gempita mall Hi-Tech Mall Surabaya kembali melesu, terutama dengan mulai bergesernya kebutuhan komputasi. Per tahun 2018, beberapa penghuni yang mayoritas toko komputer perlahan meninggalkan Hi-Tech Mall (sebagian besar berpindah ke ITC Mega Grosir) setelah Pemkot Surabaya berencana mengalihfungsikan sepenuhnya pusat perbelanjaan tersebut menjadi pusat kebudayaan, tetapi akhirnya per September 2019 Pemkot Surabaya memutuskan mengurangi porsi kebudayaan menjadi 25 persen atas permintaan pedagang Hi-Tech Mall. Gegap-gempita tersebut semakin melesu dengan tutupnya Taman Hiburan Remaja (di bawah pengelola yang berbeda) yang menjadi fokus utama Hi-Tech Mall, sejak Agustus 2018.
Sejak 1 April 2019, Hi-Tech Mall akhirnya kembali ke tangan Pemkot setelah 30 tahun dikelola Sasana Boga. Selama empat hari, mulai 2 April hingga 5 April 2019, Hi-Tech Mall ditutup sementara untuk pendataan, dan dibuka lagi 6 April 2019.
Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak pedagang Hi-Tech Mall tidak diperkenankan mengadakan aktivitasnya di dalam mal; Pemkot Surabaya baru mengizinkan mereka berkegiatan di dalam mall sejak Agustus 2021 melalui protokol kesehatan. Sejak awal April 2022, Pemkot mengumpulkan pedagang yang tersisa di Hi-Tech Mall ke lantai dasar sembari menyusun rencana baru untuk Hi-Tech Mall dan eks Taman Hiburan Remaja ke depannya.
Arsitektur: Ditempatkan di depan
Hi-Tech Mall dirancang oleh tim arsitek Atelier 6 bersama dengan Enviro-Tec, sebuah firma arsitektur asal Singapura (kini dinaturalisasi menjadi biro arsitek nasional), dengan gaya arsitektur pasca-modern yang dinamis dan gegap gempita. Hi-Tech Mall memiliki 5 lantai ritel dan 7 lantai gedung parkiran dengan luas ritel total 76 ribu meter persegi dan 20 ribu meter persegi ruang parkir.
Itikad baik awal desain arsitektur Hi-Tech Mall Surabaya adalah menjadikan pusat perbelanjaan ini campuran semua kelas sosial baik bawah hingga menengah ke atas, dengan desain dirancang memiliki atrium dan hall utama yang terhubung langsung ke Taman Hiburan Remaja. Desain melengkung ala Plaza 89 dan Pasar Pagi Mangga Dua Jakarta diadopsi sebagai pengingat dari pintu masuk THR lama. Unsur tradisionalnya hanya berupa bentuk step ala candi bentar di permukaan bangunan.
Alasan pihak Atelier 6 menempatkan Hi-Tech Mall di depan THR adalah karena daya tarik mall yang lebih kuat. Sayangnya, ide menyatukan kawasan kebudayaan kelas bawah dengan mall kalangan atas menjadi blunder bagi Sasana Boga, Atelier 6 dan Enviro-Tec. Catatan pemberitaan KOMPAS pada Mei 1990 menyebutkan bahwa pengunjung yang datang ke THR Plaza Surabaya hanya melihat barang belanjaan atau datang-datang saja sebagai tempat berkumpul alias ngeceng, tanpa berbelanja.
