Disela-sela gedung Perpusnas dan Kementerian BUMN, terdapat kantor milik Telkom yang telah berusia 60 tahun lebih. Ini adalah Gedung Sentral Telepon Otomat (STO) Gambir yang dibangun sebagai fasilitas sentral telepon dan teleks PN Telekomunikasi, kini Telkom Indonesia.
Di era 1950an, sentral PN Telekomunikasi berada di dalam kawasan Lapangan Medan Merdeka alias Monas. Agar pembangunan Monumen Nasional lancar, bangunan yang berlokasi di dalam Lapangan Medan Merdeka mau tak mau harus digaruk habis. PN Postel, selanjutnya PN Telekomunikasi, akhirnya mendapatkan bangunan baru berlantai 8 yang mulai dibangun pada 17 Juni 1961. Rencana awalnya akan selesai bersamaan dengan perhelatan Asian Games 1962; karena lambannya pembebasan lahan, akhirnya tidak bisa diselesaikan tepat waktu seperti yang disesalkan Menteri Perhubungan Darat, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Letjen Djatikusumo saat pidato pemancangan tiang pertama gedung sentral PN Telekomunikasi hari itu juga.
Desain gedung Gedung Telekomunikasi di Medan Merdeka Selatan, yang dirancang oleh biro arsitektur (konsultan perencanaan) Sangkuriang disebut merupakan bangunan berlanggam fungsional modern yang tak menganut ciri atau corak manapun, berbentuk kaku kotak dan tanpa dekorasi berlebihan. Gedung yang saat itu direncanakan akan memiliki maksimum 47 ribu saluran telepon, mulai dioperasikan dengan menggunakan 10 ribu saluran dan beberapa fasilitas telekomunikasi dan telegram lain pada 30 Januari 1964. Diperkirakan proyek ini menghabiskan biaya Rp. 750 juta rupiah nilai 1961.
Baru setahun digunakan, Gedung Telekomunikasi di Medan Merdeka Selatan menjadi lokasi kunci dari pemberontakan G30S yang gagal. 30 September 1965, terjadi perebutan terhadap fasilitas telekomunikasi oleh pemberontak “Dewan Jenderal” dan beberapa unsur Serikat Buruh Postel, termasuk Gedung Telekomunikasi Gambir. Angkatan Darat RI baru bisa merebut Gedung Telekomunikasi Gambir pada 1 Oktober 1965, dan diumumkan lewat RRI malam harinya.
Pasca-pemberontakan, sejak 1967, Gedung Telekomunikasi Gambir mulai digunakan untuk telepon satelit Indosat, hingga pada 1989, Indosat mulai memiliki sentral telepon sendiri di bundaran Bank Indonesia. Gedung Telekomunikasi Gambir, kini STO Gambir, sudah menjadi kantor Telkom Indonesia dengan berbagai fasilitas yang lebih canggih dan modern.
Tambahan mengenai detail awal-awal pembangunan, format ulang dan identifikasi arsitek (9 Agustus 2021)
Data dan fakta
Alamat | Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Gambir, Jakarta Pusat, Jakarta |
Arsitek | Sangkuriang |
Lama pembangunan | Juni 1961 – 1963 |
Dibuka | 30 Januari 1964 |
Jumlah lantai | 8 lantai |
Biaya pembangunan | Rp. 750 juta (1961) |
Signifikasi | Sejarah (G30S) |
Referensi
- ANTARA (1961). “Gedung Pusat Telekomunikasi termodern di Indonesia seharga Rp. 750 djuta dibangun.” Duta Masjarakat, 19 Juni 1961, hal. 2/”Gedung Telekomunikasi Bertingkat 8 Dengan Biaja Rp. 750 Djuta.” Merdeka, 19 Juni 1961, hal. 2 (sumber dianggap sama, tetapi ada beberapa perbedaan detail dari kedua koran ini)
- Direktorat Postel Departemen Perhubungan (1980). “Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia.” Jakarta: Direktorat Postel Departemen Perhubungan, hal. 72-73, 132, 145, 185
- Scott Merrillees (2015). “Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980.” Jakarta: Equinox Publishing. Halaman 14-15, 19
Leave a Reply