The Park Pejaten adalah sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan tepatnya di dekat perempatan yang menghubungkan Jalan Warung Jati Barat, Jalan Warung Buncit dan Pejaten Raya alias Perempatan The Park Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mall yang dikelola oleh NWP Property ini sudah beroperasi sejak akhir 2000an di bawah kepemilikan lama Lippo Group.
Mall ini terdiri dari enam lantai pertokoan dengan luas lantai total 80.700 m2 dengan gaya arsitektur modern kontemporer. Tidak jelas siapakah arsitek dan kontraktor mall ini saat dibangun pada 2008.

Di lahan ini pernah direncanakan sebuah mal bernama Mal Pejaten

Sejarahnya ditarik ke akhir tahun 1997, saat krisis moneter mendekat. Pertengahan Desember 1997, pemilik pusat belanja Istana Pasar Baru, PT Panca Permata Harapan, memperkenalkan Mal Pejaten kepada masyarakat umum. Mall ini diperkirakan akan memiliki delapan lantai dengan luas total 75 ribu meter persegi di atas lahan seluas 23.000 m2, 3 lantai diantaranya digunakan untuk parkir.
Desain arsitekturnya dikaryakan oleh Cadiz International (CDG International, perancang Apartemen Puncak Marina dan Galaxy Mall di Surabaya dan Somerset Grand Citra di Jakarta) bersama dengan Perentjana Djaja. Diharapkan selesai pada akhir tahun 1998, krisis moneter membuat proyek ini terhambat hingga 9 tahun lamanya.
Era Pejaten Village (2008-2020)

Pada tanggal 4 April 2007, Grup Lippo melalui Lippo Karawaci mengakuisisi PT Panca Permata Harapan, sehingga secara langsung melanjutkan pengembangan pusat perbelanjaan ini. Di bawah nama baru Pejaten Village, pembangunan berjalan lancar hingga selesai pada akhir tahun 2008.
Dibawah nama dan pengelolaan baru, Pejaten Village memulai operasinya pada 17 Desember 2008. Biaya konstruksi diperkirakan mencapai 50 juta dolar AS (460 milyar rupiah nilai 2009, per kurs Kementerian Keuangan 2009). Ia adalah mall pertama milik Grup Lippo yang menerapkan sistem sewa.
Di masa jayanya, Pejaten Village dihuni oleh perusahaan afiliasi Grup Lippo, seperti Matahari Department Store, Hypermart dan Electronic Solutions. Namun, nama-nama non afiliasi seperti bioskop XXI dan Gramedia juga mengisi 160 unit pertokoan di mall berlantai lima dan 1 basement dengan luas lantai total 56.000 m2 plus parkir seluas 24.700 m2. Bioskop XXI selanjutnya diganti afiliasi Lippo lainnya, bioskop Cinepolis.
Detikcom mengklaim bahwa Pejaten Village dirancang oleh tim arsitek dari DP Architects, biro asal Singapura perancang mal-mal dan apartemen skala atas di Jakarta. Namun, SGPC tidak bisa menjamin kebenaran klaim ini. Menurut pemberitaan di majalah Properti Indonesia (April 2008), konsep mall ini disebut merupakan “extraordinary mall” dengan nama-nama yang mengindonesia dari biasanya untuk setiap lantai dari “Jalan-Jalan” di lantai besmen (lower ground), “Griya Gaya”, “Warna-Warni”, “Planet Gaul”, “Pernak-Pernik” hingga “Rame-Rame” di lantai 5. Kontras dengan Artha Gading atau Pondok Indah Mall 2 yang menerapkan konsep jalan-jalan keliling dunia. Ia juga memiliki fasilitas taman bermain.
Menjadi bagian dari keluarga Taman NWP (The Park Pejaten)
Kepemilikan Grup Lippo di Pejaten Village berusia 11 tahun. Akhir tahun 2019, Lippo Malls Indonesia Retail Trust – pemilik baru Pejaten Village pasca-Lippo Karawaci – menjual mall ini bersama dengan Binjai Supermall kepada PT Nirwana Wastu Pratama, pengelola mal-mal di bawah bendera The Park di beberapa kota-kota besar Indonesia. Biaya total pembelian kedua mall tersebut Rp. 1,3 triliun nilai 2019.
Namun, transformasi Pejaten Village menjadi The Park Pejaten “merangkak” karena menunggu momen pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 yang akhirnya bisa direalisasikan pada pertengahan tahun 2023. Dalam renovasi ini, terdapat perubahan-perubahan antara lain perubahan susunan tenant, interior yang dibuat lebih terkini dengan penambahan elemen kayu, perlampuan, mural dan tanaman rambat.
Penyesuaian tersebut rampung pada bulan Agustus 2024 dan diresmikan perubahannya melalui acara-acara spesial yang diadakan dari 16 hingga 24 Agustus 2024. Susunan tenant-tenant tidak banyak yang berubah dari sebelumnya, namun tenant seperti Azko, Informa dan Fitness First akhirnya membuka tokonya di dalam mal ini – khusus untuk Azko yang dahulu bernama Ace Hardware, Januari 2024.
Infokilat
Nama lama | Mal Pejaten Pejaten Village |
Alamat | Jalan Warung Jati Barat Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jakarta |
Arsitek | DP Architects |
Lama pembangunan | 2007 – 2008 |
Diresmikan | 17 Desember 2008 |
Jumlah lantai | 5 lantai 1 basement |
Biaya pembangunan | Rp. 460 milyar (2009) Rp. 817 milyar (inflasi 2024) |
Referensi
- Hilda B. Alexander (2008). “Pejaten Village: Buru Unserved Market.” Majalah Properti Indonesia No. 1171, April 2008, hal. 34-35
- Umi S. Ayus (1997). “Mal Pejaten.” Majalah Konstruksi No. 265, Desember 1997, hal. 57
- Annual Report Lippo Karawaci 2007, hal. 97
- Annual Report Lippo Karawaci 2008, hal. 13, 17, 27
- dro; ir (2008). “Jelang akhir tahun, Lippo buka Pejaten Village 19 Desember.” Detikcom, 20 November 2008. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
- Danang Sugianto (2020). “Lippo jual Pejaten Village dan Binjai Supermall, siapa pembelinya?” Detikcom, 5 Januari 2020. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
- Aisyah Sekar Ayu Maharani; Hilda B. Alexander (2024). “Renovasi The Park Pejaten kelar Maret, bidik kenaikan pengunjung hingga 50 persen.” KOMPAScom, 22 Januari 2024. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
- “Diakuisisi NWP Property, Pejaten Village Bertransformasi Jadi The Park Pejaten.” Property & Bank, 16 Agustus 2024. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
- Advertorial (2024). “Pejaten Mall bertransformasi, merespon perubahan gaya hidup masyarakat urban.” KOMPAScom, 18 Agustus 2024. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
- Advertorial (2024). “Bukan sekedar ganti nama: mengintip transformasi The Park Pejaten.” SWAsembada, 25 Agustus 2024. Diakses 14 Maret 2025 (arsip)
Leave a Reply