Data dan fakta
Nama lama | THR Mall Surabaya THR Plaza Surabaya (tentatif) |
Alamat | Jalan Kusuma Bangsa Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur |
Arsitek | Atelier 6 Enviro-Tec |
Pemborong | Putra Duta Anggada |
Lama pembangunan | 1984 – 1989 |
Tanggal peresmian | 31 Mei 1989 |
Jumlah lantai | 5 lantai |
Biaya pembangunan | Rp. 46 milyar (1989) Rp. 633 milyar (inflasi 2021) |
Referensi
- Urip Yustono (1988). “THR Plaza Surabaya: Perpaduan antara pusat perbelanjaan dan kesenian”. Majalah Konstruksi No. 119, Maret 1988, hal. 13-17
- Urip Yustono (1989). “THR Surabaya Mall: Bentuknya yang dinamis dan gegap gempita”. Majalah Konstruksi No. 135, Juli 1989, hal. 39-43
- mf/gp (1989). “Sore Ini, Gubernur Resmikan Surabaya Mall.” Jawa Pos, 31 Mei 1989, hal. 2
- dh/il (1989). “THR Surabaya Mall Mampu Kembalikan Nilai Historis”. Jawa Pos, 1 Juni 1989, hal. 2
- gp (1989). “Diresmikan, Pujasera THR Surabaya Mall”. Jawa Pos, 16 Juni 1989, hal. 2
- il (1989). “Setelah Daimaru, Akan Dibuka Riseta di THR”. Jawa Pos, 13 Oktober 1989 hal. 5
- C.M. Kuntari/Abdul Lathif (1990). “Plaza di Surabaya, Nafsu Besar, Tenaga Kurang”. KOMPAS, 27 Mei 1990, hal. 8
- Try Haryono; Abdul Latief; Chris Pudjiastuti et. al. (1991). “Plaza di Kota Besar: Yang Melejit, Yang Dibanting”. KOMPAS, 17 Februari 1991, hal. 1
- faj (2004). “Sasana Boga Reposisi Hi-Tech Mall”. KOMPAS Jawa Timur, 21 Januari 2004, hal. F
- l14 (2004). “Sebanyak 79 Karyawan Matahari Mall Surabaya Dimutasi”. KOMPAS Jawa Timur, 27 Januari 2004, hal. F
- Aan Haryono (2018). “Pedagang Hi-Tech Mall Berharap Bisa Tetap Berjualan“. Seputar Indonesia, 8 Oktober 2018. Diakses 11 Mei 2021 (arsip)
- Amir Baihaqi (2019). “Meski Tidak Beroperasi, Pemkot Bantah Tutup Hi-Tech Mall.” Detikcom, 2 April 2019. Diakses 11 Mei 2021 (arsip)
- Agung Hari Baskoro (2019). “Sempat Tutup Lima Hari, Hi-Tech Mall Dibuka Kembali.” Suara Surabaya, 6 April 2019. Diakses 11 Mei 2021 (arsip)
- Dian Kurniawan (2019). “Surabaya Siapkan Hi-Tech Mall Jadi Pusat Kesenian dan Pertokoan Elektronik“. Liputan 6 SCTV, 23 September 2019. Diakses 11 Mei 2021 (arsip)
- hdr/jpc (2018). “THR Surabaya Tutup, Warga Masih Boleh Berkunjung“. Jawa Pos (online), 29 Agustus 2018. Diakses 11 Mei 2021 (arsip)
- Halaman resmi Matahari, diarsip 29 September 2000
- ita (1995). “Surabaya Mall Batal Dilelang.” Jawa Pos, 1 Maret 1995, hal. 2
- Ghinan Salman (2021). “Pemkot Surabaya Izinkan Pedagang Hi-Tech Mall Kembali Jualan di dalam Gedung.” KOMPAScom, 21 Agustus 2021, diakses 26 Mei 2022 (arsip)
- Latu Ratri Mubyarsah (2022). “Pedagang Hi-Tech Mall Mulai Direlokasi.” Jawa Pos, 5 April 2022. Diakses 26 Mei 2022 (arsip)
- gim (1994). “Investasi Rp. 20 M, Matahari Masuk Surabaya Mall.” Surabaya Post, 28 Juli 1994
- fan (1992). “Mulai 1 Mei, Surabaya Mall bermanajemen baru.” Surabaya Post, 30 April 1992
- gim (1994). “Surabaya Mall direnovasi.” Surabaya Post, 27 Juli 1994
- tya (1991). “Isu Surabaya Mall akan dijual dibantah presdir komisarisnya.” Surabaya Post, 16 November 1991
- Daftar gerai Matahari per 31 Desember 2001, diarsip 3 September 2004
- “THR mulai dibangun.” Surabaya Post, 18 Desember 1984, hal. 2
Tinggalkan Balasan