Badan Urusan Logistik merupakan badan usaha milik negara bidang logistik dan perdagangan di bidang pertanian dan kebutuhan pokok yang menentukan harga kebutuhan dasar terutama harga beras dan gabah, serta menyalurkan beras untuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka tugas negara dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bulog, nama singkatnya, berkantor di Gedung Badan Urusan Logistik (Gedung Bulog), sebuah gedung berlantai 17 yang di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, bertetangga dengan kantor Indonesia Power dan Kementerian Ketenagakerjaan, sejak 1980.
Gedung Bulog dengan luas lantai total 14.968 meter persegi dan tinggi 65 meter (kalkulasi manual) ini dirancang secara keroyokan antara Widya Pertiwi Engineering dan Atalanta Arupadhatu yang perancangannya dimulai pada tahun 1976 berdasarkan surat perintah kerja dari BULOG.
Sementara pembangunan gedungnya diborong oleh PT Pembangunan Jaya, sekarang bernama Jaya Konstruksi bersama dengan BUMN Nindya Karya, mulai sekitar 1977 sampai 1980 (estimasi karena ketiadaan data, tetapi struktur bangunan dikabarkan oleh Majalah Konstruksi sudah selesai bulan Desember 1979). BUMN logistik itu merogoh Rp 4 milyar untuk membangun gedung megah ini.
Gedung BULOG diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Soedharmono pada 31 Mei 1980. Sayangnya, gedung bergaya internasional ini sudah berubah penampilan sejak 2000an, dengan lapis komposit dengan kaca biru.
Arsitektur Gedung Bulog: Gedung modern yang tahan gempa
Gedung Badan Urusan Logistik rancangan kerjasama tim arsitek Widya Pertiwi-Atalanta Arupadhatu lebih identik dengan gaya internasionalnya sebelum dirombak oleh tim arsitek lain yang penulis tidak bisa identifikasi, ditujukan menampung 1200 pegawai BULOG dalam satu atap. Finishing bangunannya menggunakan keramik yang diimpor dari Jerman dan jendela berwarna gelap, yang merupakan ciri khas bangunan era Orde Baru tahun 1970an-1980an.
Secara struktural, Gedung Bulog dirancang tahan gempa dengan core bangunan dan 8 pasang kolom ganda sebagai penopang rangka lantai beton bertulang berprategangan, dan rangka lantainya sendiri ditopang oleh balok tepi yang diberi konstruksi konsol. Pondasi yang digunakan memiliki kedalaman 30 meter sebanyak 96 buah.
Sebelum renovasi, gedung ini memiliki lantai 17 yang lebih luas dari 16 lantai di bawahnya, ditambah atas permintaan BULOG saat pembangunan sedang berlangsung. Kasus yang sama juga terjadi pada Balai Kota DKI, Wisma Bank Rama (keduanya di Jakarta) dan Hotel Garden Palace Surabaya. Namun “cantilever” ini juga ikut hilang karena direnovasi.
Di belakang gedung ini terdapat Gedung Serbaguna Oryza yang sayangnya tidak diberitakan di Majalah Konstruksi atau harian KOMPAS; diduga gedung ini ditambah saat renovasi atau tidak dalam rencana awal pembangunan, dan karena Gedung Oryza inilah gedung berlantai 17 ini lebih identik (memerlukan registrasi) sebagai arena pernikahan, di Internet.
Selengkapnya mengenai garis besar gedung era 1980an dapat anda baca di artikel ini
Data dan fakta
Alamat | Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 49 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | Widya Pertiwi Engineering Atalanta Arupadhatu |
Pemborong | Nindya Karya (koordinator konstruksi dan finishing) Jaya Konstruksi (struktur) |
Lama pembangunan | 1976 – 1980 |
Diresmikan | 31 Mei 1980 |
Jumlah lantai | 17 lantai 1 basement |
Tinggi gedung | 65,2 meter |
Biaya pembangunan | Rp 4 milyar (1980) Rp 120 milyar (inflasi 2020) |
Signifikasi | Wedding |
Referensi
- NN (1980). “Gedung Bulog Bangunan Tahan Gempa”. Majalah Konstruksi, Juni 1980.
- AJ (1980). “Mensesneg: Cadangan beras Bulog sudah tercapai 1,7 juta ton”. KOMPAS, 1 Juni 1980.
- Halaman resmi BULOG, diakses 3 November 2023 (arsip)
Leave a Reply