Gedung Indonesia Power adalah sebuah gedung kantor di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, yang sesuai namanya ditempati oleh anak usaha Perusahaan Listrik Negara bernama Indonesia Power. Gedung berlantai 10 tersebut dirancang oleh tim arsitek Perentjana Djaja dan awalnya dibangun sebagai kantor pusat dari Perusahaan Negara Timah. Secara lokasi, ia bersebelahan dengan kantor pusat Bulog dan terpisahkan dari kantor Best Agro International oleh Jalan H.R. Rasuna Said.
Gedung ini diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Pertambangan Prof. Soemantri Brodjonegoro pada 27 September 1972, menjelang sidang Dewan Timah Internasional keenam pada 3 Oktober 1972, rapat Dewan Timah Internasional pertama di luar London. Melihat desain arsitekturnya, Gedung Indonesia Power memiliki kemiripan dengan kantor Bank Indonesia di Banjarmasin dengan peneduh kacanya.
PN Timah berkantor di gedung ini dari tahun 1972 hingga 1991, saat BUMN yang sekarang bernama PT Timah pindah kantor pusat ke Provinsi Bangka Belitung. Sebuah berita dari harian KOMPAS tertanggal 28 Oktober 1993 mengabarkan penjualan gedung bekas kantor pusat PN Timah kepada Perusahaan Listrik Negara. Disebutkan bahwa PN Timah menawarkan banderol Rp. 90 milyar sementara PLN ingin mengakuisisi gedung itu dengan harga Rp. 68 milyar. Belum diketahui kapan pastinya negosiasi PN Timah dan PLN mencapai titik temu bersama nilanya.
Semenjak itulah PLN melalui anak perusahaannya, PT Indonesia Power, berkantor di gedung ini hingga pindah ke Menara Centennial secara bertahap mulai Oktober sampai Desember 2018, karena terancam dimusnahkan dari eksistensi dan perjanjian pinjam pakai Gedung Indonesia Power antara PLN dan Indonesia Power, tidak diperpanjang. Tetapi, saat ini PT Indonesia Power telah kembali berkantor di gedung ini.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1950an hingga 1970an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Nama lama | Kantor Pusat PN Timah |
Alamat | Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 18 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Perentjana Djaja |
Selesai dibangun | 1972 |
Jumlah lantai | 10 lantai |
Biaya pembangunan | Rp 1,6 milyar (1972) Rp 204 milyar (inflasi 2023) |
Referensi
- ANTARA (1972). “Menteri Pertambangan Resmikan Gedung Baru”. Kompas, 29 September 1972
- “Mk/Tom” (1993). “PLN Ingin Beli Gedung Timah”. Kompas, 28 Oktober 1993.
- Website resmi PT Indonesia Power
- Website resmi PT Timah
- Website Perentjana Djaja (arsip, foto)
- Slide presentasi di Scribd (memerlukan pendaftaran)
Tinggalkan Balasan